5 Metode Tes Cepat Covid-19 Lewat Pemeriksaan Ludah

KalbarOnline.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan uji tes Covid-19 dilakukan secara masif sejak awal virus Korona ditemukan di Wuhan, Tiongkok. Hal itu supaya orang yang terinfeksi bisa ditemukan, kontak eratnya bisa dilacak, kemudian dilakukan isolasi agar tidak menjadi sumber penularan.

Tes uji spesimen yang dianjurkan adalah dengan metode PCR (polymerase chain reaction). PCR menggunakan antigen. Hasil pemeriksaan spesimen dengan PCR sudah dipastikan akurat.

Hanya saja, ada metode lainnya yakni berupa metode penapisan dengan rapid test atau tes cepat. Bedanya, uji rapid test menggunakan antibodi. Sehingga jika diperiksa dengan rapid test, hasilnya belum tentu pasti.

Oleh sebab itu, setelah dilakukan pemeriksaan rapid test baik hasilnya positif ataupun negatif tetap harus melakukan isolasi mandiri. Isolasi bisa dilakukan secara mandiri di rumah atau kelompok. Barulah andai mengalami keluhan dan gejala, pemeriksaan PCR akan dilakukan untuk mengkonfirmasi. PCR baru akan dilakukan jika sudah ada gejala klinis.

Para peneliti di sejumlah negara menemukan terobosan untuk menemukan cara melakukan tes cepat atau rapid test dengan biaya yang murah, cepat, dan hasilnya akurat. Sejumlah penelitian bahkan mengembangkan rapid test cukup lewat air liur atau ludah. Berikut sejumlah peneliti yang mengembangkan metode tersebut.

Baca Juga :  Cari Cleopatra, Dapat Mumi “Berlidah” Emas

1. Yale School of Public Health (AS)
Tes diagnosis laboratorium berbasis air liur yang dikembangkan oleh para peneliti di Yale School of Public Health untuk menentukan apakah seseorang yang terinfeksi virus Korona. Ini telah diberikan otorisasi penggunaan darurat oleh Food and Drug Administration (FDA) AS. Artinya disetujui oleh FDA.

Metode yang disebut SalivaDirect ini sedang divalidasi lebih lanjut sebagai tes untuk individu tanpa gejala melalui program yang menguji pemain dan staf dari NBA. SalivaDirect lebih sederhana, lebih murah, dan lebih tidak invasif dibanding metode tradisional yang dikenal sebagai swabbing nasofaring (NP). Hasil sejauh ini telah menemukan bahwa SalivaDirect sangat sensitif dan memberikan hasil yang serupa dengan penyeka NP.

Diharapkan metode ini dapat digunakan secara luas sehingga bisa melacak kontak dengan cepat untuk digunakan di seluruh negara. Komponen utama SalivaDirect adalah metode tersebut telah divalidasi dengan reagen dan instrumen dari beberapa vendor.

Baca Juga :  Terima 10.400 Vial Vaksin Covid, Pontianak Rencanakan Vaksinasi Tenaga Kesehatan Besok

“Ini adalah langkah maju yang besar untuk membuat pengujian lebih mudah diakses,” kata seorang peneliti dari postdoctoral Yale, Chantal Vogels, bersama dengan Doug Brackney, asisten profesor klinis.

“Kami menemukan air liur sebagai jenis sampel yang menjanjikan untuk mendeteksi SARS-CoV-2, dan sekarang berpotensi digunakan dalam skala besar untuk membantu melindungi kesehatan masyarakat. Kami senang dapat memberikan kontribusi ini untuk memerangi virus Korona,” kata peneliti.

“Kami berharap lab hanya akan mengenakan biaya sekitar USD 10 per sampel atau setara Rp 140 ribu. Jika alternatif murah seperti SalivaDirect dapat diterapkan di seluruh negeri, kami akhirnya dapat menangani pandemi ini, bahkan sebelum ada vaksin,” kata peneliti.

Laboratorium Jackson untuk Pengobatan Genomik di Farmington, Connecticut, akan bermitra dengan Yale untuk mengeksplorasi tes untuk khalayak yang lebih luas. Penelitian terkait didanai oleh NBA, Asosiasi Pemain Bola Basket Nasional, dan hibah cepat dari Emergent Ventures di Mercatus Center, Universitas George Mason.

Comment