Categories: Kabar

100 Hari Jelang Pilkada Kepri, Pengamat: Penantang Sulit Kejar Petahana, Kecuali Lakukan Vote Buying

Batam – Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tinggal 100 hari. Sisa waktu tersebut menjadi penentuan sejumlah Pasangan Calon (Paslon) untuk merebut hati dan simpati publik guna memenangkan pesta demokrasi di provinsi berjuluk negeri segantang lada ini.

Meski demikian, sisa waktu yang terbilang singkat ini dinilai tak akan mampu untuk menggeser posisi elektabilitas Paslon petahana, Isdianto-Suryani. Pasalnya, dari catatan sejumlah lembaga survei, elektabilitas Paslon ini bertengger di posisi teratas, meninggalkan jauh lawannya.

Hal ini seperti disampaikan oleh pengamat politik Kepri Irfan Dinata dalam gelaran disukusi terbatas di salah satu kedai kopi di kawasan Batam Centre, Sabtu (29/08). Menurutnya, sulit bagi penantang untuk mengubah posisi elektoral dengan waktu yang tersisa.

“100 hari menjelang Pilkada ini tentu akan terasa sulit untuk melawan petahana. Apalagi jika melihat trend elektabilitas Paslon dari beberapa hasil survei, ternyata tidak menunjukan perubahan yang signifikan. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi lawan,” kata Irfan.

Lebih lanjut, Irfan menjelaskan faktor lain yang membuat petahana tetap unggul adalah relawan dan tim pemenangan Paslon Isdianto-Suryani yang semakin solid seiring dengan mulai munculnya berbagai isu yang menyerang Soerya-Iman maupun Ansar-Marlin.

“Nampaknya relawan SANUR mulai terbukti solid untuk memenangkan Paslon Isdianto-Suryani atau INSANI. Ini juga jadi faktor penentu kemenangan. Meskipun partai pengusungnya middle party, tapi jika mesin relawan dan simpatisan kuat, maka tentu ini juga akan sangat menentukan,” jelasnya.

Untuk itu, Irfan berkesimpulan bahwa hanya dengan vote buying petahana bisa dikalahkan. Terlebih, lanjut Irfan jika melihat persiapan Paslon penantang yang terbilang singkat.

“Singkatnya ya hanya dengan ‘serangan fajar’ petahana bisa dikalahkan. Ini juga tergantung berapa nominal yang disiram. Jika angkanya tak masuk, publik juga males gitu lho. Tapi praktik begini yang sangat disayangkan, merusak Demokrasi kita,” pungkasnya.

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

TP PKK Pontianak Gelar Halal Bihalal

KalbarOnline, Pontianak - Masih dalam suasana Idul Fitri, Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak menggelar…

9 hours ago

Usul Pekan Budaya LPM Jadi Agenda Tetap

KalbarOnline, Pontianak - Laskar Pemuda Melayu (LPM) Kalimantan Barat (Kalbar) bekerja sama dengan Pemerintah Kota…

9 hours ago

Ani Sofian Lantik Zulkarnain Jadi Pj Sekretaris Daerah Kota Pontianak

KalbarOnline, Pontianak – Pj Wali Kota Pontianak, Ani Sofian melantik Zulkarnain sebagai Pj Sekretaris Daerah…

9 hours ago

Dinkes Pontianak Ungkap Sejumlah Penyakit yang Berpotensi KLB Tahun Ini

KalbarOnline, Pontianak – Upaya pencegahan penyakit terus menjadi prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melalui Dinas…

9 hours ago

Jumlah Jemaah Haji Asal Pontianak Terbanyak se-Kalbar, Termuda Berusia 20 tahun, Tertua 86 tahun

KalbarOnline, Pontianak - Jumlah jemaah haji dari Kota Pontianak mendominasi dari kabupaten/kota yang ada di…

9 hours ago

Bupati Ketapang Hadiri Acara Hari Ketiga Peresmian Balai Kepatihan Jaga Pati

KalbarOnline, Ketapang – Bupati Ketapang, Martin Rantan menghadiri acara hari ketiga peresmian Balai Kepatihan Jaga…

12 hours ago