Trump jadi Target Pembunuhan, Dikirimi Surat Berisi Racun Mematikan

KalbarOnline.com – Ada yang ingin membunuh Presiden AS Donald Trump. Dia mengirimkan amplop berisi racun risin ke Gedung Putih. Namun, niat itu tidak kesampaian. Sebab, paket tersebut telah terdeteksi dan diketahui saat berada di tempat penyortiran di luar Washington DC awal pekan lalu.

FBI menyatakan, paket itu dikirim dari Kanada. Amplop serupa dikirimkan ke sebuah alamat di Texas. Ada kemungkinan keduanya berhubungan. Saat ini FBI, dinas rahasia, dan partner Badan Inspeksi Pos AS melakukan penyelidikan.

  • Baca juga: Borok Rezim Trump Terungkap, Anak Buahnya Intervensi Laporan Covid-19

’’Saat ini tidak ada hal yang mengancam untuk keselamatan publik,’’ bunyi pernyataan FBI sebagaimana dikutip Agence France-Presse.

Baca Juga :  Wuhan yang Mencekam saat Awal Munculnya Covid-19, Kini Semakin Ceria

Risin adalah zat beracun yang terdapat dalam buah jarak. Ia sangat mematikan. Dengan dosis 1 miligram saja, risin bisa membunuh manusia. Korban akan mengalami pusing, muntah, dan pendarahan internal yang berujung pada kegagalan organ. Kim Jong-nam, kakak tiri Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un, diduga dibunuh dengan menggunakan racun tersebut.

Juru Bicara Kementerian Keamanan Publik Kanada Bill Blair mengungkapkan, saat ini pihaknya bekerja sama dengan pemerintah AS untuk mengungkap kasus tersebut. ’’Karena penyelidikan masih berjalan, kami tak bisa berkomentar banyak,’’ tegasnya sebagaimana dikutip The Guardian.

Baca Juga :  Pakar Sebut Ekonomi AS Sudah Kalah, Tiongkok Lebih Perkasa

Pada Oktober 2018, Trump juga pernah menerima paket berisi risin. Dia bukan satu-satunya presiden yang dikirimi ”hadiah” berupa racun mematikan. Barack Obama juga pernah dikirimi amplop berisi risin hingga dua kali pada April dan Mei 2013.

Trump tidak terganggu dengan isu racun tersebut. Presiden ke-45 AS itu tengah sibuk dengan kampanyenya. Dalam kampanye di Fayetteville, North Carolina, Sabtu (19/9), Trump menyatakan sudah mempersiapkan pengganti untuk mendiang Hakim Agung Ruth Bader Ginsburg. Di sisi lain, Demokrat menolak rencana Trump untuk mengangkat pengganti Ginsburg.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment