USG Berbahaya bagi Kehamilan? Mitos!

Beruntung sekali kini para bumil bisa menjalani kehamilan di saat teknologi medis sudah berkembang pesat. Sehingga, pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan dengan lebih menyeluruh dan detail melalui metode ultrasonografi. Sayangnya, masih banyak pula yang ragu-ragu dengan pemeriksaan ini karena “termakan” mitos yang mengatakan pemeriksaan USG membahayakan janin. Agar lebih jelas, simak pemaparannya berikut ini, yuk.

USG: Tak Kenal Maka Tak Yakin

Sering mendengar istilahnya, tapi mungkin Mums belum mendalami benar apa itu USG. Ultrasonografi (USG) atau juga disebut sonogram, adalah pemeriksaan prenatal yang sudah lebih dari 30 tahun digunakan dalam setiap pemeriksaan kehamilan (antenatal care).

USG menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang tidak terdengar oleh telinga manusia, yang disalurkan melalui perut melalui alat yang disebut transduser, untuk melihat bagian dalam perut. Gema lalu direkam dan diubah menjadi gambar video atau foto janin di dalam rahim. USG juga dapat digunakan untuk menampilkan detail janin yang lain, seperti kantung ketuban, plasenta, dan ovarium. Kelainan anatomis mayor atau cacat lahir pun dapat terlihat pada USG.

Jika dijabarkan, berikut beberapa jenis USG yang umum dipakai dan bisa Mums pilih sesuai kebutuhan adalah:

  • USG transabdominal

Sebagian besar prosedur ultrasonografi prenatal dilakukan secara topikal, atau pada permukaan kulit, menggunakan gel sebagai media konduktif untuk membantu kualitas gambar. Kurang lebih dua jam sebelum melakukan USG, Mums disarankan untuk minum beberapa gelas air agar kandung kemih penuh selama pemeriksaan. Kandung kemih yang penuh membantu gelombang suara bergerak lebih mudah dan mendapatkan gambar yang lebih baik. USG jenis ini tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi kandung kemih yang penuh mungkin membuat Mums tidak nyaman.

  • USG transvaginal

Jenis USG ini dilakukan dengan memasukkan transduser tipis berbentuk tongkat ke dalam vagina. Tenang saja, Mums memang akan merasakan tekanan dari transduser, tetapi tidak menyebabkan rasa sakit. Kebalikan dari USG transabdominal, kandung kemih Mums disarankan kosong agar hasil pemeriksaan lebih jelas.

Metode ultrasound ini menghasilkan kualitas gambar yang sangat baik, sehingga umumnya digunakan pada awal kehamilan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang rahim atau ovarium jika dicurigai ada masalah. Ini juga dapat digunakan untuk menentukan usia kehamilan Mums, serta mengevaluasi masalah pada serviks, seperti inkompetensi (pemendekan) serviks yang dapat meningkatkan risiko persalinan dini.

Baca Juga :  Benarkah Menahan Pipis Setelah Bercinta Meningkatkan Peluang Kehamilan?

Dalam kasus khusus, obgyn bisa saja menggunakan jenis ultrasound in untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang janin, yaitu:

  • USG 3-D

Tidak seperti USG 2-D tradisional, USG 3-D memungkinkan dokter melihat lebar, tinggi, dan kedalaman janin serta organ Mums. Sehingga, dapat sangat membantu dalam mendiagnosis masalah yang dicurigai selama kehamilan. Ultrasonografi 3-D mengikuti prosedur yang sama seperti ultrasonografi standar, tetapi menggunakan perangkat lunak khusus untuk membuat gambar 3-D.

  • USG 4-D

Ultrasonografi 4-D bisa disebut juga ultrasonografi 3-D dinamis, karena membuat video janin, serta menghasilkan citra wajah dan gerakan bayi yang lebih baik. Ini juga menangkap sorotan dan bayangan dengan lebih baik.

  • Ekokardiografi janin

Ekokardiografi janin dilakukan jika dokter mencurigai janin memiliki kelainan jantung bawaan. Tes ini dapat dilakukan dengan cara yang mirip dengan USG kehamilan tradisional, tetapi mungkin butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikannya. Ini menangkap gambaran mendalam tentang jantung janin, yaitu ukuran, bentuk, dan struktur jantung. Selain itu, memberikan gambaran kepada dokter tentang bagaimana jantung janin berfungsi, yang dapat membantu dalam mendiagnosis masalah jantung.

Baca juga: Masalah Kesehatan Dilihat dari 4 Tanda yang Ditinggalkan Kaus Kaki

USG Membahayakan Janin, Hanya Mitos

Bisa dipastikan, USG sangat aman untuk Mums dan janin jika dilakukan oleh dokter atau bidan. Mitos seputar radiasi yang sering dikaitkan dengan USG juga tak terbukti, karena USG menggunakan gelombang suara, bukan radiasi, sehingga jauh lebih aman dibanding pemeriksaan menggunakan sinar-X.

Cara kerja USG pada dasarnya adalah memfokuskan gelombang suara frekuensi tinggi ke berbagai bagian perut Mums, lalu gelombang suara memantul kembali dari organ di dalam tubuh, dan transduser (pemindai) mengambil gelombang suara tersebut, yang kemudian membentuk gambar yang dapat dilihat di monitor. Dan seperti yang sudah disebutkan di awal, USG sudah digunakan selama lebih dari 30 tahun di dunia medis hingga kini tanpa ditemukan efek samping apa pun.

Baca Juga :  Duh, Gusi Jadi Sering Berdarah selama Hamil!

Di samping itu, USG memberikan banyak manfaat untuk pemeriksaan kehamilan Mums berdasarkan trimester kehamilan, seperti:

1. Trimester pertama (minggu 1-12)

  • Mengonfirmasi kehamilan.
  • Memeriksa detak jantung janin.
  • Menentukan usia kehamilan bayi dan perkirakan Hari Perkiraan Lahir (HPL).
  • Memeriksa apakah kehamilan tunggal atau ganda.
  • Memeriksa plasenta, rahim, ovarium, dan leher rahim.
  • Mendiagnosis kehamilan ektopik (saat janin tidak menempel pada rahim) atau keguguran.
  • Mencari adanya pertumbuhan abnormal pada janin.
Baca juga: Pentingnya Asupan DHA saat Menyusui

2. Pada trimester kedua (12 hingga 24 minggu) dan trimester ketiga (24 hingga 40 minggu atau lahir), USG dapat dilakukan untuk:

  • Memantau pertumbuhan dan posisi janin (sungsang, melintang atau transversal, cephalic, atau optimal).
  • Menentukan jenis kelamin bayi.
  • Mengonfirmasi kehamilan ganda.
  • Memantau kondisi plasenta apakah ada masalah, seperti plasenta previa (saat plasenta menutupi serviks) dan solusio plasenta (saat plasenta terlepas dari rahim sebelum melahirkan).
  • Memeriksa karakteristik sindrom Down (biasanya dilakukan antara 13 dan 14 minggu usia kehamilan).
  • Memeriksa kelainan bawaan atau cacat lahir.
  • Memeriksa kelainan struktural atau masalah aliran darah pada janin.
  • Memantau kadar cairan ketuban.
  • Menentukan apakah janin mendapatkan cukup oksigen.
  • Mendiagnosis masalah dengan ovarium atau rahim, seperti tumor kehamilan.
  • Mengukur panjang serviks.
  • Memeriksa kondisi ketuban. Jika dicurigai ada masalah, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel air ketuban (amniosentesis).
  • Mengonfirmasi kematian janin di dalam kandungan (intrauterine fetal death).

Nah, dengan begitu banyaknya keuntungan yang bisa dilakukan melalui pemeriksaan USG, jadi Mums tak perlu ragu ya, untuk melakukannya secara rutin, paling tidak satu kali di trimester pertama, 1 kali di trimester kedua, dan 2 kali di trimester ketiga. Sehat selalu ya, Mums!

Baca juga: Kok Anak Uring-uringan Kalau Disuruh Sekolah Online?

Sumber:

Web MD. Prenatal Ultrasound.

Healthline. Pregnancy Ultrasound.

March of Dimes. Ultrasound During Pregnancy.

Comment