Cara Unik AWS Pacu Kesetaraaan dalam Teknologi

KalbarOnline.com – Siapa bilang teknologi terkini seperti komputasi awan, analitik big data, kecerdasan artifisial, serta machine learning hanya menjadi dunianya kaum pria? Tentu pertanyaan itu makin tidak relevan jika kita melihat makin banyaknya kebutuhan-kebutuhan kaum hawa yang memerlukan solusi berbasis teknologi-teknologi canggih tersebut.

Namun, tak bisa dimungkiri bahwa teknologi-teknologi yang bagi awam sering terdengar sangat teknis tersebut peminatnya masih didominasi kaum pria. Padahal, untuk menciptakan solusi yang tepat guna bagi kebutuhan spesifik perempuan, alangkah lebih afdol jika perempuan pun terlibat dalam pengembangan solusinya. Agar, persoalan-persoalan perempuan yang hanya dipahami oleh perempuan tersebut dapat dicarikan solusinya secara lebih pas.

Vincent Quah, Regional Head of Education, Research, Healthcare and Non-For-Profit Organization APAC Public Sector, AWS, menyinggung pemikiran tersebut ketika mengungkap latar belakang penyelenggaraan AWS DeepRacer Women’s League di kawasan Asia Tenggara. Selain tentunya, ajang yang khusus diperuntukkan bagi mahasiswi-mahasiswi universitas, poliktenik, dan sekolah tinggi vokasional lainnya, bertujuan untuk turut menyiapkan talenta-talenta potensial yang siap menjawab kebutuhan tinggi industri akan SDM terampil dan cakap di bidang machine learning.

Ia lantas merujuk pada studi Bank Dunia “Preparing Information and Communications Technology (ICT) Skills for Digital Economy (March 2018)”, Indonesia sendiri membutuhkan tambahan sembilan juta SDM TIK terampil dan semi-terampil pada kurun 2015 dan 2030 untuk membantu negara ini mewujudkan targetnya menjadi salah satu kekuatan eknomi dunia mulai 2030.

Sementara, laporan Jobs of Tomorrow dari World Economic Forum (WEF) pada Januari 2020 mengatakan bahwa teknologi yang terkait dengan beberapa bidang diyakini akan mampu menciptakan kesempatan kerja dan peluang-peluang inovasi lainnya yang berdampak lebih besar. WEF memproyeksikan adanya peningkatan kebutuhan akan data dan AI di tahun ini sebesar 16%, serta peningkatan kebutuhan terhadap keterampilan teknik dan Cloud Computing sebesar 12%. Keterampilan-keterampilan tersebut bahkan akan terus dicari di dunia pasca pandemi.

Untuk itu, Vincent mengungkapkan AWS ingin teknologi ini makin inklusif dan perempuan pun terbuka untuk menjadi yang terdepan sebagai pengembangnya. AWS DeepRacer Women’s League yang dikemas dengan pendekatan yang fun diharapkan mampu meningkatkan minat perempuan-perempuan Asia Tenggara untuk mempelajari dan menguasai teknologi-teknologi terkini seperti kecerdasan artifisial dan machine learning.

Vincent Quah, Regional Head of Education, Research, Healthcare and Non-For-Profit Organization APAC Public Sector, AWS. (Istimewa)

AWS DeepRacer Women’s League didesain secara menarik sebagai ajang baru bagi siswa-siswa perempuan untuk mendalami teknologi machine learning, melalui digelarnya latihan dan kejuaraan adu mobil otonom AWS DeepRacer di atas lintasan simulasi. AWS DeepRacer sendiri merupakan mobil balap miniatur dengan skala 1:18 yang dilengkapi dengan teknologi cloud dan digerakkan oleh teknologi reinforcement learning (RL), yaitu teknik machine learning yang sangat cocok untuk pembelajaran algoritma kendaraan swakemudi.

Baca Juga :  Adopsi Cloud, Kunci Penting Keberhasilan Transformasi Digital

Peserta AWS DeepRacer diberi kesempatan untuk mengakses AWS Educate, program global Amazon yang menyediakan sumber daya yang komprehensif untuk memperkaya kecakapan mereka di bidang cloud secara gratis. Peserta juga dapat mendaftar di AWS Educate’s Machine Learning Pathway untuk mendalami AI, ML, dan deep learning, serta mempelajari bagaimana teknologi dapat digunakan sebagai kunci dalam berinovasi dan menciptakan solusi atas berbagai permasalahan di dunia nyata, mulai dari natural language processing, mobil swakemudi, data mining, hingga di bidang ilmu kedokteran.

“AWS DeepRacer Women’s League menampilkan kejuaraan balap dengan menggunakan miniatur mobil yang sepenuhnya otonom yang telah disemat teknologi reinforcement learning. Balap virtual ini terbuka untuk diikuti oleh partisipan yang belum memiliki pengetahuan machine learning sebelumnya, atau mereka yang sekadar ingin bereksperimen dengan machine learning untuk pertama kalinya,” tuturnya.

Bagian dari AWS Build On, ASEAN 2020
AWS DeepRacer Women’s League merupakan bagian dari hacktaton AWS yang bertajuk Build On, ASEAN 2020. Melalui AWS Build On, ASEAN 2020, AWS memberikan tantangan kepada mahasiswa politeknik, universitas, dan sekolah vokasional untuk menyelesaikan beragam permasalahan, terkait dengan pandemi, polusi udara, kemacetan, hingga banjir dengan menggunakan AWS promotional credits yang ditawarkan dalam program AWS Educate.

Di Indonesia, gelaran yang mengusung tema ‘Building Your Future’ ini mendapat dukungan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud). AWS juga bekerja sama dengan Halodoc, Bhinneka, Cloud Comrade, Trend Micro, dan Palo Alto Networks. Mereka berbagi nilai-nilai serupa dan sangat antusias membantu memberikan pelatihan kepada SDM potensial masa depan di bidang teknologi.

Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. selaku Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Ditjen Dikti, Kemdikbud memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada Amazon Web Services (AWS) yang secara berkelanjutan membuat kegiatan-kegiatan yang mendorong mahasiswa untuk terus berinovasi dan membekali diri dengan teknologi terkini.

Baca Juga :  Tak Ada di Paket Penjualan, Apple Turunkan Harga EarPods Dan Adaptor

Pada sambutannya yang disampaikan bersamaan dengan digelarnya AWS DeepRacer tingkat nasional, ia mengatakan bahwa program DeepRacer’s Women League dikhususkan untuk mahasiswi berkompetisi dalam mengolah teknologi autonomous car dengan menggunakan teknologi artificial intelligence dan machine learning serta program Build On 2020 mendorong mahasiswa untuk saling berkompetisi dalam menyelesaikan berbagai tantangan dengan membuat solusi atau prototype aplikasi atau sistem yang dapat diimplementasikan.

“Program-program ini sangat sejalan dengan kebijakan pendidikan tinggi yaitu Merdeka Belajar Kampus Merdeka, di mana mahasiswa didorong dan diberi kebebasan untuk menambah kompetensi-kompetensi di luar capaian pembelajaran lulusan utama, baik belajar di dalam Prodi yang lain di perguruan tinggi yang sama atau di Prodi yang sama di perguruan tinggi yang berbeda dan/atau ikut di delapan kegiatan yang betul-betul di luar kampus. Delapan kegiatan di luar kampus itu adalah salah satunya adalah mengerjakan satu project dan program ini termasuk delapan kegiatan yang diselenggarakan oleh AWS,” tuturnya.

Mahasiswi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta Sabet Gelar Terbaik di Indonesia

Menjelang  digelarnya grand finale tingkat Asia Tenggara, AWS telah melakukan seleksi tingkat nasional di beberapa negara, termasuk Indonesia. Untuk Indonesia, kejuaraan virtual AWS DeepRacer Women’s league berlangsung pada 15 Agustus 2020 dan telah mengukuhkan Nathania Saphira sebagai juara pertama.

Cara Unik AWS Pacu Kesetaraaan dalam Teknologi 2
Nathania Saphira menggaet Juara Pertama Kejuaraan Virtual AWS DeepRacer Women’s League berlangsung pada 15 Agustus 2020 . (Istimewa)

Nathania adalah mahasiswi Informatika Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. Ia berhasil meraih waktu tercepat 0:11:416 dan berhak mewakili Indonesia ke babak grand finale tingkat Asia Tenggara. Selain Nathania, di babak grand finale tingkat Asia Tenggara nanti, Indonesia juga akan diwakili oleh Mahanti Indah Rahajeng, mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang di kejuaran AWS DeepRacer tingkat nasional menduduki peringkat kedua.

Nathania sangat mengapresiasi AWS DeepRacer’s Women League. Baginya, kompetisi ini sangat positif dalam mendorong kesetaraan dan minat perempuan muda Indonesia untuk meminati teknologi, khususnya machine learning dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan.

“Machine learning adalah teknologi yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua industri, dari e-commerce hingga gaming. Perlu ketelitian serta ketekunan dalam menganalisis untuk menguasai teknologi ini, dan kaum perempuan memiliki potensi besar untuk menguasainya. Sebagai mahasiswa, AWS DeepRacer’s Women League sangat membantu dalam melengkapi teori-teori tentang machine learning yang telah kami dapatkan dari perkuliahan melalui pendekatan yang mudah dan menyenangkan. Saya berharap kejuaraan ini akan menjadi agenda rutin AWS dan melibatkan lebih banyak lagi mahasisiwi-mahasiswi Indonesia,” ujar Nathania.

Comment