Soal Penahanan Muslim Uighur, Wamenag Minta Tiongkok Beri Penjelasan

KalbarOnline.com–Beredar informasi bahwa otoritas Tiongkok telah menghancurkan ribuan masjid di Xinjiang dan menahan jutaan muslim Uighur di sebuah kamp. Bahkan dikatakan juga bahwa mereka dipaksa menghentikan kegiatan tradisional dan keagamaan.

Informasi tersebut bersumber dari sebuah laporan yang berasal dari lembaga konsultan di Australia yang kemudian dibantah Kementerian Luar Negeri Tiongkok. Akan tetapi, isu tersebut pun masih terus bergulir.

”Kami mencermati perkembangan berita itu. Ada berita bahwa ribuan masjid di wilayah Xinjiang, di Uighur dirobohkan. Kami mencermati perkembangannya dan ada juga informasi bantahan dari otoritas setempat,” kata Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi dalam keterangan resmi, Selasa (29/9).

Meskipun sudah ada klarifikasi, namun dia menganggap penjelasan yang diberikan belum menjelaskan asal muasal isu tersebut muncul.

”Kami meminta otoritas setempat  dalam hal ini Pemerintah Tiongkok untuk memberikan kejelasan apa yang terjadi. Sehingga dapat menjawab pertanyaan umat muslim di dunia tentang apa yang sesungguhnya terjadi,” ujar Zainut Tauhid Sa’adi.

Baca Juga :  Hotel Jadi Ruang Isolasi Covid-19, Sri Mulyani Beri Anggaran Rp 3,5 T

Untuk hal ini, pihaknya pun juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk mendiskusikan informasi tersebut, sekaligus menyampaikan kepedulian muslim Indonesia kepada masyarakat Uighur. ”Karena ini menyangkut dengan hubungan diplomatik,” tutur Zainut Tauhid Sa’adi.

Jika memang ada persoalan yang terkait dengan kehidupan beragama di sana, dia pun menggarisbawahi bahwa kebebasan beribadah juga merupakan hal penting dalam beragama.

”Kami di Kementerian Agama berpandangan bahwa kebebasan beragama adalah hak asasi manusia yang harus dilindungi, dijaga, dan dihormati,” tegas Zainut Tauhid Sa’adi.

Sebelumnya Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI) merilis laporan bahwa dalam beberapa tahun ini, pemerintah Tiongkok telah menghancurkan banyak masjid di Xinjiang dan terus membangun kamp-kamp penahanan.

Baca Juga :  Dirjen Dikti: Bonus Demografi Menjanjikan Sekaligus Mengkhawatirkan

Hal itu ditanggapi Duta Besar Tiongkok untuk RI Xiao Qian, yang menegaskan laporan tersebut hanyalah fitnah. Seperti yang diungkapkan sumber-sumber di Australia, ASPI telah lama menerima dana dari pemerintah dan pengusaha senjata Amerika.

”Dengan dijiwai prasangka ideologis, institut ini sangat berhasrat meramu dan menggorengkan topik anti Tiongkok sehingga telah menjadi kekuatan pelopor anti Tiongkok yang tidak memiliki kredibilitas akademis sama sekali,” ujar Xiao Qian dalam keterangan resmi, Senin (28/9).

Kami mencermati perkembangan berita itu. Ada berita bahwa ribuan masjid dirobohkan. Kami mencermati perkembangannya dan ada juga informasi bantahan dari otoritas setempat,” kata Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi dalam keterangan resmi, Selasa (29/9).

Meskipun sudah ada klarifikasi, namun dia menganggap penjelasan yang diberikan belum menjelaskan asal muasal isu tersebut muncul.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment