Hyundai Kembangkan Mobil Otonom melalui Motional

KalbarOnline.com – Usai mengumumkan Ioniq, merek mobil khusus yang akan berfokus pada teknologi kendaraan listrik ramah lingkungan full baterai, Hyundai kembali mengumumkan perusahaan lainnya. Beda fokus, kali ini Hyundai mengumumkan Motional, perusahaan lainnya yang kali ini akan berfokus pada pengembangan mobil otonom yang digarap dengan kemitraan bersama perusahaan teknologi Aptiv.

Produsen mobil Korea itu pertama kali mengumumkan proyek tersebut pada Maret lalu. Mereka juga mengatakan bakal mulai menguji sepenuhnya sistem mobil tanpa pengemudi akhir tahun ini.

Motional sendiri diatur untuk mengembangkan dan menggabungkan kendaraan otonom Level 4 yang melakukan semua tugas mengemudi.

Tujuan dari diumumkannya Motional oleh Hyundai sendiri adalah untuk meluncurkan armada mobil swakemudi untuk penyedia robotaxi pada tahun 2022. Jika sesuai rencana, armada taksi Motional akan melayani masyarakat umum pada tahun 2027 mendatang.

“Kami memiliki sejarah panjang dalam menjadi yang terdepan dalam teknologi otomotif dan berharap dapat melanjutkan warisan itu dengan Motional,” kata wakil ketua eksekutif Hyundai Euisun Chung.

Baca Juga :  Hyundai Tarik Ratusan Ribu Mobil dari Tiongkok

Nama Motional sendiri dikatakan terinspirasi oleh ‘gerakan’ mengemudi dan ’emosi’ saat menyelesaikan perjalanan dengan aman.

“Apakah kita suka atau tidak hari ini keputusan transportasi adalah keputusan emosional,” katanya kepada The Verge. “Memilih cara berpindah dari A ke B dengan aman, itu keputusan yang emosional. Jadi Motional akan menjaga wawasan itu menjadi pusat setiap produk yang kami kembangkan,” lanjutnya.

Usaha ini mewakili kesepakatan senilai USD 4 miliar atau setara dengan Rp 58,9 triliun yang dibagi 50:50 dengan perusahaan teknologi self-driving Aptiv. Perusahaan tersebut sebelumnya dikenal sebagai Delphi Automotive, didukung oleh dukungan keuangan dari pemerintah Korea Selatan.

CEO dan presiden Motional Karl Iagnemma juga pernah meluncurkan startup tanpa pengemudi NuTonomy pada tahun 2013, sebelum menjualnya ke Delphi pada tahun 2017 seharga USD 400 juta atau berkisar Rp 1,4 triliun. Insinyurnya bertanggung jawab atas program percontohan robotaxi pertama di dunia di Singapura, dan perjalanan lintas negara bagian pertama yang benar-benar otonom di Amerika Serikat (AS) dari New York ke San Francisco.

Baca Juga :  Segini Harga Toyota Corolla Cross yang Besok Meluncur di Indonesia

Armada mobil self-driving Aptiv menyelesaikan lebih dari 100.000 perjalanan Lyft di Las Vegas, meskipun mereka selalu didukung oleh operator manusia. Sementara Covid-19 telah menghancurkan Uber dan Lyft, karena penumpang waspada terhadap kendaraan bersama, Lagnemma mengatakan pandemi telah membuat teknologi tanpa pengemudi ‘lebih relevan dari sebelumnya.

“Pandemi telah menantang komunitas global untuk memikirkan kembali transportasi, dan pemerintah serta individu menginginkan pilihan yang lebih banyak dan lebih baik,” ungkapnya. Namun apakah masyarakat siap untuk menggunakan mobil self-driving masih harus dilihat sebab menurut berbagai survei yang pernah dilakukan di banyak negara-negara maju yang mulai menggagas teknologi tersebut dilaporkan masih banyak masyarakat yang belum percaya pada teknologi mobil tersebut. (*)

Comment