Mau Produksi ASI Lancar? Jangan Stres dan Selalu Bahagia ya, Mums!

Menyusui adalah proses natural yang terjadi setelah seorang ibu melahirkan bayinya. Ini adalah cara untuk memenuhi asupan makanan bayi agar ia bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama pada 6 bulan pertama. Namun lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan gizi, ASI juga mengandung sel, hormon, serta antibodi untuk melindunginya dari penyakit.

Jangan Lewatkan IMD

Mums tidak boleh menyia-nyiakan 1 jam pertama kelahiran si Kecil. Segeralah untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Dalam situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), proses IMD dilakukan dengan cara meletakkan si Kecil di atas perut Mums dalam posisi tengkurap, dengan kepalanya menghadap ke arah kepala Mums, segera setelah ia lahir dan dipotong tali pusatnya. Jika Mums menempuh proses caesar, maka si Kecil akan diletakkan di atas dada Mums.

Si Kecil tidak serta-merta bergerak, tetapi akan diam dan menatap sekelilingnya. Barulah 12-44 menit kemudian, ia akan menggerakkan kepala, kaki, bahu, dan lengannya. Bau cairan ketuban yang tersisa di tangannya akan membimbingnya mencari puting Mums karena memiliki bau yang sama.

Proses ini akan menstimulasi uterus untuk berkontraksi sekaligus payudara Mums untuk mengeluarkan kolostrum. Kolostrum merupakan ASI berwarna kuning pekat. Ini kaya akan nutrisi dan antibodi untuk memproteksi si Kecil dari infeksi di awal kelahiran. Kolostrum juga akan membantu sistem pencernaannya untuk berkembang dan berfungsi dengan optimal.

Ketika sampai di atas payudara Mums, si Kecil akan mengisap puting Mums selama sekitar 27-71 menit. Biasanya, proses menyusu untuk pertama kalinya ini tidak akan berlangsung lama, yaitu hanya sekitar 15 menit saja.

Kendati demikian, kontak skin-to-skin selama proses IMD akan membangun bonding antara Mums dan si Kecil. Kadar hormon oksitosin dalam tubuh Mums akan meningkat, sehingga Mums akan merasa bahagia dan rileks.

Sedangkan untuk si Kecil, proses IMD akan membuatnya merasa aman dan tenang. Ini juga pertama kalinya ia mempelajari koordinasi gerakan mengisap, menelan, dan bernapas. ASI pun akan terus diproduksi mengikuti kebutuhan si Kecil sesuai isapannya!

Stres Bisa Membuat Proses Menyusui Tidak Lancar

Mungkin Mums mendengar cerita banyak ibu berhasil memberikan ASI eksklusif kepada buah hatinya, bahkan tetap lancar menyusui sampai usia sang Anak 2 tahun tanpa kendala berarti. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua ibu begitu ya, Mums.

Ada pula para ibu, atau mungkin terjadi pada Mums sendiri, yang berjuang lebih keras dalam memberikan ASI kepada si Kecil akibat masalah menyusui, salah satunya ASI tidak keluar dengan lancar. Mengapa demikian?

Ternyata, berkurangnya produksi ASI bisa disebabkan oleh berbagai hal. Misalnya, Mums tidak mendapatkan istirahat yang cukup, mengalami masalah kesehatan, menerapkan pola diet yang salah, gaya hidup buruk, mengonsumsi obat-obatan tertentu, dan yang terakhir dan suka diabaikan adalah stres, baik stres fisik, emosional, maupun psikologis.

Apa Saja yang Menyebabkan Mums Stres?

Pada dasarnya, stres merupakan respons tubuh terhadap suatu berubahan. Namun jika sudah berlebihan, akan berdampak buruk pada tubuh, baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Apa saja sih yang membuat Mums merasa stres, yang dapat mengakibatkan ASI tidak lancar?

Baca Juga :  Ketahui Beragam Manfaat Yoghurt untuk Anak dan Waktu Tepat untuk Memperkenalkannya!
  1. Tubuh Belum Pulih

Selama proses persalinan, Mums akan merasa kesakitan. Dan begitu si Kecil lahir, tidak ada waktu bagi Mums untuk memulihkan diri karena akan langsung sibuk merawat dan menyusuinya. Alhasil, kelelahan, kesakitan, dan ketidaknyamanan yang Mums rasakan bercampur menjadi satu dan akan menimbulkan stres.

