Tiongkok Bikin Program Habiskan Makan di Piring Atasi Krisis Pangan

KalbarOnline.com – Presiden Tiongkok Xi Jinping sangat serius dalam mengantisipasi ancaman krisis pangan karena pandemi Covid-19 dan bencana banjir. Seperti diketahui, lumbung pangan di Tiongkok banyak yang terendam banjir sehingga mengganggu produksi beras nasional. Xi Jinping meminta rakyatnya untuk tidak membuang makanan dan meminimalkan limbah makanan. Semua rakyat wajib menghabiskan makanan di piring dan jangan ada sisa.

Aturan itu diluncurkan lewat kampanye bertajuk ‘Piring Bersih 2.0’. Xi melihat banyaknya sampah makanan berdampak pada pemborosan. Sebetulnya kampanye ini sudah diserukan sejak 2013. Namun diperbarui dengan edisi 2.0.

  • Baca juga: Cemas Tiongkok Krisis Pangan, Xi Jinping: Jangan Buang-buang Makanan!

Berbeda dari kampanye sebelumnya yang ditujukan untuk mengakhiri pesta dan resepsi mewah para pejabat, versi 2.0 menyerukan kepada seluruh rakyat untuk berhenti membuang-buang makanan. Inisiatif tersebut awalnya memicu spekulasi oleh beberapa media mengenai terkait Tiongkok berada dalam krisis pangan. Bagi Tiongkok, ancaman nyata terhadap keamanan pangan lebih banyak berasal dari limbah makanan ketimbang epidemi atau banjir.

Baca Juga :  Hubungan Memanas, 92 Persen Perusahaan AS Ogah Hengkang dari Tiongkok

Xi Jinping menekankan perlunya peduli pada ancaman krisis keamanan pangan. Apalagi pemborosan makanan di tengah dampak epidemi.

Presiden yang juga Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok tersebut, mengatakan bahwa pemborosan makanan sangat menyedihkan. Dan perlu kesadaran publik untuk mengatasi masalah tersebut.

“Menumbuhkan kebiasaan hemat, dan menumbuhkan kepedulian sosial karena limbah makanan menyedihkan. Berhemat itu bagus,” ungkap Xi Jinping seperti dilansir dari Global Times.

Seorang ahli di Sekolah Ekonomi Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Tiongkok Universitas Renmin, Zheng Fengtian, mengatakan sebetulnya ketahanan pangan Tiongkok tidak terpengaruh secara serius oleh Covid-19. Dan cadangan bahan pangan Tiongkok cukup banyak.

Zheng mengatakan bahwa tingkat swasembada bahan pangan utama Tiongkok, beras dan gandum terdiri dari 100 persen dan stok saat ini melebihi produksi tahunan. Dalam lima tahun terakhir, total produksi bahan pangan tahunan Tiongkok telah melebihi 1,3 triliun kilogram, dengan pasokan per kapita mendekati 500 kilogram.

Baca Juga :  Soal Laporan WHO Bahwa Covid-19 Bukan dari Lab Wuhan, Ini Respons AS

Xinhua melaporkan bahwa produksi bahan pangan yang berupa biji-bijian musim panas pada 2020 mencapai rekor tertinggi 143 miliar kilogram, dengan peningkatan 1,2 miliar kilogram dari tahun sebelumnya. Produksi gandum naik 0,6 persen menjadi 132 miliar kilogram, naik 750 juta kilogram. Akan tetapi, banjir di bagian selatan mungkin berdampak besar pada produksi bahan pangan, dan dapat menyebabkan pemotongan produksi yang menghancurkan dan gagal panen di beberapa daerah.

Dalam penyelidikan oleh Institute of Geographic and National Resource Research dan World Wide Fund, sektor pariwisata, lingkungan pendidikan, serta jamuan makan resmi adalah tiga penyebab utama pemborosan makanan. Sampah makanan per kapita di Tiongkok mencapai 93 gram per orang setiap makan dengan penambahan sampah 11,7 persen.

Xi Jinping juga memberikan persyaratan khusus untuk mengurangi sampah di sekolah dan meningkatkan kesadaran siswa dalam praktik berhemat. Penghematan sebenarnya menjadi tradisi di Tiongkok. Namun, seiring dengan peningkatan standar hidup masyarakat, pemborosan juga ikut meningkat.

Comment