Jangan Sampai Lautan Menjadi Pemakaman Massal Pengungsi Rohingya

KalbarOnline.com – Ratusan warga Rohingya kembali terdampar di Lhokseumawe, Aceh. Setidaknya ada 297 orang yang rela mengambil risiko demi mencari keselamatan di luar negaranya.

“Dari pengakuan mereka membuktikan betapa berbahayanya perjalanan kapal ini. Mereka yang bertahan mengatakan puluhan rekan mereka telah kehilangan nyawa saat masih terombang-ambing di laut,” kata Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/9).

Usman menuturkan, seharusnya Pemerintah Indonesia mengambil inisiatif untuk menyelamatkan para pengungsi Rohingya. Bukan malah warga nelayan Aceh yang rela menolong para pengungsi.

Baca Juga :  PPKM Jawa Bali Diperpanjang Hingga 30 Agustus, DKI Jakarta Jadi Level 3

“Pemerintah pusat sekarang harus memastikan bahwa mereka yang mendarat dipenuhi kebutuhannya, termasuk makanan, tempat tinggal dan layanan kesehatan dasar yang meliputi perlindungan dari wabah Covid-19. Mereka juga harus membantu pemerintah daerah untuk menangani para pengungsi,” cetus Usman.

  • Baca juga:

    Rohingnya Masih Mencekam, Relawan Indonesia: Keluar Ancamannya Mati

Usman juga memandang, kerja sama antar-kawasan semakin dibutuhkan, terutama untuk melakukan pencarian dan penyelamatan pengungsi yang masih berada di laut. Amnesty pun mendesak Pemerintah Indonesia untuk segera menginisiasi dialog kawasan.

“Lambannya aksi pemimpin kawasan bisa mengubah lautan menjadi pemakaman massal pengungsi Rohingya,” sesal Usman.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, telah berjanji untuk menyediakan tempat tinggal sementara di Lhokseumawe bagi ratusan pengungsi Rohingya. Para pengungsi Rohingya sebagian besar perempuan dan anak-anak, yang terdampar pada Juni 2020 lalu.

Pemerintah juga mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi dan Organisasi Migrasi Internasional untuk memastikan keselamatana dan kesejahteraan para pengungsi.

Comment