Sumbang Kasus Covid-19 Impor Terbanyak, Singapura Awasi Turis India

KalbarOnline.com – India kini menjadi negara episentrum Covid-19 dunia setelah Amerika Serikat. Berdasar itu, sejumlah negara mewaspadai kedatangan turis asal India, termasuk Singapura. Semua pelancong dari India yang bukan warga Singapura dan penduduk tetap harus mengikuti tes Covid-19 sebelum berangkat ke Singapura.

Mulai Kamis (17/9) depan, traveler India harus menunjukkan hasil tes negatif yang valid dari uji PCR yang harus dilakukan dalam 72 jam sebelum penerbangan mereka. Pembatasan perbatasan baru dan lebih ketat ini mencakup wisatawan yang berada di India dalam waktu 14 hari setelah kedatangan ke Singapura.

  • Baca juga: Dipenuhi Pengunjung, Restoran di Chinatown Singapura Dijatuhi Hukuman
Baca Juga :  Inalillahi, Seorang Pejabat RSUD Soedarso Pontianak Meninggal Dunia Karena Covid-19

Selain itu, bakal berlaku persyaratan lainnya seperti pemberitahuan tinggal di rumah selama dua minggu di fasilitas SHN (Stay Home Notice). Hal itu karena Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura mencatat laporan lonjakan infeksi di India.

“Sejumlah kasus signifikan dari kasus impor di Singapura juga memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini ke India,” beber pihak Kemenkes Singapura seperti dilansir dari AsiaOne.

Dikabarkan seorang bayi di Singapura berusia satu tahun positif Covid-19 tiba dari India pada 24 Agustus lalu. Kemudian pada Senin kemarin, 2 dari 3 kasus impor telah tiba dari India. Sedangkan kasus ketiga dari Filipina.

  • Baca juga: Betulkan Posisi Masker Seorang Warga Singapura, Petugas Diserang
Baca Juga :  Anies Hingga Said Aqil Akui Positif Korona, KSP: Responsibility Tinggi

India sejauh ini melaporkan 96.760 kasus virus Korona baru pada Kamis (10/9). Kini total kasus di India mencapai 4.559.725 kasus berdasar data dari Worldometers. Angka kematian mencapai 76.304 orang dan pada Kamis (10/9) dalam sehari 1.213 orang meninggal akibat Covid-19.

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan akan terus menyesuaikan langkah-langkah pembatasan untuk mengelola risiko adanya lebih banyak kasus impor Covid-19 yang dapat menyebabkan penularan di komunitas yang lebih luas.

Comment