Categories: Kabar

Keluarga Masyumi, Arteria Dahlan Bantah ‘Cucu PKI’

KalbarOnline.com – Politikus PDIP Arteria Dahlan menjadi trending Twitter hingga Rabu (9/9/2020) ini. Hal itu lantaran dia disebut konon sebagai cucu pendiri PKI di Sumatera Barat.  Namun, Arteria membantah dirinya adalah cucu tokoh PKI.

Arteria mengaku, dia dan keluarga besarnya adalah Masyumi. “Tidak benar saya cucu seorang tokoh PKI. Kakek saya itu pedagang dua-duanya, dari ayah pedagang. Nenek saya tokoh Masyumi. Keluarga kami kan Masyumi,” tegas Arteria saat dihubungi, Rabu (9/9/2020).

Arteria juga menegaskan jika pernyataan tokoh pers Hasril Chaniago pada acara ILC tvOne, Selasa (8/9/2020) itu adalah dalam konteks analogi pada keluarga di Minang yang bisa berbeda-beda pilihan dalam urusan politik, seperti memilih Masyumi, PKI, hingga Partai Nasional Indonesia (PNI).

Arteria mengatakan memang ada tokoh PKI bernama Bachtarudin, tapi tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengannya. Arteria lalu menjelaskan silsilah keluarganya. Disebutkan Arteria, kakeknya tidak ada yang bernama Bachtarudin.

“Tidak ada hubungannya. Kakek saya namanya Dahlan, bukan Bachtarudin yang tokoh PKI itu. Jadi namanya AD itu adalah Arteria Dahlan bin Zaini bin Dahlan bin Ali bin Sulaiman. Mereka semua orang-orang alim. Nenek saya Bu Nian (Dahniar) guru ngaji orang-orang di Maninjau lebih dari tiga generasi,” ungkapnya seperti dikutip dari detik.com.

“Ya salah itu (kakeknya tokoh PKI). Nenek saya tokoh Masyumi. Ayah saya dibimbing sama Ummi Rasuna Said. Kakek saya yang dari Ibu H Abdul Wahab, saudagar, pedagang di Tanah Abang. Masuk Jakarta tahun 1950. Semua perantau pasti diurus kakek saya kala itu,” imbuhnya.

Arteria menyebut neneknya yang bernama Dahniar Yahya atau Ibu Nian adalah tokoh Masyumi dan merupakan satu-satunya guru mengaji di Kukuban Maninjau. Menurutnya, sang nenek pernah ditahan saat pemerintahan Presiden Sukarno yang akhirnya menyebabkan sang ayah ditolak masuk akademi kepolisian.

“Ibu Nian juga pernah ditahan pemerintahan Sukarno karena diduga terlibat PRRI saat itu. Ayah saya H Zaini Dahlan, guru di beberapa SMA dan ketua salah satu yayasan pendidikan swasta. Pernah mendaftar Akpol, itu pun pada tes terakhir ditolak karena terindikasi Masyumi dan PRRI. Ayah saya lama di Yogya karena sempat kuliah di Farmasi UGM, sempat pula mengajar di SMA Muhammadiyah Yogyakarta,” jelas anggota Komisi III DPR itu. [ind]

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Bupati Fransiskus Ungkap Baru 53 Desa di Kapuas Hulu yang Sudah Deklarasi Stop ODF

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan menyampaikan, dari 278 desa dan 4…

12 hours ago

Tanah Longsor Landa Kabupaten Landak, Jalan Ngabang – Serimbu Sempat Terputus

KalbarOnline, Landak - Tingginya intensitas hujan di Kabupaten Landak dalam beberapa hari terakhir ini telah…

12 hours ago

PWI Kalbar Audiensi ke KONI, Perkuat Silaturahmi dan Kerja Sama Media

KalbarOnline, Pontianak - Jajaran pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kalimantan Barat melakukan kunjungan kehormatan…

13 hours ago

Diterjang Angin Kencang, Motor Air Milik Nelayan Karam di Perairan Muara Teluk Batang

KalbarOnline, Kayong Utara - Sebuah motor air milik seorang nelayan karam di perairan muara Teluk…

16 hours ago

Nilai Reformasi Birokrasi dan SAKIP Pemkot Pontianak Naik

KalbarOnline, Pontianak – Pj Wali Kota Pontianak, Ani Sofian menuturkan bahwa Indeks Reformasi Birokrasi (RB)…

16 hours ago

Letakkan Batu Pertama Pembangunan Gereja Dekat Masjid, Sekda Ketapang: Kita Bangsa Majemuk Penuh dengan Toleransi

KalbarOnline, Ketapang - Sekda Ketapang, Alexander Wilyo melakukan peletakan batu pertama sebagai pondasi bagi pembangunan…

17 hours ago