Kapasitas RS Masih Cukup tapi Jumlah Nakes dan Ruang ICU Makin Sulit

KalbarOnline.com–Angka kasus baru Covid-19 di tanah air tak terkendali. Dalam sehari, beberapa terakhir sudah lebih dari 3 ribu kasus baru. Jumlah korban jiwa pun masih bertambah. Kondisi itu membuat para tenaga medis kewalahan. Bahkan ruang ICU untuk merawat pasien kritis sudah semakin langka.

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Mohammad Adib Khumaidi menjelaskan, kondisi di Jakarta khususnya, semakin mengkhawatirkan. Kondisi itu membuat ruang ICU di setiap rumah sakit penuh dan makin sulit menampung pasien dalam kondisi berat.

”Apalagi di Jakarta ya kasus naik 74 persen. Itupun jadi problem atas kemampuan SDM. Saat jumlah pasien naik, SDM-nya harus dihitung juga. Tingkatkan risiko paparan semakin overload kapasitas, juga akan membebani dalam pelayanan,” tegas Adib.

Solusinya, Adib menyarankam agar dilakukan mapping RS rujukan lain atau memaksimalkan fungsi dan sarana RS Darurat Wisma Atlet. Kemudian kalkulasi kebutuhan SDM dan relawan.

”Kebutuhan SDM jadi masalah. Kita harus hitung jam kerja. Prinsipnya jangan menambah jam kerja tenaga medis. Jadi 3 sif sudah maksimal. Kalau berpedoman pada itu, konsekuensinya harus tambah SDM,” ujar Adib.

Baca Juga :  Tren Kasus Baru Covid-19 Masih Bertambah, Selalu Patuhi Protokol 3M

”ICU sudah kesulitan SDM. Apalagi misalnya 1 orang dokter harus menangani beberapa pasien,” tambah Adib.

Sebelumnya, dalam Webinar Refleksi Infodemi di Masa Pandemi, Klinik Misinformasi, dokter spesialis paru Jaka Pradipta menjelaskan, dari total pasien Covid-19, sebanyak 80 persen dalam dalam kondisi ringan, 15 persen dalam kondisi sedang, dan 5 persen dalam kondisi berat.

”Tapi dari 80 persen itu bisa memburuk. Apa jadinya kalau semua harus dirawat di RS, ya penuh. Bayangkan (sebelumnya) 600 orang dalam sehari (kasus baru) di Jakarta panik karena tahu terinfeksi Covid-19. Sesuai presentase derajat penyakit, artinya 120 orang butuh RS, 30 orang kritis. Penyakit lain apa bisa sehebat ini? Seberapa lama RS bisa menahan tekanan ini?” kata Jaka.

Menurut Jaka, dia dan rekan-rekan sejawat sudah mulai kelelahan dengan banyaknya kasus setiap hari. Terutama di ibu kota. ”Jujur saja, saya dan tenaga medis mulai kelelahan. Jakarta ya. Jakarta luar biasa. Yuk tingkatkanlah protokol kesehatan. Tingkatkan literasi. Tingkatkan membaca informasi benar atau salah selama pandemi,” kata Jaka.

Baca Juga :  Target 128 Desa Wisata Kalbar Masuk Jadesta, Sandiaga Uno: Ini Simbol Kebangkitan Ekonomi

Pernyataan itu juga dibenarkan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam. Dia berharap pemerintah daerah harus waspada angka yang akan masih terus bertambah. Dia meminta penegakkan hukum ditingkatkan.

”Jika tidak, ujung-ujungnya yang kena dokter, yang ketularan. Sehari-hari yang kita dengar ada rekan dokter meninggal karena Covid-19. Dalam minggu-minggu terakhir ini, angkanya makin mengkhawatirkan. Tinggi. Perlu ada evaluasi lagi, karantina wilayah harus diberlakukan lagi,” kata Ari.

Menurut dia, saat ini ICU semakin susah dicari khususnya di Jakarta. Kondisi ini akan menyulitkan para pasien dengan kondisi berat.

”Secara umum masih oke lah, di Jakarta banyak pasien tanpa gejala. Tapi jangan salah, cari ICU saat ini itu susah. IGD sudah mulai penuh. Banyak orang menunggu. Kita enggak tahu bagaimana ke depannya jumlah akan terus meningkat,” jelas Ari.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment