Wabah Covid-19 Reda, Angka Pernikahan di Tiongkok Meningkat

KalbarOnline.com – Sebagian warga Tiongkok mengeluhkan dampak yang mereka dapatkan setelah pemerintah berhasil menanggulangi wabah virus korona. Salah satunya, defisit anggaran rumah tangga karena banyak hajatan pernikahan. Dalam delapan hari terakhir, 600 ribu pernikahan yang diadakan membuat beberapa orang terpaksa merogoh kocek dalam-dalam.

Masyarakat Tiongkok memang biasanya memanfaatkan hari libur hari kemerdekaan nasional untuk menggelar hajatan. Hal tersebut disebabkan pemerintah memberikan kesempatan libur hingga delapan hari. Yang menjadi masalah, libur panjang kali ini bertepatan dengan momen masyarakat Tiongkok bebas dari hampir semua tindakan pencegahan wabah Covid-19.

  • Baca juga: Mahasiswa AS Puji Tiongkok yang Kembali Normal, Sebut Pandemi Berakhir
Baca Juga :  Pemain MU Antony Santos Dilaporkan Lakukan KDRT hingga Dicoret dari Daftar Pemain Brasil

Pemerintah bahkan mendorong warganya untuk berlibur ke tempat wisata atau fasilitas hiburan lainnya. Menurut The Guardian, sekitar 637 juta jiwa warga dilaporkan melakukan perjalan dalam negeri dan menghabiskan 466 miliar yuan (Rp 1.019 triliun)

”Setelah melakukan langkah pencegahan selama setengah tahun, ini adalah momen masyarakat bisa bepergian,” Xu Xiaolei, kepala marketing operator wisata CYTS Tours, kepada Global Times.

Pada saat yang sama, lembaga pernikahan Hunliji mencatat bahwa pernikahan selama pekan liburan itu naik 11 persen menjadi 600 ribu. Di Wuhan, lokasi pertama munculnya Covid-19, 99 orang menikah dalam upacara luar ruangan. Kebanyakan adalah pekerja medis. Mereka baru bisa menikah setelah tertunda karena kewajiban menjadi ujung tombak penanganan Covid-19.

Baca Juga :  Tak Tahan Dirundung Ayah, Poster Akan Dirobek, ARMY Turki Akhiri Hidup

Saking banyaknya, seorang warga mengeluh karena harus menghadiri 23 pernikahan hanya dalam delapan hari. Lei mengatakan bahwa dirinya mengeluarkan 4.800 yuan alias Rp 10 juta untuk anggaran angpao pernikahan. Jika digabungkan dengan ongkos perjalanan, dia mengatakan, gaji satu bulan sudah hilang.

”Keluarga kami sudah membeli bahan makanan pada 30 September. Pada 10 Oktober bahan tersebut tak pernah disentuh karena kami selalu keluar,” ungkapnya menurut Newsweek.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment