5 Jenis Vitamin yang Sering Dikonsumsi Berlebihan dan Risikonya

Sebagian besar orang Indonesia kurang mengonsumsi buah dan sayuran. Rata-rata konsumsi buah dan sayuran masyarakat kita jauh di bawah kebutuhan harian yang direkomendasikan. Uniknya, sebagian orang cenderung memilih mengonsumsi suplemen untuk mendapatkan asupan vitamin.

Meskipun harganya tidak murah, konsumsi vitamin dalam bentuk suplemen dianggap lebih praktis. Kerap dijumpai satu orang mengonsumsi lebih dari satu jenis suplemen vitamin. Minimal ada vitamin C, vitamin E, betakaroten, dan jenis suplemen lainnya.

Konsumsi suplemen multivitamin dan mineral memang tidak salah, selama tujuannya untuk mencegah atau mengejar kekurangan vitamin tertentu yang dibutuhkan tubuh. Suplemen dapat membantu kita mendapatkan nutrisi dari makanan yang seharusnya kita konsumsi. Hanya saja, konsumsi suplemen vitamin yang berlebihan justru membawa dampak tidak baik. Apa saja risiko kelebihan vitamin?

Baca juga: Mau Beli Suplemen dan Obat? Cek Informasi Penting di Kemasan!

Vitamin yang Sering Dikonsumsi Berlebihan

Ada beberapa jenis vitamin yang sering dikonsumsi berlebihan. Ahli diet dari Amerika Serikat, Kristin Kirkpatrick, MS, mengungkap lima jenis vitamin yang sering dikonsumsi berlebihan, beserta mineral yang seringnya diminum bersama vitamin dalam bentuk suplemen.

1. Zat besi dan tembaga

Zat besi sangat dibutuhkan, terutama wanita, di segala usia. Suplemen zat besi umumnya dikonsumsi wanita hamil, remaja, anak-anak, atau wanita muda saat menstruasi. Suplemen zat besi jarang direkomendasikan untuk wanita menopause.

Faktanya, banyak wanita pascamenopause masih mengonsumsi suplemen yang mengandung zat besi dan tembaga. Kebutuhan zat besi untuk wanita pascamenopuse sangat kecil, hanya sekitar 8 mg per hari setelah usia 50 tahun. Kelebihan zat besi pada wanita yang sudah menopause adalah peningkatan insiden penyakit Alzheimer dan penyakit jantung.

Baca Juga :  Kandidat Obat Covid-19 dari Sel Punca

Rekomendasinya, jika Geng Sehat atau atau anggota keluarga berusia di atas 50 tahun, tidak perlu mengonsumsi suplemen zat besi dan tembaga kecuali jika dokter menganjurkan.

2. Beta karoten atau Vitamin A

Beta-karoten dan vitamin A sebenarnya mudah didapatkan dari makanan. Jika Kamu rutin mengonsumsi semangkuk sereal untuk sarapan, jeruk jenis apa pun, atau buah berwarna orange seperti wortel dan ubi jalar, maka kemungkinan besar kebutuhan vitamin A sudah terpenuhi.

Jika masih ditambah konsumsi suplemen vitamin A atau beta-karoten, Kamu akan mengonsumsi beta-karoten melebihi jumlah yang disarankan. Terlalu banyak vitamin A dan turunannya dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru-paru dan peningkatan risiko kematian loh!

Rekomendasinya, tidak perlu mengonsumsi suplemen vitamin A dan beta-karoten. Kamu cukup mengonsumsi sumber makanan kaya vitamin A seperti ubi jalar, semangka, melon, paprika merah, wortel, dan bayam.

3. Vitamin C

Sebagai vitamin paling populer, sumber vitamin ini mungkin paling mudah ditemukan. Kebanyakan orang mengaitkan vitamin C dengan buah jeruk. Apakah Kamu sedikit berbeda? Apakah Kamu lebih memikirkan pil atau tablet vitamin C daripada buah yang kaya vitamin C?

Hati-hati jika Kamu hobi mengonsumsi suplemen vitamin C. Penelitian menemukan bahwa orang yang mengonsumsi pil vitamin C berlebihan memiliki risiko lebih tinggi untuk memiliki batu ginjal. Selain itu, mengonsumsi suplemen vitamin C juga bisa mengiritasi lambung dan meningkatkan risiko gangguan pencernaan.

Rekomendasinya, daripada minum suplemen vitamin C, lebih baik Kamu sering mengonsumsi makanan kaya vitamin C seperti pepaya, stroberi, dan kangkung. Jangan terlalu sering mengonsumsi suplemen vitamin C kecuali atas rekomendasi dokter.

Baca juga: Berapa Kebutuhan Vitamin C Harian Kamu? Yuk, Cek di Sini!

4. Vitamin D

Di negara beriklim dingin, kekurangan vitamin D banyak ditemukan karena kekurangan paparan sinar UV dari matahari. Sumber terbaik vitamin D memang sinar matahari, meskipun paparan berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker kulit melanoma.

Baca Juga :  Benarkah Minum Air Hangat Menyembuhkan Anyang-anyangan?

Mengonsumsi terlalu banyak vitamin D dalam bentuk suplemen dapat meningkatkan kadar kalsium dalam darah, yang dapat berdampak buruk bagi jantung dan ginjal. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah sekitar 15 mg vitamin D per hari.

5. Vitamin E

Tubuh kita membutuhkan vitamin E untuk menjaga sistem kekebalan tubuh, memenuhi kebutuhan antioksidan, dan membantu mencegah penggumpalan darah. Vitamin E bisa ditemukan dengan mudah pada kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau. Orang dewasa rata-rata membutuhkan sekitar 15mg per hari.

Mengonsumsi terlalu banyak vitamin E dapat meningkatkan risiko perdarahan. Hati-hati Kamu bisa mengalami peningkatan risiko stroke jika dalam waktu yang sama Kamu juga mengonsumsi obat pengencer darah.

Baca juga: Inilah Makanan Kaya Vitamin E, Sudahkah Kamu Konsumsi?

Tips Aman Mengonsumsi Suplemen Vitamin

Berikut adalah beberapa tips penting yang perlu diingat jika Kamu ingin mengonsumsi vitamin sebagai suplemen:

– Ikuti petunjuk pada label, atau konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui berapa kebutuhanmu.

– Jangan minum suplemen vitamin seperti makan permen, dan jauhkan semua botol vitamin dari jangkauan anak-anak.

– Suplemen vitamin bukan pengganti makanan. Lebih baik Kamu juga memperbaiki pola makan seimbang dengan menambah porsi buah, sayuran, dan biji-bijian.

– Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi setiap kali Kamu akan mengonsumsi vitamin atau suplemen makanan, apalagi Kamu memiliki kondisi medis tertentu.

Baca juga: Penyebab Bibir Pecah-Pecah, Benarkah Kurang Vitamin?

Sumber:

Health.clevelandclinic.org. 5 Vitamins You Might Be Overdoing

Verywellfit.com. Can you really overdose on vitamins.

Comment