Preeklampsia tidak Selalu Terjadi di Akhir Kehamilan, Waspada Gejalanya!

Preeklampsia adalah kelainan khusus kehamilan multisistem yang menyerang satu hingga sepuluh persen Mums di seluruh dunia. Ya, preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, paling sering di hati dan ginjal.

Meskipun lebih jarang, preeklampsia bisa terjadi setelah 20 minggu kehamilan atau trimester kedua pada wanita yang tekanan darahnya normal. Namun, gejala preeklampsia sering muncul setelah usia kandungan 34 minggu atau di akhir kehamilan.

Dulu, preeklampsia disebut toksemia. Terjadi ketika Mums mengalami tekanan darah tinggi, air urine positif protein, serta mengalami pembengkakan di kaki dan tangan. Jika mengalami preeklamsia saat kehamilan, pengobatan yang paling efektif ialah melahirkan janin di kandungan.

Apabila tidak diobati segera, preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi yang serius, bahkan fatal, yakni kematian Mums dan bayi. Dalam beberapa kasus, 48 jam setelah melahirkan, preeklampsia masih bisa berlangsung 1 sampai 12 minggu lho, Mums.

Baca juga: Mengapa Setelah Didiagnosis Pre-eklampsia, Wanita Berpotensi Menderita Hipertensi Seumur Hidup?

Preeklampsia Dapat Terjadi Kapan Saja

Jika Mums didiagnosis preeklampsia di trimester kedua, terlalu dini untuk melahirkan bayi di kandungan. Itu karena, bayi di kandungan Mums membutuhkan lebih banyak waktu untuk tumbuh, namun Mums harus menghindari untuk menempatkan diri sendiri atau bayi di kandungan pada risiko yang serius.

Preeklampsia dapat menyebabkan eklampsia, kondisi serius yang menimbulkan risiko kesehatan bagi ibu dan bayi, yakni kematian. Kekhawatiran lainnya adalah risiko stroke yang lebih tinggi selama kehamilan dan setelah melahirkan.

Preeklampsia bisa terjadi kapan saja. “Dulu, saya didiagnosis preeklampsia menjelang kelahiran secara tiba-tiba. Padahal sebelumnya, semua normal. Ketahuan ketika usia kandungan 39 minggu. Setelah dilakukan tiga kali cek urine dan tekanan darah, dokter kandungan bilang kalau saya positif preeklampsia. Lain lagi pengalaman teman yang kena preeklampsia di usia kandungan kehamilan 24 minggu. Jadi, preeklampsia tidak bisa dipastikan karena bisa terjadi pada ibu hamil dengan usia kandungan berapapun,” cerita Farida Septiani, Mums dengan dua anak kepada Gue Sehat.

Baca Juga :  5 Cara Sederhana Mengatasi Tekstur Kulit Tidak Merata

Ya, preeklampsia dapat berkembang tanpa gejala apapun. Tekanan darah tinggi Mums bisa naik perlahan atau mungkin, muncul tiba-tiba. Itulah kenapa, memantau tekanan darah Mums merupakan bagian penting dari perawatan prenatal karena gejala awal preeklampsia ialah peningkatan tekanan darah. Tekanan darah yang melebihi 140/90 milimeter merkuri (mm Hg) dalam dua kali cek, setidaknya dengan jarak empat jam, adalah abnormal.

Gejala lain preeklampsia yang mungkin dialami Mums di antaranya kelebihan protein dalam urine (proteinuria) atau masalah pada ginjal, sakit kepala yang parah, perubahan penglihatan (kehilangan penglihatan sementara, penglihatan kabur, atau sensitivitas cahaya), nyeri perut bagian atas (biasanya di bawah tulang rusuk di sisi kanan), mual atau muntah.

Hasil pemeriksaan laboratorium umumnya menunjukkan adanya penurunan tingkat trombosit dalam darah, dan gangguan fungsi hati. Mums juga bisa mengalami sesak napas yang disebabkan cairan di paru-paru, kenaikan berat badan serta pembengkakan yang tiba-tiba di wajah dan tangan.

Baca juga: Deteksi Pre-eklampsia Lewat Pemeriksaan Darah Selama Hamil

Jika Usia Mums di Bawah 25 Tahun, Paling Sering Terkena Preeklampsia

Penyebab pasti preeklampsia melibatkan beberapa faktor. Para ahli percaya jika penyebabnya dimulai di plasenta, organ yang memberi makan janin selama kehamilan. Di awal kehamilan, pembuluh darah baru berkembang dan berevolusi untuk mengirim darah ke plasenta secara efisien. Namun, pembuluh darah Mums dengan preeklampsia sepertinya tidak berkembang atau berkembang dengan baik.

“Lebih sempit dari pembuluh darah normal karena membatasi jumlah darah yang dapat mengalir,” kata Shivani Patel, M.D, Obstetrics & Gynecology di UT Southwestern Medical Center.

Baca Juga :  Berburu Kebutuhan Mums dan si Kecil di 12.12, Yuk!

Dikatakan Shivani, preeklampsia paling sering menyerang Mums yang berusia di bawah 25 tahun atau lebih dari 35 tahun. “Faktor lainnya ialah punya riwayat kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes, lupus atau kondisi autoimun lainnnya yang sudah ada sebelum kehamilan,” bebernya.

Satu dari lima wanita dengan preeklampsia selama kehamilan pertama akan mengalami preeklampsia lagi di kehamilan kedua. Selain itu, Mums yang pernah mengalami preeklampsia berisiko terkena hipertensi dan penyakit kardiovaskular lainnya di kemudian hari.

Walau begitu, tidak ada perawatan khusus yang direkomendasikan bagi Mums yang pernah mengalami preeklampsia untuk mencegah terkena penyakit di kemudian hari. Para peneliti terus mempelajari cara untuk mencegah preeklampsia. Hanya saja, belum ada solusi terbaik.

“Jangan lupa makan lebih sedikit garam, mengubah aktivitas setiap hari, membatasi asupan kalori. Mengonsumsi bawang putih atau minyak ikan tidak mengurangi risiko seseorang terkena preeklamsia. Meningkatkan asupan vitamin C dan E belum terbukti bermanfaat. Namun, beberapa penelitian melaporkan hubungan antara kekurangan vitamin D dan peningkatan risiko preeklamsia,” kata ilmuwan.

Namun, bukan berarti Mums tidak melakukan apa-apa. Menerapkan gaya hidup sehat seperti menjaga berat badan tetap normal, berolahraga teratur dan aktif secara fisik, mengonsumsi makanan seimbang, serta tidak merokok merupakan cara bijaksana untuk mencegah penyakit.

Baca juga: Mitos Pola Makan Tinggi Protein Terhadap Risiko Preeklampsia

Referensi:

MayoClinic. Preeclampsia

WebMD. Preeclampsia

NCBI. Clinical Presentation of Preeclampsia and the Diagnostic Value of Proteins and Their Methylation Products as Biomarkers in Pregnant Women with Preeclampsia and Their Newborns

Harvard Health Publishing. Preeclampsia And Eclampsia

UT Southwestern Medical Center. Preeclampsia can strike suddenly during pregnancy

Comment