Mums, Terapkan Pola Asuh Penuh Humor, Empati, dan Diplomasi

Mums dan Dads pasti ingin menjadi orang tua terbaik bagi anak-anak. Kenyataannya, susah-susah gampang untuk membesarkan anak. Agar anak memiliki rasa percaya diri, baik hati, dan sukses di kemudian hari, Mums dan Dads harus menerapkan pola asuh yang positif sejak mereka kecil. Salah satu caranya dengan menerapkan pola asuh penuh humor, empati, dan diplomasi.

Mendidik anak secara secara positif lebih menekankan pada interaksi keluarga yang hangat dan saling mendukung satu sama lain. Orang tua harus membimbing anak-anak dengan penuh kasih sayang. Menurut penelitian, orang tua yang membesarkan anak-anak dengan empati dan diplomasi jauh lebih efektif daripada otoriter.

Jadilah orang tua yang suportif, jangan otoriter. Dengan begitu, anak akan menghormati, mendengarkan dan mempercayai orang tua daripada merasa takut. “Jika anak melakukan kesalahan, gantilah hukuman dengan empati dan pemecahan masalah yang mendukung. Penelitian menunjukkan bahwa, pola asuh yang positif bisa melindungi anak-anak dari stres,” kata Gwen Dewar, PhD, psikolog asal Amerika Serikat.

Baca juga: Tantangan Mengasuh Anak Generasi Alfa

Pola Asuh Penuh Humor, Empati, dan Diplomasi

Berikut adalah tips bagaimana menerapkan pola asuh dengan humor, empati, dan juga diplomasi.

1. Pahami Pikiran Anak-anak

Ada kalanya, perilaku anak-anak membuat Mums dan Dads menggelengkan kepala. Bagaimana bisa mereka tampak tidak rasional dan bertingkah laku aneh. Tapi, itulah anak-anak. Tingkah lakunya sesuai dengan pengalaman dan persepsi mereka tentang lingkungan sekitar, di mana perilaku mereka dimotivasi oleh kebutuhan.

Baca Juga :  Fakta di Balik Mitos Darah Ayam Bisa Menyebabkan Kutil

Oleh karena itu, Mums dan Dads harus memahami pikiran mereka. Dengan begitu, kita bisa mengatasi masalah yang muncul dan mengetahui keinginan anak. Jadi, apabila balita Mums mulai rewel dan berperilaku buruk, tanyakan pada diri sendiri: Apakah anak saya itu lelah, bosan, mencari perhatian, atau merasa terancam? Setelah itu, Mums dan Dads bisa mengajak bicara anak setelah mereka tenang.

2. Alihkan Perhatian Mereka

Jika anak Mums dan Dads masih bayi atau balita, pola asuh yang positif sering kali berbentuk mengalihkan perhatian anak-anak. Idealnya, Mums atau Dads dapat mengantisipasi dan mencegah masalah dengan mengambil tindakan.

Misalnya, jika balita Mums telah memegang benda yang membahayakan seperti kabel, Mums harus berusaha tenang melepaskan kabel itu dan memberikan penggantinya pada anak.

Apabila anak-anak Mums merasa kesal dan bertengkar dengan saling berteriak, jangan perintahkan mereka untuk berhenti. Hal itu tidak ada gunanya karena mereka mungkin kewalahan oleh perasaan marah, tidak nyaman, atau merasa menjadi korban ketidakadilan dan tidak tahu bagaimana mengungkapkannya. Jalan keluarnya ialah, libatkan mereka secara aktif untuk mengalihkan perhatiannya. Misalkan dengan mengajaknya ikut serta dalam 20 pertanyaan.

Baca juga: Helicopter Parenting, Baik atau Tidak untuk Perkembangan Anak?

3. Gunakan Humor, Lelucon dan Permainan untuk Memotivasi Anak

Lelucon dan humor bisa menjadi alat diplomasi yang sangat diperlukan untuk mengasuh anak. Jangan ragu untuk menyampaikan permintaan dengan humor dan mengubah pekerjaan menjadi permainan. Daripada kesal dan memarahi anak karena meletakkan pakaian kotornya di lantai, ajak mereka untuk bermain lempar pakaian kotor ke ember. Dijamin, anak Mums akan melakukannya dengan senang hati.

Baca Juga :  Si Kecil Hobi Corat-Coret Dinding? Bagaimana Mengatasinya?

4. Pastikan Anak-anak Memahami Peraturan

Sebagai orang tua, tidak seharusnya Mums dan Dads mengharapkan anak-anak mengembangkan keterampilan penalaran moral, jika kita tidak berbagi dengan mereka. Itulah kenapa, penting untuk melibatkan anak-anak dalam komunikasi dua arah.

Bukan sekadar memberitahu peraturan yang harus mereka patuhi, tapi menjelaskan alasan dibuatnya peraturan tersebut dan menjawab pertanyaan atau kekhawatiran anak-anak tentang peraturan itu.

5. Terapkan Pelatihan Emosi dengan Anak-anak

Yang dimaksud dengan pelatihan emosi ialah berbicara dengan anak-anak tentang perasaan mereka dan mendiskusikan strategi atau jalan keluar untuk menangani situasi yang sulit secara emosional. Sebagai orang tua, Mums dan Dads akan bertindak sebagai pelatih emosi.

Oleh karena itu, Mums dan Dads harus meyakinkan anak-anak bahwa kalian berdua memahami dan menghormati mereka. Katakan juga bahwa, sebagai orang tua, Mums dan Dads akan selalu memberikan dukungan nyata agar anak-anak dapat mengembangkan keterampilannya.

Baca juga: Wah, Ternyata Humor Bisa Pererat Hubungan dengan Pasangan!

Referensi:

ParentingScience. Positive parenting tips

The New York Times. How to Be a Modern Parent

Comment