Kisah Seorang Kakek di Tiongkok dan Pekerjaan Impian Mencicip Es Krim

KalbarOnline.com – Pernahkah Anda bermimpi bisa makan es krim sepanjang hari? Dan, bagaimana jika Anda bahkan dibayar untuk melakukannya? Bagi Liu Qingnian (75), dia mungkin dapat membuat banyak orang iri karena menjalani pekerjaan yang begitu “keren”.

Setelah lulus dari Universitas Jiangnan di Provinsi Jiangsu, Tiongkok timur, pada 1969, selama lebih dari dua dekade Liu melakukan riset tentang pigmen alami yang laik dikonsumsi.

Tahun 1997, dia mulai bekerja di Jinan Qunkang Corp., yang berbasis di Jinan, ibu kota Provinsi Shandong, dan terlibat dalam penelitian serta pengetesan es krim, dan kini dia menjabat sebagai chief engineer.

Pada 2008, sebuah produk es krim bernama Shuang, kata dalam bahasa Mandarin yang berarti kesejukan, memasuki pasar Jinan. Di kota itu saja, lebih dari 6 juta batang es krim terjual setiap harinya. Liu adalah salah satu pengembang utama produk tersebut. “Sebagai penguji, saya harus mengevaluasi es krim dengan mengandalkan indera penglihatan, penciuman, dan perasa saya,” ujar Liu.

Lebih lanjut, dia memaparkan bahwa mengetes atau menguji es krim mirip dengan mengevaluasi parfum, yang komposisinya (note) terdiri dari top, heart, dan base. “Top note terasa melalui ujung lidah; heart merupakan rasa dan kenikmatan saat es krim itu meleleh di mulut; base adalah aftertaste atau rasa yang tersisa setelah mengonsumsinya.”

Baca Juga :  Pertikaian AS dan Tiongkok di Laut Cina Selatan Bikin Malaysia Gerah

Di samping kualitas, seorang penguji es krim harus menilai apakah sebuah produk dapat dianggap layak atau tidak. Karena perubahan sekecil apa pun dalam formula akan menghasilkan variasi rasa, seorang penguji harus paham dengan semua formula dan bahan es krim. “Ini bukanlah ‘kekuatan super’ lidah, melainkan semuanya hanya didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman profesional,” kata Liu seperti dilansir Antara dari Xinhua.

Untuk memastikan ketajaman inderanya dalam mencicipi rasa, Liu membilas mulutnya dengan air hangat setelah dia mencicipi setiap es krim, dan pantang mengonsumsi makanan berminyak atau pedas.

“Hidangan khas Shandong selalu bercita rasa asin, tetapi sekarang saya lebih menggemari rasa yang ringan karena usia saya yang semakin tua dan harus melindungi indera pengecap saya. Karena itulah kami sering mengonsumsi hidangan hambar di rumah,” papar Liu.

Dalam meluncurkan produk-produk baru, dia bersama timnya biasanya mengawali riset mereka pada musim semi untuk tahap pengembangan produk tahun depan.

Selama beberapa dekade terakhir, Liu telah bepergian ke lebih dari 40 negara. Dia mencicipi semua es krim yang belum pernah dia coba dan mencatat kemasan, bentuk, bahan, dan rasa es krim tersebut. Dia telah mencicipi ribuan es krim, baik di Tiongkok maupun di luar negeri.

Baca Juga :  Hubungan Kedua Negara Tak Harmonis, Duta Besar AS Tinggalkan Tiongkok 

Produk es krim biasanya dikembangkan pada musim dingin. Selama periode tersibuk itu, lazim baginya untuk mencicipi hampir 30 stik es krim per harinya. “Setelah memilih bahan mentah dan memasuki tahap penelitian dan pengembangan, rata-rata butuh lebih dari 10.000 pengujian untuk akhirnya dapat memutuskan formula produk itu,” kata Liu. “Sekarang saya mungkin dapat menebak kandungan susu dan harga sebuah produk es krim hanya dengan satu gigitan saja.”

Kendati memiliki ikatan tidak terpisahkan dengan es krim, Liu selalu menjaga kesehatannya dengan banyak istirahat dan asupan makanan yang berbasis ilmiah demi melindungi kondisi perutnya. Dia juga gemar joging dan mendaki gunung setiap harinya.

Seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat, industri es krim juga mengalami berbagai perubahan baru. “Selain kuning telur asin, rum, bubble tea, dan rasa-rasa lainnya, es krim yang mengandung rasa buah juga mulai berkembang dalam beberapa tahun terakhir, dan produk rendah gula dan rendah lemak semakin populer,” tutur Liu. “Coba tebak, siapa yang paling iri dengan pekerjaan saya?” canda Liu. “Cucu perempuan saya! Dia iri dengan semua es krim yang bisa saya makan. Lagipula, siapa yang bisa menolak penganan selezat itu!” (*)

Comment