Unair Segera Serahkan Hasil Uji Klinis Kombinasi Obat Penawar Covid-19

KalbarOnline.com–Universitas Airlangga (Unair) Surabaya segera menyerahkan hasil uji klinis fase ketiga lima kombinasi obat penawar Covid-19 ke Jakarta untuk melalui proses selanjutnya sebelum diproduksi masal.

”Kami akan menyerahkan hasil uji klinis fase ketiga lima kombinasi obat penawar Covid-19 kepada mitra kami di Jakarta,” kata Rektor Unair Mohammad Nasih seperti dilansir dari Antara di Surabaya pada Jumat (14/8).

Nasih mengungkapkan, semua proses uji klinis lima kombinasi obat penawar Covid-19 yang diminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) seperti inklusivitas, etik, dan lainnya, telah dipenuhi dengan hasil cukup menggembirakan. Unair telah menguji coba lima kombinasi obat penawar Covid-19 kepada sebanyak 700 pasien, sementara BPOM hanya memberi persyaratan uji klinis diuji coba kepada 600 pasien.

Baca Juga :  KPAI Beberkan Ada 119 Pelajar yang Menikah Akibat PJJ

”Dari proses tersebut, akan kami berikan ke pemberi pekerjaan yakni mitra kami. Proses selanjutnya terserah mereka. Karena Unair telah menyelesaikan tugasnya,” kata Nasih.

Setelah proses tersebut, agar lima kombinasi obat penawar Covid-19 bisa diedarkan, harus terlebih dahulu mendapat izin edar dan izin produksi dari BPOM. Jika izin produksi maupun izin edar telah didapat dari BPOM, Nasih optimistis lima kombinasi obat penawar Covid-19 akan dapat diedarkan pada September 2020.

”Jika itu sudah dapat akan diproduksi. Kami yakin BPOM melihat bahwa masalah ini sangat mendesak sehingga mereka berbesar hati memberikan izin produksi dan izin edar. Jika itu diberikan, September bisa diproduksi. Tapi itu bukan ranah Unair,” ujar Nasih.

Baca Juga :  119.175 Narapidana Dapat Remisi HUT RI, Negara Hemat Rp 176 M

Diaa meminta dukungan dari berbagai pihak untuk mendukung lima kombinasi obat yang telah ditemukan peneliti Unair sehingga obat tersebut dapat dimanfaatkan sebelum ditemukannya vaksin Covid-19. ”Mohon doanya, dalam satu dua hari ini, kami akan rilis temuan-temuan itu. Paling tidak sampai vaksinnya ada, obat ini bisa dimanfaatkan,” tutur Nasih.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment