Di Balik Kesuksesan RSLI Menyembuhkan 1.022 Pasien Covid-19 Surabaya

Kesembuhan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) terus meningkat. Sejak diresmikan pada 2 Juni lalu, jumlah pasien yang sembuh mencapai seribu orang. Sebagai rasa syukur, pihak RSLI melakukan potong tumpeng bersama mantan pasien Covid-19.

SEPTIAN NUR HADI, Surabaya

Puluhan mantan pasien Covid-19 berkumpul di halaman RSLI Selasa sore (4/8). Mereka (penyintas Covid-19) terlihat senang. Sebagai kenang-kenangan, mereka berswafoto bersama di depan baliho bertulisan ”Wisuda Penyintas Covid-19”. Ibarat mahasiswa yang baru saja lulus dari ujian.

Salah satunya Ahmad Sukri. Pria kelahiran Jambi, 7 April 1988, itu merupakan mantan pasien Covid-19 RSLI urutan keseribu. Warga Bratang, Gubeng, tersebut mendapat kesempatan memotong nasi tumpeng untuk kali pertama.

Kebahagiaan sangat dirasakannya. Setelah tiga hari dirawat di RSLI, Sukri berhasil sembuh dan bisa kembali berkumpul bersama keluarga. Sukri mengaku nyaman selama dirawat di RSLI.

Seluruh tenaga kesehatan (nakes), mulai perawat, dokter, hingga pendamping, bersikap sangat ramah kepadanya.

Sukri menganggap mereka sebagai bagian dari keluarga. Selain itu, beberapa fasilitas yang diberikan membuatnya happy. Misalnya, peralatan gym, tenis meja, dan ruang karaoke. Semua fasilitas tersebut membuatnya tidak merasa sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

”Malah sebaliknya. Saya merasa seperti lagi liburan. Ditambah lagi sesama pasien pun sangat ramah. Saling tolong-menolong dan memberikan dukungan satu sama lain. Meski baru kenal, sudah terasa sangat akrab. Rasa kekeluargaan itu menyenangkan,” ujarnya.

Baca Juga :  Teknologi LiDAR Apple Bakal Diadopsi di Mobil Otonom

Meski merasa nyaman, tentu Sukri tidak mau kembali ke RSLI sebagai pasien. Cukup satu kali saja. Justru setelah sembuh dari Covid-19, dia berencana berkecimpung sebagai pelopor pencegahan Covid-19. Baik itu di lingkungan kerja maupun tempat kerjanya. ”Kuncinya untuk mencegah penularan Covid-19 sebenarnya simpel. Hidup sehat dan bersih. Selalu mengenakan masker jika berada di luar atau di lokasi keramaian. Jaga jarak dan cukup istirahat,” ujarnya.

Kepala RSLI dr Erwin Astha Triyono mengatakan bahwa 64 pasien Covid-19 kembali sembuh. Jika diakumulasikan, sejak awal diresmikan pada awal Juni lalu, pasien yang sembuh mencapai 1.022 orang. Yang menggembirakan, tidak ada pasien yang meninggal dunia. Menurut dia, tingkat kesembuhan yang menembus angka seribu merupakan keberhasilan luar biasa.

Keberhasilan itu bisa tercapai atas kerja keras seluruh tenaga kesehatan. Antara lain, dokter, perawat, dan pendamping. Mereka selalu berada di garis terdepan dalam menyembuhkan pasien. Memberikan motivasi serta dukungan kepada pasien merupakan kunci utama dalam proses penyembuhan. ”Saat ini yang masih dirawat tinggal 115 pasien,” ucap dia.

Untuk terus menekan angka pasien yang dirawat, dia telah menginstruksi seluruh tenaga kesehatan (nakes) untuk meningkatkan pelayanan. Setiap hari harus ada pasien yang sembuh. ”Sehingga sirkulasi keluar-masuk pasien lancar. Ada yang masuk dan keluar. Tapi, kami selalu berusaha agar jumlah pasien yang keluar harus lebih banyak dibandingkan pasien yang masuk,” ujarnya.

Baca Juga :  Piala Thomas dan Uber Batal, Indonesia Akan Ikut Kejuaraan Seri Asia

Nevy Sinta, salah seorang dokter di sana, menambahkan bahwa setiap hari seluruh pasien Covid-19 disibukkan oleh kegiatan positif. Bermula melakukan senam kesehatan jasmani (SKJ) pada pagi. Kemudian, dilanjutkan kegiatan keagamaan.

Setelah itu, mereka dibebaskan untuk beraktivitas. Mulai nge-gym, karaoke, hingga merawat tumbuhan. Sesuai dengan keinginan mereka. ”Lalu, sering kali agar suasana terus cair, kami menemani mereka saat menyalurkan hobinya,” ujarnya.

Rasa nyaman dan gembira itulah yang membuat mereka cepat pulih. Tak sedikit yang hanya dua atau tiga hari dirawat. Kemudian, agar mereka tidak kembali terkena Covid-19, pengontrolan tetap dilakukan oleh pihaknya. Yaitu, melalui grup WhatsApp. Setiap hari alumni pasien Covid-19 wajib melaporkan aktivitas hidup sehat dan bersih di lingkungan tempat tinggal masing-masing.

Misalnya, mengirimkan video sedang melakukan senam pagi serta bersih-bersih lingkungan. ”Lalu, mereka juga bebas curhat digrup. Apa saja. Seperti kondisi kesehatan yang tengah dirasakan atau permasalahan di lingkungan tempat tinggalnya. Solusi pasti diberikan,” terangnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment