Setelah Coret Pemanah No 1 Indonesia, Perpani Ancam Sanksi Jawa Timur

KalbarOnline.com – Pencoretan tiga pemanah Jawa Timur dari pelatnas berdampak luas. Bukan hanya masa depan Riau Ega Agatha Salsabila, Diananda Choirunisa, dan Asiefa Nur Haenza yang gelap. Namun, Pengprov Jatim bisa terancam sanksi.

Wakil Ketua Umum IV Bidang Hukum dan Promosi PP Perpani Ikhsan Ingratubun mengungkapkan, saat ini pihaknya masih merumuskan sanksi buat Pengprov Jatim. Dalam pandangan Ikhsan, Pengprov Jatim beberapa kali menyandera atlet buat bergabung ke pelatnas.

’’Ada komite disiplin yang bekerja sesuai AD/ART. Kami pelajari apakah sampai PON XX/2021 Papua atau tidak sanksinya, lalu bagaimana respons dari Jatim dan segala macamnya,” kata Ikhsan.

Soal sanksi terburuk buat Pengprov Jatim, yakni absen di PON XX/2021 Papua, Ikhsan menyebut itu bisa saja terjadi.

Selain melarang Pengprov Jatim berlaga di PON XX/2021 Papua mendatang, posisi Ketua Pengprov Jatim Denny Trisyanto pun terancam. Denny bisa kena hukuman dari induk organisasi panahan tertinggi di Indonesia itu.

’’Bisa juga (Denny Trisyanto) dicopot dari jabatan ketua (Pengprov Jatim). Secepatnya kami putuskan (sanksi) mana yang tepat buat masalah ini,” tutur Ikhsan.

Jika Ikhsan sangat keras dan blak-blakan soal sanksi, Ketua Umum PP Perpani Illiza Sa’aduddin Djamar lebih tenang. Menurut Illiza, penghapusan hukuman buat trio pemanah Jatim itu bisa terjadi. Mereka juga masih bisa masuk pelatnas.

Baca Juga :  Federasi Tuding Dua Pemanah No 1 Indonesia Tak Memikirkan Bangsa

’’Bergantung dari komdis keputusannya seperti apa. Kalau Jatim mau legawa dengan keputusan ini, bisa saja pencoretan itu kami anulir,” ucap Illiza.

Nah, soal ancaman sanksi kepada atlet Jatim serta pelatih panahan Jatim Denny tersebut, Ketua Harian KONI Jatim Muhammad Nabil mempertanyakan logika hukuman itu. Dan, alasan atlet tetap memakai Denny sebagai pelatih mereka di pelatnas sangat wajar.

’’Kalau pelatih sudah menangani sejak awal, atlet tak perlu beradaptasi lagi. Kami sudah melakukan pembinaan selama bertahun-tahun dan kami rekomendasikan pelatih agar program pembinaan kami dari awal tidak terputus,’’ ujar Nabil.

Nabil mengungkapkan, ikatan emosional antara Denny dengan tiga pemanah Jatim yang dicoret itu sangat kuat. Jadi, ketika atlet bersikukuh soal posisi pelatih yang menangani sejak awal karir, hal itu sangat masuk akal.

’’Sebenarnya mereka (PP Perpani, Red) memikirkan prestasi Indonesia nggak sih? Harusnya hal seperti ini didialogkan dulu dan kami bukan memanjakan atlet,” kata Nabil. ’’Tapi, ini untuk kepentingan prestasi Indonesia,’’ lanjut Nabil.

Baca Juga :  Dua Pemanah No 1 Indonesia Dicoret, Sesmenpora: Itu Hak Federasi

Sementara itu, Ketua National Olympic Committee (NOC) Indonesia Raja Sapta Oktohari cukup menyayangkan adanya masalah antara pengurus dan atlet di panahan.

”Saya kira semuanya harus bisa menahan diri dan mencari solusi terbaik dan mengalah,” ucap Okto –sapaan Raja Sapta Oktohari. ’’Ego harus diredam dan sesungguhnya pertandingan belum dimulai,” tambahnya.

Okto melanjutkan, dalam situasi ini, yang paling dirugikan adalah sang atlet. Dan, trio pemanah tersebut merupakan aset buat Indonesia di Olimpiade Tokyo tahun depan.

Secara pribadi, Okto mengaku sudah ada komunikasi dengan rekan-rekan di PP Perpani. ”Kami sangat berharap jangan sampai korbannya Merah Putih. Semua harus bisa mencari titik temu yang terbaik,” lanjutnya.

Okto memang tak punya kuasa untuk mengintervensi masalah internal induk organisasi panahan Indonesia tersebut. Namun, setidaknya akan ada diskusi internal secara intensif dengan mereka sampai urusan pencoretan tersebut beres.

Riau dan Diananda adalah pemanah nomor satu Indonesia pada nomor recurve putra dan putri. Mereka sudah lolos ke Olimpiade Tokyo 2020. Namun, dampak pencoretan itu membuat tiket tersebut bisa diberikan kepada atlet lain.

Comment