Jika Melihat Situasinya, Ketua Umum PP PBSI Bisa Terpilih Aklamasi

KalbarOnline.com – Ari Wibowo hanya menyertakan sepuluh dukungan dari Pengurus Provinsi (Pengprov) PBSI ketika mengembalikan formulir pendaftaran ke tim penjaringan pemilihan bakal calon ketua umum PP PBSI 2020-2024 kemarin (26/10).

Sepuluh suara memang menjadi batas minimal bagi bakal calon untuk bisa lolos penjaringan. Namun, jumlah tersebut sangat riskan. Sebab, jika ada satu saja suara dukungan yang dianggap tidak sah, maka Ari tidak lolos.

Selain itu, dia tidak bisa melanjutkan niat dan ambisinya untuk menjadi Ketum PP PBSI 2020-2024 pada Musyawarah Nasional (Munas) yang berlangsung di Hotel JHL Serpong, Tangerang, pada 5-6 November.

  • Baca Juga: RESMI DITUTUP: Moeldoko Mundur, Ketum Baru PP PBSI dari Kalangan Sipil

Ari yang juga sebagai Ketua Pengprov Banten itu mengatakan hanya mendapat batas aman lantaran ada Pengprov yang batal untuk mendukungnya. “Janji dukung pukul 7 malam hari Minggu, tapi tiba-tiba cancel,” paparnya kepada Jawa Pos (27/10).

Baca Juga :  Cerita Ketua DPC Demokrat Solo yang Ditawari Rp125 Juta Agar Ikut KLB Sumut

Namun, Ari enggan mendetailkan pengprov mana yang dia maksude. Kendati demikian, dia tetap optimistis 10 suara yang didaftarkan tidak bermasalah. Alias administrasinya beres. Sehingga, syarat itu bisa menjadi jembatannya agar bisa lolos penjaringan.

Meskipun nantinya lolos, perjuangan Ari sangat berat. Sebab, calon lainnya, yakni Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Agung Firman Sampurna mengklaim telah mendaftarkan 29 suara.

Pada munas 2020, hanya ada 32 Pengprov yang bisa memberikan hak suaranya. Sedangkan dua pengprov lainnya, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Utara tidak bisa ikut memilih karena belum mendapat SK kepengurusan yang baru.

Artinya, ada dukungan yang tidak sah atau bisa dikatakan ada calon yang mendapatkan dukungan ganda.

Setelah ini, tim penjaringan memeriksa berkas yang telah diajukan tim sukses kedua bakal calon pada 27 sampai 30 Oktober. Pada periode ini, setiap bakal calon masih bisa melengkapi berkas. Setelah itu, pada 31 Oktober sampai 4 November bakal diumumkan siapa saja bakal calon yang lolos untuk menjadi calon.

Baca Juga :  Pernyataan Lengkap AHY Respon KLB Bodong yang Tetapkan Moeldoko Ketum Demokrat Abal-Abal

Melihat situasi yang ada, bukan tidak mungkin Ketum PBSI 2020-2024 akan terpilih secara aklamasi. Sama seperti periode-periode sebelumnya misalnya saat Wiranto (2016-2020), Gita Wirjawan (2012-2016), dan Djoko Santoso (2008-2012) terpilih.

Sebelumnya, Moeldoko yang dijagokan para legenda bulu tangkis tanah air menolak untuk dicalonkan. Liem Swie King salah seorang legenda yang juga mendukung Moeldoko menyebut keputusan tersebut kemungkinan besar karena kesibukannya sebagai Kepala Staf Kepresidenan.

Juara All England dua kali Hariyanto Arbi juga menyebutkan bahwa tugas negara yang diemban Moeldoko lebih penting. “Waktu ketemuan memang beliau menyampaikan nggak mau setengah-setengah. Kalau mau, mesti siap membawa kejayaan bulu tangkis Indonesia,” paparnya.

Soal tersisa dua calon, Hariyanto menyerahkan sepenuhnya kepada pemilik suara  “Tergantung pengprov yang pilih,” ujarnya.

Comment