Hendrawan: Keluarga Betah, Masih Punya Janji ke Chong Wei

KalbarOnline.com – Karir Hendrawan sebagai pemain maupun pelatih bulu tangkis terbilang sukses. Sebagai pelatih, pria asal Malang itu mengukir sejumlah prestasi di Malaysia.

Bagaimana pahlawan Thomas Cup 2002 itu bisa betah melatih di negeri jiran? Berikut wawancara Jawa Pos dengan legenda 48 tahun tersebut.

Seperti di Indonesia, Malaysia sekarang menghadapi pandemi Covid-19. Bagaimana kabar Anda dan keluarga?

Saya dan sekeluarga di sini baik-baik saja. Keadaan di Malaysia sekarang masih lockdown. Belum bisa balik Jakarta karena, apa ya, tiga negara di Asia yang kasusnya paling banyak seperti Indonesia, Filipina, dan India. Jadi, kami tidak bisa balik sementara ke negara kita sampai Desember. Kalau balik, kami tidak boleh masuk sini lagi.

Seperti apa menjalani lockdown di Malaysia?

Ya, saya lihat kami tinggal di Malaysia saat ini merasa aman. Kami bersyukur pemerintah Malaysia ini benar-benar serius ya menangani Covid-19. Saya tidak mau membandingkan Malaysia dengan Indonesia karena memang perbedaannya lebih banyak. Di sini pemerintahnya serius, mereka protect, lockdown, ada aturan-aturan yang harus dijalankan. Sampai hari ini pun, masker harus dipakai dan social distancing harus dilakukan.

Sudah lebih dari satu dekade Anda melatih di Malaysia. Apa yang membuat Anda nyaman?

Yang buat nyaman, anak-anak suka tinggal di sini ya, dari kecil, sekolah, sampai sekarang masuk universitas ya dua-duanya. Kemudian ya, kultur, makanan, budaya, dan cuaca tidak beda jauh dengan Indonesia. Di sini lebih tenang ya mungkin karena jumlah penduduknya tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan Indonesia. Jadi, suasananya lebih tenang. Kebetulan, saya tidak terlalu suka keramaian, hehe.

Baca Juga :  Tunggal No 174 Dunia Berusia 20 Tahun Selamatkan Timnya dari Kekalahan

Terkait dengan banyaknya pelatih Indonesia yang kini melatih tim Malaysia?

Ya, ini mungkin kali pertama dalam sejarah ya, nggak pernah ada pelatih Indonesia yang menjadi pelatih kepala di Malaysia. Kebetulan kan ada lima sektor, empat pelatihnya berasal dari Indonesia dan satu pelatih asli Malaysia. Kami juga merasa terbebani, ya tekanan. Mungkin ini kali pertama, tapi kami berempat berusaha profesional lah dan berusaha terbaik.

Anda pernah berjanji membantu Lee Chong Wei sampai dia pensiun. Janji itu sudah Anda tepati. Apa masih ada janji lain?

Memang, waktu itu saya diminta bantu Chong Wei. Suatu kali, setelah Olimpiade 2016, kami ngobrol-ngobrol dan Chong Wei merasa mau coba lagi lah sampai 2020. Waktu itu semestinya saya ada tawaran balik ke Indonesia. Tapi, Chong Wei tetap mau saya stay di Malaysia. Dia sampai meminta kepada pemerintah Malaysia ya soal PR (permanent resident) saya. Akhirnya, saya mendapatkan PR Malaysia bersama keluarga. Nah, seperti orang kan kita harus tahu diri dan tahu terima kasih, saya berjanji ingin bantu dia sampai pensiun. Saya harus menepati janji saya. Sampai dia pensiun karena kanker, dia minta saya tetap stay di sini untuk bantu pemain muda yang lain. Akhirnya, sampai sekarang saya melatih di sini.

Baca Juga :  Fokus Tingkat Tinggi, Ganda Indonesia 18 Tahun Pastikan Timnya Juara

Apa kata yang cocok untuk menggambarkan Lee Chong Wei?

Dia adalah pemain yang termasuk pekerja keras, memiliki tanggung jawab pada diri sendiri, dan profesional. Contohnya, dalam pertandingan, training, atau apa, dia mempunyai support service yang membantu dia. Dia memiliki masseur dan fisio sendiri. Karena itu, dia mendapat fasilitas business class dari pemerintah. Dia bisa memberikan balik kepada pemerintah yang sudah support dia. Dengan cara latihannya, cara makannya, tidurnya.

Sebagai pemain, momen apa yang paling berkesan?

Banyak ya. Waktu Olimpiade dapat perak, juara dunia, Thomas Cup tiga kali, dan terakhir 2002. Waktu itu saya menghadapi masalah surat bukti kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) ya. Akhirnya, saya ditolong Presiden Ibu Megawati. Meski mungkin prestasi saya tidak banyak, termasuk cukup lah memberikan yang terbaik kepada negara, hehe.

Ada keinginan untuk bisa melatih Indonesia suatu saat nanti?

Pasti ada, dari dulu ada. Tapi, mungkin belum jodoh. Suatu saat saya pasti akan kembali ke Indonesia. Ya, kalau ditanya kapan, susah untuk dijawab ya. Kita lihat lah nanti. Kalau memang jodoh, saya pasti bakal kembali lagi.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment