Republikan Anggap Trump Sukses Besar Tangani Covid-19 di AS

KalbarOnline.com – Sebagian besar warga Amerika Serikat (AS) meyakini bahwa Presiden AS Donald Trump dan pemerintahannya telah gagal menangani pandemi Covid-19 dengan semestinya, demikian menurut CNN.

Dalam laporan yang dirilis pada Selasa (25/8), CNN mengkritik kubu Republikan karena menutupi kegagalan Trump menangani penyebaran coronavirus pada malam pertama Konvensi Nasional Partai Republik.

Kubu Republikan, yang notabene adalah partai yang mengusung Trump, pada Senin (24/8) berusaha menggambarkan respons Trump terhadap pandemi sebagai sukses besar, yang bertentangan dengan pandangan sebagian besar warga AS.

Baca Juga :  AS Kunjungi Filipina Ungkit Laut China Selatan, Tiongkok Marah Besar

Konvensi itu menyajikan upaya penanganan Trump terhadap penyebaran coronavirus dengan cara yang menyesatkan, dan mengulangi “kebohongan yang membingungkan terkait sikap Trump terhadap” pandemi itu, kata laporan tersebut, seraya menambahkan bahwa sang presiden awalnya menyangkal pandemi itu, dan kemudian lalai untuk menindaklanjutinya.

Menyebut bahwa AS masih menjadi negara yang paling terdampak parah dengan mencatatkan jumlah kasus dan kematian terbanyak akibat Covid-19, laporan itu mencantumkan serangkaian keputusan salah yang diambil Trump dalam memerangi penyebaran coronavirusbaru, termasuk menolak mengambil sejumlah langkah besar pada Februari, menolak meminta pemerintah federal untuk memimpin pengujian Covid-19, menunda pemberlakuan karantina wilayah (lockdown), dan terlalu dini mendesak para gubernur untuk membuka kembali aktivitas perekonomian mereka.

Baca Juga :  Putus Bebas Pekerja Migran Indonesia, Hakim Singapura Bakal Diperiksa

Laporan itu juga mengkritik Trump karena menolak mengenakan masker di hadapan publik hingga Juli. Jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di AS menembus angka 5,8 juta pada Rabu (26/8), dengan jumlah kematian di seluruh negeri akibat penyakit itu tercatat lebih dari 179.000, menurut Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins. (Xinhua/Antara)

Comment