Cara Mengatasi Hipoglikemia dengan Aturan 15-15

Diabetes melitus adalah salah satu penyakit tidak menular dengan angka kejadian yang cukup tinggi di Indonesia. Hasil dari Riset Kesehatan Dasar yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di tahun 2018 menunjukkan 2 dari 100 penduduk Indonesia di atas usia 15 tahun didiagnosis dengan diabetes melitus.

Salah satu penanganan diabetes melitus adalah dengan penggunaan terapi obat-obatan baik yang diminum ataupun yang disuntik seperti insulin. Salah satu tantangan dalam pengobatan diabetes melitus adalah hipoglikemia.

Hipoglikemia adalah kondisi di mana kadar gula darah dalam tubuh turun hingga di bawah kadar normal, biasanya di bawah 60 atau 70 mg/dL. Hipoglikemia adalah salah satu efek yang tidak diinginkan dari penggunaan obat anti diabetes, terutama insulin dan obat oral golongan sulfonilurea seperti glikuidon, gliklazid, dan glibenklamid.

Sebagai seorang apoteker, beberapa kali saya berjumpa dengan pasien yang mengalami hipoglikemia. Biasanya saya akan mengedukasi pasien mengenai tanda dan gejala hipoglikemia agar pasien segera dapat mengatasi kondisi hipoglikemia yang terjadi, dan juga memperkenalkan aturan (rules) 15-15 dalam penanganan hipoglikemia.

Baca juga: Saat Otak Kekurangan Gula Akibat Hipoglikemia, Ini Dampaknya!

Tanda dan Gejala Hipoglikemia

Setiap pasien memiliki reaksi yang berbeda-beda jika kadar gula darahnya turun di bawah batas normal. Namun tanda dan gejala hipoglikemia yang biasa dijumpai antara lain:

  • Gemetar
  • Berkeringat dingin
  • Bingung
  • Jantung berdebar
  • Pusing atau kepala berputar
  • Merasa lapar
  • Mual
  • Mengantuk
  • Lemas
  • Gangguan penglihatan

Saat kadar gula darah rendah, hal ini akan menjadi rangsangan bagi tubuh untuk mengeluarkan hormon adrenalin. Hormon adrenalin yang dihasilkan akan menimbulkan efek seperti jantung berdebar dan keringat dingin. Jika kadar gula darah terus turun, otak tidak akan mendapat cukup asupan gula dan akan muncul gejala seperti mengantuk dan kepala berputar.

Baca Juga :  Pj Ketua TP PKK Kalbar Perkenalkan Kuliner Pencegah Stunting
Baca juga: Efek Pemanis Buatan pada Kenaikan Kadar Gula Darah

Cara Mengatasi Hipoglikemia dengan Aturan 15-15

Jika pasien mengalami tanda dan gejala hipoglikemia seperti yang sudah disebutkan di atas, maka dapat dilakukan terapi cara mengatasi hipoglikemia menggunakan aturan (rules) 15-15.

Pertama-tama, segera makan atau minum karbohidrat sebanyak kurang lebih 15 gram untuk meningkatkan kadar gula darah. Cek kadar gula darah setelah 15 menit konsumsi karbohidrat, jika kadar gula darah masih di bawah 70 mg/dL maka pasien makan atau minum lagi 15 gram karbohidrat. Kemudian pemerikaan kadar gula darah kembali dilakukan 15 menit setelah konsumsi karbohidrat tersebut. Hal ini dilakukan hingga kadar gula darah berada di atas 70 mg/dL atau hingga gejala terasa berkurang.

Adapun yang disebut 15 gram karbohidrat dapat berupa:

  • Setengah gelas (125 mL) jus atau minuman ringan yang tidak menggunakan pemanis buatan
  • 1 sendok makan (15 mL) gula atau madu
  • Permen, jeli, atau permen lunak, untuk mengetahui seberapa banyak yang harus dikonsumsi dapat dilihat pada berapa gram kandungan gula yang tertera di kemasan produk.

Penyebab Hipoglikemia

Seperti sudah disebutkan, hipoglikemia umumnya terjadi pada pasien diabetes melitus yang menggunakan insulin atau obat oral anti diabetes terutama golongan sulfonilurea.

Pada pasien yang menggunakan insulin, hipoglikemia dapat terjadi jika pasien salah menggunakan jenis insulin, terlalu banyak menyuntikkan insulin, atau menyuntikkan insulin ke otot dan bukan ke bawah kulit seperti seharusnya.

Baca Juga :  Apakah Minyak CBD Aman Digunakan untuk Penderita Diabetes?

Hipoglikemia juga dapat terjadi jika pasien yang sedang dalam pengobatan insulin makan karbohidrat dalam jumlah yang lebih sedikit daripada biasanya, atau melakukan kegiatan fisik dengan intensitas dan durasi yang lebih berat daripada biasanya.

Tak jarang saya bertemu pasien yang kemudian enggan meneruskan pengobatan diabetes melitus karena mengalami efek samping hipoglikemia ini. Hipoglikemia memang tidak menyenangkan, namun pengobatan diabetes melitus tetap penting untuk mencegah komplikasi dari penyakit.

Saya biasanya menyarankan pasien untuk mencatat berapa kali kondisi hipoglikemia terjadi dan kondisi yang menyertai, misalnya makanan yang sedang dikonsumsi atau kegiatan fisik yang dilakukan. Jika hipoglikemia terjadi berulang, mungkin perlu dilakukan penyesuaian terhadap dosis insulin atau obat anti diabetes yang digunakan. Dapat pula dilakukan penyesuaian menu makanan atau kegiatan yang dilakukan pada saat penggunaan insulin.

Meskipun mengalami hipoglikemia tentu saja tidak menyenangkan, namun hal ini dapat menjadi ‘alarm’ tidak boleh menjadi alasan untuk menghentikan pengobatan secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Mencatat setiap episode hipoglikemia secara lengkap termasuk makanan dan kegiatan apa yang sedang dilakukan pada saat hipoglikemia terjadi dapat membantu dokter menentukan terapi yang tepat.

Jika tanda dan gejala hipoglikemia dirasakan, segera periksa kadar gula darah dan lakukan terapi menggunakan aturan 15-15 seperti yang telah disebutkan. Sebaiknya pasien dengan insulin memang membawa persediaan minuman atau makanan manis ke manapun sebagai pertolongan pertama jika terjadi hipoglikemia. Salam sehat!

Baca juga: Herbal dan Suplemen yang Aman untuk Diabetes

Referensi:

American Diabetes Association, 2020. Hypoglycemia (low blood sugar).

Comment