Kadis Kesehatan Ungkap Kondisi Terakhir Sekda DKI sebelum Meninggal

KalbarOnline.com – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kehilangan salah seorang pegawai terbaiknya. Sekda DKI Saefullah kemarin (16/9) meninggal dengan status terinfeksi Covid-19. Hal itu dikonfirmasi langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti.

”Siang ini (kemarin siang, Red), Bapak Sekda kita, Bapak Saefullah, telah berpulang. Bapak Saefullah meninggal karena shock sepsis irreversible pada ARDS. Yaitu infeksi berat pada jaringan paru dan seluruh sistem tubuh akibat infeksi Covid-19,” jelasnya.

Penyakit tersebut menjadi penyebab gagal napas yang tidak dapat diperbaiki. Akibatnya, tidak bisa terjadi pertukaran oksigen yang memadai. ”Mari kita semua doakan agar Bapak Saefullah dilapangkan di sisi-Nya,” kata Widyastuti. Dia menambahkan, Saefullah menjalani perawatan di Rumah Sakit MMC Jakarta Selatan sejak 8 September. Namun, pada Minggu dini hari (13/9), Saefullah dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto.

Kepergian Saefullah membuat para pejabat Pemprov DKI berduka dan terkejut. Sebab, Senin (7/9) lalu Saefullah masih bekerja dan mengikuti rapat paripurna pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2019. Anies Baswedan juga tak menyangka Saefullah meninggal begitu cepat. Saat paripurna Senin lalu, menurut Anies, Saefullah memang mengirim pesan berisi permintaan izin pulang lebih awal karena kurang enak badan.

Baca juga: Sempat Positif Covid-19, Sekda DKI Saefullah Meninggal Dunia

”Hari Selasa, dalam sebuah rapat saya sampaikan, dalam pengalaman saya bekerja bersama Pak Sekda, tidak pernah beliau izin pamit karena sakit. Hari itu beliau pamit dan beberapa hari kemudian Allah Yang Maha Pengasih, Allah Yang Maha Penyayang, memanggilnya pulang pada pukul 12.55 tadi siang di RSPAD Gatot Soebroto,” papar Anies dalam upacara penghormatan terakhir dan pelepasan almarhum Sekda Saefullah di halaman Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, kemarin.

Baca Juga :  Kecelakaan, Mobil Pengangkut Kulit Sapi Terbalik di Poros Enrekang

Menurut Anies, Saefullah adalah salah seorang putra terbaik Jakarta. Banyak pengabdian yang diberikan Saefullah kepada Pemprov DKI. Apalagi, Saefullah adalah Sekda DKI yang mendampingi beberapa gubernur. Mulai Gubernur Joko Widodo (Jokowi), Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur Djarot Saiful Hidayat, hingga Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumarsono. Bahkan, dalam perjuangan menghadapi pandemi Covid-19 yang berlangsung lebih dari enam bulan di Jakarta, Anies selalu didampingi Saefullah. ”Tanpa kita pernah menduga, tanpa kita pernah membayangkan, beliau terpapar dan kemudian Yang Mahakuasa memanggilnya pulang,” kata Anies.

TERANCAM DENDA ATAU SAPU JALAN: Warga yang melanggar protokol kesehatan menjalani sidang dalam operasi yustisi pencegahan Covid-19 di kawasan Danau Sunter, Jakarta Utara, Rabu (16/9). (HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS)

Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin kemarin juga menyampaikan dukacita kepada keluarga Saefullah. Dalam pernyataannya, presiden menjelaskan bahwa Saefullah dulu merupakan bagian dari timnya di DKI Jakarta. ”Almarhum pernah menjabat sebagai wali kota Jakarta Pusat dan kemudian menjadi sekretaris daerah semasa saya menjadi gubernur Jakarta,” terangnya lewat akun resmi presiden. ”Saya mengingat almarhum sebagai seorang rekan kerja yang ramah, pekerja keras, dan cepat,” lanjut Jokowi.

Baca Juga :  Usai Lepas Hijab, Putri Anne Pamer Tato dan Bagikan Kutipan Alkitab

Razia di Jawa Timur

Kadis Kesehatan Ungkap Kondisi Terakhir Sekda DKI sebelum Meninggal 2
PENDIDIKAN: Warga tak mengenakan masker yang terjaring razia disidang di Taman Bungkul, Surabaya, Rabu (16/9). (ROBERTUS RIZKY/JAWA POS)

Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jawa Timur langsung tancap gas menertibkan masyarakat yang melanggar protokol kesehatan. Tadi malam, petugas gabungan bernama Tim Pemburu Covid-19 (Covid Hunter) bergerak. Tim tersebut merazia titik-titik keramaian di Surabaya.

Covid Hunter melibatkan petugas gabungan dari TNI, Polri, satpol PP, dan relawan. Mereka dipimpin langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Turut mendampingi, Kapolda Jatim Irjen Pol Fadil Imran dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah.

Tim bergerak dari Mapolrestabes Surabaya pukul 20.30. Warga yang berkerumun langsung semburat. Mereka lari menghindari petugas. Meski begitu, tetap ada yang tertangkap dan dibawa ke Taman Bungkul, Surabaya, untuk mengikuti sidang di tempat.

Rif’an, salah seorang yang terjaring razia, mengaku kaget saat petugas menggelandangnya. Dia terjaring razia di Sukolilo. Remaja tersebut tidak mengenakan masker. ’’Saya keluar rumah untuk beli kopi, tapi ditangkap,’’ ujarnya.

Gubernur Khofifah mengimbau warga untuk disiplin. Aturan yang dibuat pemerintah bertujuan untuk kebaikan masyarakat. ’’Ini semua demi mencegah persebaran dan penularan Covid-19,’’ ucapnya. Penegakan disiplin protokol kesehatan akan dilakukan secara rutin. Sesuai Peraturan Gubernur Nomor 53 Tahun 2020, pelanggar standar protokol kesehatan dikenai sanksi denda Rp 250 ribu hingga Rp 500 ribu.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment