Umumkan Penularan Virus Korona Lewat Aerosol, CDC AS Beri Klarifikasi

KalbarOnline.com – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mencabut lagi pedoman terbarunya mengenai Covid-19 bisa menular lewat partikel di udara atau aerosol. Padahal sebelumnya CDC sudah memperbarui panduannya.

CDC sebelumnya mengungkapkan risiko bahwa virus Korona dapat ditularkan melalui partikel pernapasan di udara. Akan tetapi kemudian mereka mengedit di situs webnya lagi pada Senin (21/9) pagi untuk menghapus informasi itu. CDC mengatakan bahwa informasi itu masih ditinjau.

  • Baca juga: CDC AS Buktikan Penularan Virus Korona Paling Cepat Lewat Aerosol

Dilansir dari CBS News, Selasa (22/9), sebelum diturunkan, pedoman yang diperbarui mengatakan bahwa virus Korona paling cepat menyebar melalui tetesan pernapasan atau partikel kecil, seperti di aerosol yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, bernyanyi, berbicara atau bahkan hanya bernapas. Dan dapat tetap berada di udara untuk jangka waktu tertentu. Virus tersebut kemudian dapat menyebar ke orang lain yang menghirupnya ke saluran udara mereka.

Baca Juga :  Bupati Aron Buka Gebrakan Vaksin Covid-19 GAPKI Kalbar

Banyak ilmuwan dan pakar kesehatan telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa Covid-19 dapat menyebar melalui partikel pernapasan di udara. Tidak hanya melalui tetesan yang lebih besar dari orang yang terinfeksi yang batuk atau bersin di dekatnya.

“Ada bukti yang berkembang bahwa tetesan dan partikel udara dapat tetap melayang di udara dan dihirup oleh orang lain, dan menempuh jarak lebih dari 6 kaki (misalnya, selama latihan paduan suara, di restoran, atau di kelas kebugaran),” kata laman CDC sebelumnya yang kemudian dihapus.

Namun, ketika jumlah kematian AS akibat Covid-19 mendekati 200 ribu jiwa, CDC memperbarui halaman itu lagi untuk menghapus informasi tentang risiko penularan melalui udara. “Versi draft perubahan yang diusulkan untuk rekomendasi ini diposting karena kesalahan pada situs resmi agensi,” bunyi pemberitahuan itu.

“CDC saat ini membarui rekomendasinya mengenai transmisi udara SARS-CoV-2. Setelah proses ini selesai, bahasa pembaruan akan diposting,” lanjut informasi dari CDC.

Baca Juga :  Jangan Lupakan Prokes, Wahyudi Hidayat : Walau Sudah Vaksinasi

Pada Juli, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui penularan tetesan mikro melalui udara sebagai kemungkinan penyebab infeksi Covid-19. Pengakuan WHO datang setelah 239 ilmuwan menandatangani surat terbuka tentang risiko penularan melalui udara.

Sebelumnya panduan CDC juga menjelaskan bahwa semakin dekat dan lama seseorang dengan Covid-19 bersama orang lain, semakin tinggi risiko penyebaran virus ke orang-orang itu.

Bukan kali ini CDC merevisi situsnya. Pada akhir Agustus, situs web CDC diam-diam direvisi untuk mengatakan bahwa orang yang telah terpapar seseorang dengan virus Korona tetapi tidak menunjukkan gejala mungkin tidak memerlukan pengujian. Hal itu menimbulkan kegemparan di kalangan ahli medis karena orang tanpa gejala dapat dengan mudah menyebarkan virus ke orang lain.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment