Panas, AS Tuduh Tiongkok Pengaruhi Pelaksanaan Pilpres 2020

KalbarOnline.com – Hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok sepertinya masih butuh waktu lama untuk bisa berdamai. Pasalnya, AS terus saja mencari celah untuk memberikan tekanan kepada Tiongkok.

Terbaru, AS menuduh Tiongkok memiliki program khusus yang bertujuan memengaruhi politik dalam negeri AS serta pemilihan presiden AS. Hal itu seperti disampaikan oleh penasihat keamanan Presiden Donald Trump, Robert O’Brien, Jumat (4/9).

  • Baca juga: Peluang Dialog Seolah Sudah Mati, AS dan Tiongkok Sulit Damai

Hanya saja, O’Brien tidak memberi penjelasan lebih lanjut terkait tuduhan tersebut. “Kami tahu Tiongkok berperan aktif memengaruhi pilpres AS,” beber O’Brien seperti dilansir Reuters. O’Brien juga menyebut Tiongkok meluncurkan banyak program untuk memengaruhi politik Amerika Serikat.

Tidak hanya Tiongkok saja, Iran dan Rusia disebutnya juga memiliki program semacam itu. Intelijen AS mengungkap Rusia terlibat dalam kampanye dunia maya yang bertujuan memenangkan kandidat Partai Republik, Donald Trump, pada pemilihan presiden AS 2016 silam. Sejauh ini, pihak intelijen juga menerima laporan beberapa peretas berusaha memengaruhi pemilihan presiden 3 November 2020.

Baca Juga :  Demokrat dan Republik Kompak, AS Siapkan Dana Konflik dengan Tiongkok

Hanya saja, Pemerintah Rusia menyangkal tuduhan pihaknya ikut campur dalam pemilu AS pada 2016. “Kami dengan jelas menyampaikan ke warga Tiongkok, Rusia, Iran, dan pihak lain yang belum terungkap keberadaannya ke publik bahwa siapa pun yang berusaha mengintervensi pemilihan presiden di Amerika Serikat akan menerima akibat yang buruk,” kata O’Brien.

Jaksa Agung pilihan presiden, William Barr mengatakan dia yakin ancaman terhadap intervensi pilpres AS lebih besar datang dari Tiongkok dibanding Rusia. Namun, dia tidak memberi keterangan lebih lanjut. O’Brien bahkan mengatakan AS melihat peretas asal Tiongkok menyasar infrastruktur pilpres AS.

Namun, Tiongkok secara tegas menyangkal tudingan bahwa pihaknya meretas informasi milik perusahaan, politisi, atau lembaga pemerintah AS. Sementara itu, Kedutaan Besar Tiongkok di AS mengulang kembali pernyataan Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada bulan lalu. Kedutaan mengatakan Tiongkok tidak tertarik ikut campur dalam pilpres AS.

Baca Juga :  Jadi Korban Lakalantas, Pilot Lion Air Meninggal Dunia di Madinah

Trump sendiri memilih pendekatan yang keras terhadap Tiongkok sebagai salah satu strategi politik luar negerinya menjelang pilpres. Trump juga menyalahkan Tiongkok soal pandemi Covid-19.

Hanya saja, Trump masih menjalin persahabatan dengan Presiden Xi Jinping mengingat AS menghendaki perjanjian dagang dengan Tiongkok. Dalam pidato politiknya saat Konvensi Partai Republik bulan lalu, Trump mengatakan Tiongkok mendukung kandidat presiden Partai Demokrat, Joe Biden. Tiongkok disebut Trump ingin Biden menang.

O’Brien sendiri menyebut tidak akan membuka seluruh data intelijen yang dia ketahui. “Tiongkok melakukan kegiatan yang masif di dunia maya, situasi yang kita hadapi ini luar biasa,” ujarnya.

Menurutnya, aktivitas Tiongkok di dunia maya tak akan berhenti. “Kami tidak pernah melihat situasi semacam ini. Perang Dingin dengan Uni Soviet tidak berlangsung seperti ini,” terang O’Brien.

Comment