Tak Hanya Usia 18-55 Tahun, Uji Vaksin Kini Mulai Efektif untuk Lansia

KalbarOnline.com – Uji Vaksin Covid-19 sejauh ini baru diperuntukkan untuk kelompok usia 18-55 tahun. Sehingga lansia dan anak-anak masih menunggu uji coba lebih lanjut. Namun, muncul kabar baik. Uji coba vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan di Inggris menghasilkan respons kekebalan pada orang dewasa yang lebih muda dan lebih tua. Artinya uji vaksin mulai efektif untuk lansia dan orang dewasa lebih muda.

Vaksin Covid-19 yang dimaksud adalah yang tengah dikembangkan perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca. Tentunya itu memberi harapan dalam perang melawan pandemi virus Korona.

  • Baca juga: Peneliti AS Sebut 4 Kandidat Vaksin Covid-19 Bisa Picu Tertular HIV

Vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford itu juga memicu respons di antara para lansia. Berdasar itu berpotensi untuk melawan pandemi lebih luas lagi.

“Sangat menggembirakan melihat tanggapan imunogenisitas serupa antara orang dewasa yang lebih tua dan lebih muda dan bahwa reaktogenisitas lebih rendah pada orang dewasa yang lebih tua, di mana tingkat keparahan penyakit Covid-19 lebih tinggi,” kata juru bicara AstraZeneca seperti dilaporkan Financial Times.

“Hasil lebih lanjut membangun bukti keamanan dan imunogenisitas AZD1222,” kata juru bicara itu, mengacu pada nama teknis vaksin.

Baca Juga :  Pilih yang Manjur, Singapura Setujui Dua Vaksin Covid-19 dari AS

Dilansir dari Al Jazeera, Selasa (27/10), AstraZeneca tidak memberikan rincian data di balik pernyataan tersebut atau mengatakan kapan akan mempublikasikan data uji coba tahap akhir yang ditunggu-tunggu. Vaksin Oxford/AstraZeneca diharapkan menjadi salah satu yang pertama dari farmasi besar yang mendapatkan persetujuan peraturan, bersama dengan kandidat Pfizer dan BioNTech, ketika dunia mencoba untuk merencanakan jalan keluar dari pandemi Covid-19.

Lansia memang masuk kelompok rentan terinfeksi Covid-19. Sistem kekebalan mereka melemah seiring bertambahnya usia. Dan, lansia adalah mereka yang paling berisiko meninggal akibat virus Korona.

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan vaksin belum siap, tetapi dia sedang mempersiapkan logistik untuk kemungkinan peluncuran sebagian besar pada paruh pertama 2021. Pekerjaan vaksin Oxford dimulai pada Januari. Disebut AZD1222 atau ChAdOx1 nCoV-19, vaksin vektor virus dibuat dari versi lemah dari virus flu biasa yang menyebabkan infeksi pada simpanse.

Virus flu simpanse telah diubah secara genetik untuk memasukkan urutan genetik dari apa yang disebut protein lonjakan yang digunakan virus Korona untuk masuk ke sel manusia. Harapannya, tubuh manusia kemudian akan menyerang virus SARS-Cov-2 jika melihatnya.

Baca Juga :  Penelitian Obat Covid-19 Unair Tetap Harus Diapreasiasi

Ahli Penyakit Menular Annelies Wilder-Smith di London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan uji coba fase III, yang melibatkan pengujian skala luas dengan puluhan ribu peserta, merupakan prasyarat untuk perizinan sebelum vaksin dapat diluncurkan publik. “Kami tidak tahu kemanjurannya pada saat ini dan itulah sebabnya kami sangat menunggu hasil uji coba fase ketiga,” ungkapnya kepada Al Jazeera dari Lucerne, Swiss.

Sebelumnya kandidat vaksin yang dikembangkan hanya untuk usia 18-55 tahun. Menurut hasil uji coba awal yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet pada Juli, vaksin AZD1222 menghasilkan tanggapan kekebalan yang kuat hanya pada sekelompok orang dewasa sehat berusia antara 18 dan 55 tahun. Hasilnya tanpa efek samping yang serius.

Lebih dari 200 kandidat vaksin saat ini sedang dikembangkan secara global. Termasuk vaksin Oxford dan calon perusahaan bioteknologi AS Moderna, telah mencapai uji coba fase ketiga.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment