Jabatan Muhyiddin Yassin Sebagai Perdana Menteri Malaysia Makin Goyah

KalbarOnline.com − Muhyiddin Yassin berada dalam tekanan. Banyak pihak yang memintanya mundur dari jabatan sebagai perdana menteri (PM) Malaysia. Itu terjadi setelah Minggu (25/10) Raja Malaysia Sultan Abdullah menolak permintaannya untuk menerapkan status darurat terkait penanganan pandemi Covid-19.

Para kritikus, koalisi, dan oposisi menilai bahwa permintaan Muhyiddin kepada raja hanyalah dalih untuk menghindari tantangan terhadap kepemimpinannya yang goyah. Jika status darurat diterapkan, otomatis kegiatan di parlemen dihentikan sementara. Muhyiddin bisa menerapkan aturan apa pun tanpa perlu persetujuan dari parlemen.

”Syukurlah, raja tidak terpengaruh oleh permainan politik yang bisa menarik negara dalam situasi yang lebih kritis lagi. Kesejahteraan rakyat lebih penting, Muhyiddin harus mundur,” bunyi unggahan Ahmad Puad Zarkashi, anggota parlemen dari United Malays National Organisation (UMNO). UMNO adalah anggota terbesar koalisi pemerintah yang tergabung dalam Perikatan Nasional (PN).

Sebelum memberikan keputusannya, raja mengadakan rapat terlebih dahulu dengan delapan pemimpin kerajaan lainnya. Di negeri jiran ada sembilan kerajaan yang pemimpinnya menjabat raja Malaysia secara bergiliran setiap lima tahun sekali. Dari hasil pertemuan itu, para petinggi kerajaan memandang bahwa untuk situasi saat ini, raja tidak perlu sampai mendeklarasikan status darurat di sebagian wilayah ataupun di seluruh Malaysia.

Baca Juga :  Terbuai Janji Manis Dinikahi, WNI asal Sambas Kalbar Jadi Korban Perdagangan Orang

Kasus Covid-19 di Malaysia memang mengalami kenaikan. Kemarin kasus hariannya mencapai 1.240. Itu adalah yang tertinggi sejak pandemi melanda. Total kasusnya mencapai 27.805.

Menanggapi hal tersebut, Senin (26/10) Muhyiddin menggelar rapat kabinet terbatas dengan para petinggi pemerintahan. Mereka membahas poin-poin utama yang disampaikan raja kepada Muhyiddin. Belum diungkap apa saja pembahasannya meski rapat itu selesai sebelum tengah hari.

Kepala Kongres India Malaysia S.A. Vigneswaran mengungkapkan bahwa pengunduran diri Muhyiddin tidak dibahas dalam rapat. Beberapa petinggi UMNO hadir dalam rapat itu, tapi sebagian lagi tidak. Salah seorang yang tidak hadir adalah Presiden UMNO Zahid Hamidi yang mengaku sedang sakit.

Baca Juga :  Meninggal di Usia 48 Tahun, Coco Lee Wariskan Aset Properti Rp439 Miliar ke Ibu dan Kakak

UMNO dan koalisi Barisan Nasional (BN) mengadakan rapat sendiri siang harinya. Sumber internal menyatakan bahwa mereka tengah membahas apakah akan terus mendukung atau menarik diri dari koalisi PN.

Posisi Muhyiddin saat ini memang goyah. Koalisinya rawan terbelah. UMNO jelas-jelas ingin merapatkan barisan dan menguasai pemerintahan. Sementara itu, Anwar Ibrahim mengklaim bahwa dirinya mendapatkan dukungan dari mayoritas anggota parlemen. Jika hal itu benar, Muhyiddin bakal sulit mempertahankan kursinya.

Analis politik dari Singapore Institute of International Affairs Oh Ei Sun mengungkapkan bahwa petinggi kerajaan mempertimbangkan ketidakpuasan rakyat yang memuncak saat menolak permintaan Muhyiddin. Penduduk Malaysia bahkan berterima kasih dan memuji raja atas penolakannya. ”Penolakan tersebut jelas mengganggu langkah politik Muhyiddin,” tegas Oh Ei Sun seperti dikutip Agence France-Presse.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment