Simulasi Belajar Tatap Muka 1,5 Jam di SMAN 2 Sidoarjo

KalbarOnline.com – Sebanyak 66 siswa SMAN 2 Sidoarjo Rabu (19/8) masuk sekolah. Mereka mengikuti simulasi belajar tatap muka. Total, mereka hanya belajar selama 1,5 jam.

Pukul 07.00, para siswa masuk. Peraturannya ketat. Sebelum masuk kelas, siswa dicek suhu, lalu masuk bilik disinfektan. Baru setelah itu, mereka masuk kelas. Guru pun stand by di sejumlah titik pengawasan. Di antaranya, di gerbang sekolah, pos satpam, dan di tempat cuci tangan.

”Kami siapkan denah dan alur masuknya sehingga siswa terkontrol,” terang Waka Bidang Kesiswaan SMAN 2 Sidoarjo Ririn Farida.

Sebanyak 66 orang yang melakukan simulasi kemarin pun merupakan siswa pilihan. Pertama, jelas Ririn, mereka harus menyerahkan surat keterangan sehat, bisa dari puskesmas atau rumah sakit. Kedua, lanjut dia, siswa juga harus mempunyai izin dari orang tua yang menerangkan bahwa mereka boleh mengikuti pembelajaran tatap muka. Jika tidak ada itu, mereka tidak boleh masuk.

Yang tidak masuk, ucap Ririn, tidak berarti tidak belajar. Guru juga menyiapkan pembelajaran daring seperti biasanya, khusus untuk siswa yang tidak ikut simulasi tatap muka. Lima studio disiapkan untuk siswa yang belajar daring.

Baca Juga :  Terkait UU Ciptaker, Pemuda Muhammadiyah: Dikritisi yang Merugikan

Ada tiga mapel yang diajarkan untuk simulasi kemarin. Tiap mapel hanya berlangsung setengah jam. Biasanya, bisa sampai 45 menit dikali dua sesi. Tidak ada jam istirahat. Dengan demikian, mereka hanya datang, masuk kelas, lalu pulang.

”Para siswa juga tidak boleh bawa kendaraan sendiri, harus diantar,” terang Amirul, ketua Tim Peningkatan Mutu (TPM) SMAN 2 Sidoarjo. Tujuannya, siswa benar-benar tidak keluyuran setelahnya.

Di dalam kelas, ada pengaturan bangku. Siswa duduk sendiri-sendiri. Di setiap bangku, ada mika pembatasnya. Mirip dengan face shield, tapi besar. Masker juga tidak boleh dilepas.

Kepala SMAN 2 Sidoarjo Nurseno menyebutkan, simulasi kemarin berjalan lancar. Namun, untuk memasukkan siswa dan mulai belajar tatap muka, pihaknya menunggu instruksi lebih lanjut. Tepatnya ketika zona Sidoarjo sudah kuning dan sudah diizinkan.

Baca Juga :  Firli Singgung Anies yang Baru Baca Buku ‘How Democracies Die’

Seno menyebutkan, persiapan simulasi pun tidak mudah. Selain sarana-prasarana, pihaknya menyurvei wali murid. Bahkan, pihaknya menggelar pertemuan dengan wali murid untuk membahas simulasi tersebut.

”Rata-rata banyak yang ingin anaknya mulai masuk karena sudah terlalu lama di rumah,” kata Seno.

Karena banyak permintaan tersebut, pihaknya melakukan simulasi. Dengan demikian, ketika sewaktu-waktu sekolah masuk, sekolahnya sudah siap.

  • Baca Juga: Belajar Tatap Muka Lebih Tenang, Ratusan Guru Tambaksari Dites Swab

”Jadi, tidak bingung jika sewaktu-waktu masuk,” terang Seno.

Sementara itu, sekolah yang lain belum melakukan simulasi. Misalnya, SMAN 3 Sidoarjo. Pihaknya akan menggelar simulasi dengan menunggu zona Sidoarjo menjadi oranye. Namun, persiapan SDM maupun sarana sudah dilakukan. Bahkan, pihak sekolah membentuk gugus sekolah tangguh. Khusus pencegahan dan pengawasan penerapan protokol kesehatan.

”Intinya, sekolah sudah siap. Tinggal menunggu zona dan instruksi lebih lanjut,” terang Kepala SMAN 3 Sidoarjo Ristiwi Peni.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment