Pipres AS: Trump Pakai Lagi Taktik 2016 di Debat Terakhir Hadapi Biden

KalbarOnline.com – Di kursi penonton, atas undangan Donald Trump, ada Tony Bobulinski. Dia pebisnis yang sempat menggelar konferensi pers untuk menyatakan Hunter Biden punya bisnis gelap di Ukraina dan Tiongkok.

Dan, di atas panggung, Trump, calon presiden (capres) Partai Republik, meminta Joe Biden, rivalnya dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat yang juga ayah Hunter Biden, untuk menyerahkan isi laptop milik sang anak. Yang diduga berisi borok selama sang ayah jadi wakil presiden.

’’Mari kita lihat isi laptop dari neraka. Saya rasa Anda (Biden, Red) berutang sebuah penjelasan kepada rakyat AS,’’ katanya dalam debat pilpres AS edisi terakhir Kamis lalu (22/10) seperti dikutip dari The Intelligencer.

Ini taktik lama sebenarnya. Sudah pernah digunakan Trump pada pilpres 2016 melawan Hillary Clinton. Ketika itu, juga dalam debat, dia mengundang tiga perempuan yang pernah serong dengan Bill Clinton, suami Hillary. Dia juga terus mengungkit skandal e-mail Hillary.

Taktik tersebut terbilang sukses kala itu. Tapi, bagaimana dengan kali ini? Masih ada 11 hari sebelum pesta demokrasi AS dimulai. Namun, berbagai hasil jajak pendapat terbaru memperlihatkan keunggulan Biden. Survei online CNN, misalnya, menunjukkan 53 persen responden menganggap Biden berargumen lebih baik.

Baca Juga :  Hadapi Pemilu Presiden AS, Google Bakal Blokir Iklan Politik

Tak sia-sia wakil presiden di era kepresidenan Barack Obama itu merelakan jadwal kampanye untuk berkonsolidasi dengan tim kampanye pekan ini. Mantan wakil presiden AS tersebut lebih percaya diri dan tak cepat tersulut emosi.

Dia juga memilih diksi sederhana untuk mengambil hati pendukung Trump. Pada debat pertama, dia terus mengungkit istilah tidak ada tuduhan memberatkan di penyelidikan tentang Hunter Biden. Tapi, kali ini, dia mengemasnya lebih simpel. ’’Tuduhan itu tak benar. Saya tak menerima satu sen pun dari Ukraina atau Tiongkok,’’ ungkapnya seperti dikutip CNN.

Trump sebenarnya juga tampil beda di debat terakhir yang dimoderatori Kristen Welker tersebut. Kandidat petahana itu lebih kalem. Beda sekali dengan debat pertama di Cleveland bulan lalu kala dia bersikap agresif mengingat peringai Biden yang cenderung kalem dan kerap tiba-tiba gagap.

Dalam debat kemarin, Biden mempersilakan publik mencari kejanggalan dalam laporan pajak selama 22 tahun terakhir. Di saat yang sama, dia juga menyerang balik soal laporan pajak Trump yang tak kunjung dirilis ke ranah umum. Serta, laporan media mengenai akun perusahaan Trump di Tiongkok. ’’Sudah empat tahun Anda selalu berjanji. Kapan janji itu ditepati,’’ tegasnya.

Baca Juga :  Tembus Rekor Harian Covid-19, Malaysia Beri Sinyal Kembali Lockdown

Salah satu pukulan telak dilepaskan Biden saat Trump berusaha mengasosiasikan sang lawan dengan koleganya di Demokrat. Dia menyebut rencana Bernie Sanders terkait sosialisasi industri obat dan kutipan Hillary Clinton soal tudingan pemuda kulit hitam sebagai predator.

’’Orang ini (Trump) sangat bingung. Dia pikir dia melawan orang lain, padahal saya menang (primary) karena saya tak setuju dengan mereka,’’ papar Biden.

Di waktu tersisa, Trump tampaknya bakal fokus pada skandal Hunter Biden dengan bukti e-mail yang baru dirilis. Meski, beberapa media meragukan bahwa catatan itu bisa menumpas Biden. Staf redaksi Wall Street Journal pun menyangkal artikel opini yang dirilis kantor berita yang sama beberapa jam sebelumnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment