Uji Coba Sinovac Diklaim Sukses, Kemenkes Mulai Simulasi Vaksinasi

KalbarOnline.com – Pemerintah mulai menyiapkan skenario untuk menyambut kedatangan jutaan dosis vaksin yang dibeli dari luar negeri. Skenario cold chain disiapkan untuk mengatur kedatangan maupun distribusi kepada golongan penerima pertama.

”Saat ini vaksin menjadi hal yang sangat penting. Karena itu, prioritas utama adalah pemantapan logistik, target penerima, serta mekanisme vaksinasi,” kata Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut meminta menteri kesehatan, menteri luar negeri, kepala BPOM, kepala BNPB, dan wakil menteri BUMN terus menjaga koordinasi. ”Narasi simulasi vaksinasi akan dibuat Kemenkes, yang nantinya dilengkapi pihak terkait agar vaksinasi dapat berjalan dengan lancar,” ujarnya.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, begitu vaksin dari beberapa negara itu tiba, prioritas penerima vaksin adalah para personel garda terdepan. Yaitu seluruh tenaga medis dan masyarakat yang bekerja pada fasilitas medis. Setelah itu barulah vaksin akan diberikan kepada masyarakat dengan kategori risiko tinggi, yaitu pekerja usia 18–59 tahun. Hingga saat ini, menurut Terawan, kebutuhan vaksinasi mencapai 320 juta dosis. ”Dengan indeks pemakaian vaksin, kita harus bisa menyediakan (paling tidak, Red) 352 juta dosis vaksin,” jelasnya.

Sejak Senin (28/9) Kemenkes telah memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan mengenai tata cara vaksinasi Covid-19. Dua puskesmas disiapkan untuk tempat simulasi, yakni Puskesmas Abiansemal di Kabupaten Badung, Bali, serta Puskesmas Tanah Sereal di Kota Bogor, Jawa Barat.

Penyediaan vaksin dilakukan bersama dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian BUMN, BOPM, serta BNPB. Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, saat ini kapasitas penyimpanan vaksin yang dimiliki BUMN mencapai 123 juta vaksin. Karena itu, dilakukan kerja sama antarlembaga BUMN, khususnya Bio Farma dan Kimia Farma sebagai produsen obat, dalam pengadaan cold chain equipment inventory. Kerja sama itu bertujuan mengakomodasi 300 juta vaksin. ”Pembentukan cold chain disiapkan untuk datangnya vaksin dari berbagai negara yang telah membantu Indonesia dalam pengadaan vaksin tersebut,” kata Budi.

Baca Juga :  42 Mahasiswa dan Dosen Positif Corona, Harisson Sebut Direktur Poltekkes Pontianak Abai

Baca juga: Pemerintah Siapkan Simulasi Vaksin Covid-19, Sudah Sampai Mana?

Sementara itu, Ketua Tim Uji Klinis Fase Ketiga Vaksin Covid-19 Sinovac-Bio Farma Prof Kusnandi Rusmil menyatakan, proses uji klinis di Bandung berjalan lancar. Sambutan masyarakat Bandung pun cukup baik. Itu terlihat dari jumlah relawan yang mendaftar. Setidaknya ada sekitar 2 ribu orang yang telah mengajukan diri. Pihaknya telah melakukan skrining awal pada 1.447 orang. Dari jumlah tersebut, 1.089 orang sudah menerima penyuntikan pertama, 650 orang mendapat penyuntikan kedua, dan 110 orang telah diambil darahnya 14 hari sesudah penyuntikan kedua.

Rencananya, pekan depan tim melakukan penyaringan kembali pada 162 relawan lain dan memanggil 200 relawan untuk menjalani penyuntikan kedua. Sebagai informasi, para relawan uji klinis fase ketiga ini bakal mendapat dua kali suntikan dan menjalani tiga kali pengambilan darah.

Kusnandi mengungkapkan, dalam satu bulan proses uji klinis, belum ada laporan kejadian serius akibat vaksinasi. Kendati begitu, pihaknya akan terus melakukan pengawasan terhadap seluruh relawan. ”Kami akan pantau terus keamanan vaksin dan kejadian ikutan pascaimunisasi sampai enam bulan mendatang,” paparnya.

Baca juga: Ridwan Kamil Jalani Pengambilan Darah Terkait Uji Vaksin Covid-19

Melihat kondisi yang stabil, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) itu memprediksi hasil penelitian bisa didapat pada Januari 2021. Dengan begitu dapat digunakan Bio Farma untuk mengajukan emergency use authorization (EUA) ke BPOM.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menargetkan laporan uji klinis bisa diserahkan BPOM pada awal Januari 2021. Dengan begitu, bisa langsung berlanjut ke proses produksi. ”Bio Farma akan mengajukan pendaftaran vaksin pada Januari 2021,” sambungnya.

Baca Juga :  Garuda Wiko Janji Serius Tangani Kasus “Mahasiswa Hantu” dan Dosen Culas di Untan Pontianak

Sambil menunggu uji klinis fase ketiga rampung, BPOM akan melakukan audit proses pengembangan dan produksi vaksin di fasilitas Sinovac di Beijing, Tiongkok. Rencananya, audit dilaksanakan pada awal November 2020. Hal itu dilakukan untuk menjaga dan menjamin kualitas vaksin Covid-19.

Bio Farma juga bakal melakukan audit ke Sinovac secara langsung guna memastikan bulk vaksin yang diterima dalam kondisi baik. ”Rencananya dilakukan sebelum pelaksanaan audit BPOM,” katanya.

Setelah dari Beijing, BPOM juga akan memastikan fasilitas produksi Bio Farma di Bandung. Audit itu pun sama, dilakukan untuk memastikan proses produksi Bio Farma memenuhi standar pembuatan obat yang baik atau good manufacturing practices (GMP).

Klaster Pesantren

Wamenag Zainut Tauhid Sa’adi menyampaikan perkembangan terkini tentang klaster Covid-19 di pesantren. Dia menjelaskan, ada sekitar 1.400 santri di 27 pesantren di 10 provinsi yang dinyatakan positif Covid-19. ’’Alhamdulillah, lebih dari 900 santri dinyatakan sembuh. Sisanya masih dalam perawatan,’’ katanya.

Kasus Covid-19 pada santri yang tertinggi ada di Jawa Timur. Kemudian disusul Jawa Tengah dan Jawa Barat. Zainut mengatakan, ada satu santri yang dinyatakan meninggal karena Covid-19. Kemudian, ada kiai dan ibu nyai pengasuh pesantren yang meninggal karena Covid-19. Dia berharap pencegahan Covid-19 di lingkungan pesantren terus dijalankan.

Selain itu, Zainut menyatakan bahwa edukasi tentang Covid-19 di pesantren harus terus digalakkan. Sebab, masih ada pesantren yang tidak bersedia menjalani rapid test. ’’Ada ponpes yang tidak percaya adanya Covid-19,’’ tuturnya. Kondisi itu memerlukan sosialisasi dan pemahaman bahwa Covid-19 memang ada dan berbahaya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment