Kesaksian Korban Ledakan di Beirut, Situasinya Sudah Tidak Aman

KalbarOnline.com – Hussein Eldor masih tak percaya dirinya dan keluarga bisa selamat dari ledakan itu. ”Hanya Tuhan yang tahu bagaimana kami bisa pulang ke rumah sekarang,” katanya. Eldor merupakan bek PSM Makassar, klub yang berkompetisi di Liga 1 saat ini. Sejak pandemi korona menyerang Indonesia dan kompetisi Liga 1 dihentikan sementara, Eldor memilih pulang ke kampung halaman di Beirut.

Eldor menyaksikan langsung kengerian saat ledakan baru terjadi.

Dihubungi Jawa Pos melalui WhatsApp, dia menceritakan kondisi Beirut saat ini. Eldor mengungkapkan, situasi kota yang dicintainya itu kacau balau. Debu beterbangan di mana-mana. Banyak bangunan yang hancur. Ambulans, pemadam kebakaran, dan para polisi terlihat sangat sibuk sepanjang hari kemarin. ”Kami sangat hancur, sulit memercayai hal ini. Kami butuh doa dari kalian,” pintanya.

Eldor berencana secepatnya keluar dari Lebanon. Entah ke Indonesia atau negara lainnya. Yang pasti, dia ingin keluarganya aman. ”Saya akan meninggalkan Lebanon secepatnya. Situasinya sudah tidak aman,” ucap dia.

Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Lebanon Hamid Hodir menceritakan, semula terdengar suara dentuman keras yang diikuti dengan getaran mirip gempa bumi. Warga Beirut yang mayoritas tinggal di bangunan-bangunan apartemen bertingkat pun terkejut. Termasuk Hamid yang tinggal di Distrik Mar Ilyas (Mar Elias), Beirut, sekitar 4 kilometer dari lokasi kejadian.

”Ledakannya begitu dahsyat. Saya yang jaraknya 4 kilometer merasakan guncangan yang kuat seperti gempa, kemudian disusul embusan angin yang begitu kuat,” tutur Hamid kepada Jawa Pos kemarin (5/8).

Getaran mirip gempa bumi yang disusul gelombang kejut tersebut memecahkan kaca-kaca apartemen maupun pusat perbelanjaan. ”Di telinga terasa mendengung,” tambahnya.

Hamid langsung mengeluarkan imbauan agar warga nahdliyin di Beirut tidak keluar rumah terlebih dahulu. ’’Karena pasca ledakan asapnya kan merah pekat. Kita nggak tahu mengandung bahan kimia apa. Jadi, demi kesehatan, kami minta warga untuk tidak keluar rumah dulu. Kalau terpaksa keluar, pakai masker,” tuturnya.

Baca Juga :  Peneliti Inggris Temukan Lagi Obat Covid-19 untuk Cegah Kematian

Lokasi ledakan, kata Hamid, adalah pelabuhan terbesar di Lebanon. Banyak kapal yang bersandar di situ. Pelabuhan tersebut merupakan pusat perdagangan serta ekspor impor yang sibuk. Pelabuhan itu juga menjadi tempat bersandar kapal kontingen Indonesia KRI Sultan Hasanuddin yang menjalankan tugas perdamaian sebagai tentara UNIFIL. ”Dekat sekali dengan lokasi itu. Alhamdulillah, info terakhir, KRI sedang berlayar ke Mersin, Turki. Jadi selamat,” katanya.

Hamid menuturkan, masih banyak permukiman di dekat lokasi ledakan dalam radius 1 kilometer. Sepanjang pantai pelabuhan juga banyak berjejer restoran dan kafe yang memanfaatkan keindahan Laut Mediterania. ”Banyak kafe pinggir laut, restoran menghadap ke laut, tempat kongko. Karena memang lautnya tenang dan indah,” jelasnya.

Ledakan di Beirut ikut menghebohkan sekretariat Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Lebanon yang berjarak sekitar 5 km dari lokasi ledakan. Tepatnya di Distrik Qornish Mazra’a, Beirut. Juru bicara PPI Lebanon Ariq Fadhlur Cahyanto mengatakan, saat kejadian, dirinya bersama belasan rekannya sedang berada di lantai sekretariat PPI Lebanon. Saat itu mereka berkumpul membuat sate setelah pemotongan hewan Idul Adha. ’’Kami di lantai 5,’’ katanya kemarin.

Ariq menjelaskan, saat itu tidak terdengar suara ledakan. Sebab, mereka sedang asyik mengobrol. Tiba-tiba terasa guncangan seperti gempa. Dengan kekuatan yang cukup besar. Bahkan, dia merasakan gedung apartemen seperti miring. Semula mereka mengira guncangan itu adalah gempa. Mereka pun bergeges turun.

Berdasar data dari KBRI Lebanon, sebanyak 1.234 di antara total 1.447 WNI yang berada di negara tersebut merupakan personel TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda untuk United Nation Interim Forces in Lebanon (UNIFIL). Komandan Pusat Misi Pasukan Perdamaian (PMPP) Mayjen TNI Victor H. Simatupang memastikan bahwa tidak ada satu pun prajurit TNI yang menjadi korban.

Menurut Victor, saat kejadian tidak ada anak buahnya yang berada di Pelabuhan Beirut. ”Kondisi satgas aman,” kata jenderal bintang dua TNI-AD tersebut. Meski begitu, ada dua kendaraan operasional milik Kontingen Garuda yang rusak. Sebab, dua kendaraan tersebut diparkir di Pelabuhan Beirut. Dia menyebutkan, kendaraan operasional itu merupakan bagian dari KRI Sultan Hasanuddin-366.

Baca Juga :  Peneliti AS Mulai Ragukan Vaksin Covid-19 AstraZeneca, Ini Alasannya

Beruntung, saat ledakan terjadi, kapal perang milik TNI-AL tersebut tengah sandar di Turki. KRI Sultan Hasanuddin-366, lanjut Viktor, juga merupakan bagian dari satgas TNI yang ditugaskan untuk UNIFIL. Kapal tersebut sandar di Turki bergantian dengan kapal perang milik Bangladesh. ”Kapal satgas MTF (UNIFIL) yang sedang sandar di Pelabuhan Beirut dari kapal perang Bangladesh,” paparnya.

Victor juga menyampaikan bahwa jajarannya sudah bergerak untuk ikut membantu petugas di Lebanon. ”Kami Satgas Hospital Level 2 telah berangkat dari Naqoura untuk membantu penanganan akibat ledakan tersebut,” terang abiturien Akademi Militer (Akmil) 1986 itu.

Dalam keterangan resmi, Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y. Tohari menuturkan, pihaknya belum mengantongi keterangan resmi dari otoritas setempat tentang penyebab ledakan dahsyat itu. Namun, beberapa sumber menganalisis bahwa ledakan tersebut disebabkan adanya bahan-bahan mudah meledak dan terbakar dalam volume besar yang disimpan di hanggar pelabuhan. ”Ada info berasal dari sodium nitrat. Bubuk putih yang digunakan untuk pengawet makanan dan bisa meledak bila kena api,” kata Hajriyanto.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah kemarin menyatakan bahwa KBRI Beirut sudah memberikan laporan keadaan pasca ledakan di Port of Beirut, Lebanon. Ledakan tersebut menyebabkan satu orang warga negara Indonesia terluka. Beruntung, lukanya tak parah. ”KBRI sudah menghubungi lewat video call,” ucapnya.

WNI yang menjadi korban tersebut dalam kondisi stabil. Dari video call diketahui bahwa korban bisa berjalan serta dapat berkomunikasi dengan baik. Luka ringan yang dideritanya pun sudah ditangani dokter. ”Sudah kembali ke apartemennya,” ucapnya. Meski demikian, KBRI akan terus melakukan pendampingan kepada korban hingga betul-betul pulih.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment