Belajar Bagaimana Korea Selatan Menaklukkan Covid-19

China adalah negara yang sukses memutus pandemi COVID-19. Kini, negara asal virus SARS-Cov-2, penyebab COVID-19 itu, sudah kembali pulih seperti sebelumnya. Korea Selatan juga menjadi salah satu negara dengan kisah sukses berikutnya.

Akhir Februari, Korea Selatan menjadi negara dengan infeksi COVID-19 tertinggi kedua setelah China. Namun saat ini, negeri Gingseng tersebut terbilang sukses melandaikan kurvanya. Kira-kira apa ya rahasianya dan bagiaman kita bisa mempelajarinya?

Baca juga: Catat, Fakta Penting Jika Positif Covid-19!

Cara Korea Selatan Menaklukkan Covid-19

Berikut ini beberapa langkah yang diambil Korea Selatan dalam memerangi virus yang mungkin bisa dipertimbangkan untuk dilakukan di negara lain yang masih berjuang menurunkan kurva korban positif tertular.

1. Melindungi dokter dan nakes dengan sangat serius

Sejak awal pandemi, pemerintah Korea Selatan menyadari bahwa dokter dan tenaga kesehatan adalah ujung tombak saat korban pandemi berjatuhan. Pemerintah Korea Selatan sigap menyediakan peralatan pelindung bagi staf medis dan ini dijadikan langkah pertama dalam memerangi virus.

Selain itu, rumah sakit Korea Selatan juga diperlengkapi dengan baik untuk mencegah infeksi di antara dokter dan staf medis sehingga mereka dapat merawat pasien COVID-19 dengan aman. Pemerintah memasok semua peralatan dan perlengkapan yang diperlukan ke rumah sakit dengan segala cara.

2. Mengubah sistem layanan kesehatan untuk mencegah infeksi meluas

Setelah sifat COVID-19 yang sangat menular diketahui, Korea Selatan mengatur ulang sistem medis mereka untuk meminimalkan infeksi antar orang-ke-orang di rumah sakit. Pertama, ketika seseorang menunjukkan gejala COVID-19, mereka diarahkan segera menghubungi hotline untuk penilaian awal gejala COVID-19.

Jika dicurigai terinfeksi, pasien akan diarahkan melakukan uji tes COVID-19. Jika hasilnya positif mereka langsung menerima perawatan medis di lingkungan khusus untuk karantina. Mungkin ini juga dilakukan negara lain, namun pengalaman Korea Selatan saat wabah MERS 2015 membuat sistem tes cepat mereka sangat efektif, bahkan bisa melalui drive-through. Sementara itu, perawatan medis difokuskan pada kasus berat untuk menurunkan tingkat kematian COVID- 19.

Baca juga: Benarkah Vaksin Pneumonia dan Influenza Bisa Meringankan Gejala Covid-19?

Baca Juga :  Terbaru! Mendagri Instruksikan Wajib Vaksin Booster Sebagai Syarat Akses Fasilitas Umum

3. Semua biaya medis dan biaya hidup ditanggung pemerintah

Pemerintah Korea Selatan menanggung semua biaya medis yang terkait dengan penanganan COVID-19 untuk warga maupun orang asing yang tinggal di negara tersebut. Orang yang terinfeksi COVID-19 diberi cuti berbayar dan pengangguran menerima biaya hidup dasar. Hal ini tentu menciptakan rasa kepastian finansial sehingga tidak ada penduduk yang punya alasan untuk bersembunyi.

4. Pelacakan yang sangat canggih dan terdokumentasi dengan baik

Korea Selatan efektif dalam melacak orang yang mungkin pernah melakukan kontak dengan orang yang dites positif COVID-19. Hampir semua warga Korea Selatan memiliki ponsel cerdas dan menggunakan kartu kredit sehingga ketika seseorang dinyatakan positif, pemerintah dapat melacak di mana mereka berada, jam berapa, dan moda transportasi yang mereka gunakan.

Dengan cara yang sama, pemerintah Korea Selatan dapat melacak warga yang dikarantina untuk memastikan mereka tetap di rumah. Ini berdampak pada putusnya rantai infeksi. Korea Selatan tidak pernah sampai melakukan lock down atau mengkarantina populasi umum untuk menahan laju penularan virus.

Baca juga: Penyakit yang Meningkatkan Risiko COVID-19

5. Masyarakat Korea Selatan sangat patuh menggunakan masker

Kampanye untuk memakai masker setiap ke luar rumah, sangat dipatuhi warga. Mayoritas menyadari bahwa masker adalah perlindungan yang efektif terhadap penyebaran COVID-19. Pemerintah memastikan produksi masker cukup untuk seluruh warga negara, belajar dari kejadian saat awal pandemi di mana masker menjadi sangat langka.

Bahkan untuk mencegah warga mengantri membeli masker, pemerintah dan mitra sektor swasta membuat aplikasi untuk menampilkan jumlah masker yang tersedia di lokasi terdekat. Jumlah masker yang dibeli setiap warga kemudian dilacak melalui database National Health Insurance Service.

6. Transparansi untuk mencegah hoax

Semua informasi dibuka sangat transparan. Data tentang pergerakan warga yang dites positif, jumlah infeksi baru, lokasi yang mereka kunjungi, kapan mereka berkunjung, menggunakan moda transportasi apa, dan apakah mereka memakai masker pada saat itu semua bisa dipantau. Pada gilirannya, data yang akurat dan informasi yang memadai akan mencegah beredarnya berita palsu aliah hoax.

Baca Juga :  Yuk, Mulai Terapkan Diet Rendah Indeks Glikemik!
Baca juga: Perhatikan 6 Hal Ini Saat Mencari Informasi Kesehatan di Internet!

Bagaimana Cara Kita Belajar dari Korea Selatan?

Keenam strategi tadi, adalah gambaran besarnya. Namun kita semua bisa belajar lebih detil lagi dari Korea Selatan, tanpa harus pergi ke sana langsung. Salah satu perusahaan farmasi asal Korea Selatan, Daewoong Pharmaceutical meluncurkan platform global bernama “Sharedoc”. Ini adalah aplikasi untuk berbagi pengetahuan di bidang kesehatan.

Pengguna Sharedoc dapat mengakses video seminar kesehatan gratis dan berbagai konten baru yang akan dirilis setiap minggu. Selain itu, Sharedoc memungkinkan pengguna saling tanya dan jawab. Bersama dengan peluncuran aplikasi ini, akan ada kuliah online untuk membahas topik terkait COVID-19

Salah satu pengajarnya adalah Dongo-Ho Kim, dari Infection Management Team, Korea Cancer Center Hospital. Kim antara lain akan membahas latar belakang dan pembentukan sistem pencegahan COVID-19 di Korea serta membicarakan tentang kasus K-Defense.

Di bulan Oktober 2020, Dongo-Ho Kim akan memaparkan perkembangan dan kemungkinan tersedianya pengobatan dan vaksin COVID-19, salah satunya juga tengah dikembangkan oleh Daewoong Pharmaceutical.

“Dengan membahas COVID-19 yang sudah menjadi keresahan global sebagai tema kuliah pertama, kami juga akan memperkenalkan sistem karantina Korea yang canggih dan telah diakui serta memberikan informasi umum terkait Camostat dan Niclosamide yang saat ini sedang dikembangkan oleh Daewoong Pharmaceutical,” kata Bobby wakil dari Daewoong Pharmaceutical.

Menurut CEO Daewoong Pharmaceutical, Seung-Ho Jeon, platform ini akan tersedia di lima negara termasuk Indonesia, Korea, Thailand, Vietnam, dan Filipina mulai 28 September 2020. Jika masyarakat berminat mengikuti kuliah online bisa datang ke website mereka atau akun Instagram (dwsharedoc). Jangan khawatir, kuliahnya disampaikan dalam bahasa Inggris ya!

Baca juga: Ini 4 Kandidat Obat COVID-19!

Sumber:

Brookings.edu. Combating Covid-19 lessons from South Korea

Siaran Pers, Peluncuran Sharedoc oleh Daewong Pharmaceuticals, diterima Guesehat pada Jumat, 25 September 2020.

Comment