  1. Perubahan pada Tubuh

Tubuh dan hormon berubah secara signifikan selama hamil, melahirkan, dan menyusui. Menyikapi perubahan-perubahan tersebut, seperti berat badan yang tidak kunjung turun atau payudara tampak bengkak, mampu membuat Mums khawatir dan berujung pada stres.

  1. Menghadapi Temperamen si Kecil

Ada bayi yang anteng dan jarang menangis, tetapi ada pula yang suka menangis dan rewel saat ditidurkan. Kalau Mums adalah ibu baru, pastinya kondisi ini akan membuat frustasi dan stres, kan?

  1. Komentar-komentar Miring

“Aduh kok anaknya kurus? Kayaknya ASI-nya enggak cukup, deh?” Komentar-komentar miring seperti ini kerap ditemui oleh Mums selama merawat dan menyusui si Kecil. Jika lontaran kalimat tersebut datangnya dari orang asing maupun orang terdekat, seperti teman atau keluarga. Jika dipendam, lama-lama Mums bisa merasa stres.

  1. Proses Menyusui

Mums mungkin cemas apakah bisa menyusui si Kecil dengan baik, apakah ASI Mums cukup untuk memenuhi kebutuhannya, dan apakah ASI Mums berkualitas. Belum lagi jika Mums mengalami masalah menyusui, misalnya nyeri puting, mastitis, dan lain-lain. Kekhawatiran ini bisa dipahami, apalagi bila si Kecil adalah anak pertama. Namun jika berlarut-larut, malah akan membuat Mums stres.

Cara Menghindari Stres dan Tetap Bahagia Menjalani Peran Sebagai Ibu

Stres memang tidak bisa dihindari. Namun, Mums bisa belajar bagaimana menghadapinya dengan cara yang sehat. Dengan melakukan beberapa cara di bawah ini, Mums akan mengurangi stres dan tetap bahagia, sehingga masa menyusui pun berjalan dengan lancar. Apa saja yang harus dilakukan?

  1. Rileks dan Tidur

Ternyata, kurang istirahat bisa berdampak besar bagi kondisi tubuh Mums. Jika Mums kelelahan, stres akan semakin parah. Jadi, ciptakanlah ruangan yang tenang ketika sedang menyusui. Ini akan membantu Mums menyusui si Kecil dengan lebih nyaman dan rileks. Sambil menyusui, Mums bisa memutar lagu yang lembut, mengonsumsi camilan favorit, dan bonding bersama si Kecil. Untuk waktu tidur, usahakan Mums juga tidur ketika si Kecil tidur supaya tubuh lebih segar.

  1. Me Time

Sudah memiliki anak bukan berarti Mums tidak boleh melakukan me time. Justru, me time sangat penting agar Mums tetap bahagia dan bisa menjalankan tugas sebagai ibu dengan baik. Dedikasikan waktu Mums untuk merawat diri dan fokus kepada diri sendiri. Misalnya, Mums bisa ke salon untuk mendapatkan perawatan rambut dan kecantikan, pergi berbelanja sendirian, atau menonton drama Korea sambil ditemani segelas teh hangat dan camilan.

  1. Berolahraga

Melakukan aktivitas fisik dan berolahraga terbukti dapat meredakan stres. Sebelum dan setelah berolahraga, tubuh akan melepas endorfin. Hormon yang satu ini berperan untuk mengurangi stres dan membuat Mums lebih bahagia. Mood Mums pun akan membaik. Sebelum berolahraga, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter kapan Mums bisa memulai berolahraga.

  1. Minta Dukungan dari Dads dan Orang Terdekat

Mengasuh anak tidak hanya tugas Mums, melainkan juga tugas orang-orang di sekitar Mums. Jika Mums merasa kelelahan, ingin me time, atau sedang emosional, di sinilah mereka siap siaga untuk mendukung Mums.

Baca Juga :  Selain Diagnosanya Jarang Meleset, Ini Alasan Masyarakat Kalbar Memilih Berobat ke Rumah Sakit Normah di Malaysia

Dads pun bisa membantu Mums selama proses menyusui, lho. Sebagai contoh, di malam hari, Dads bisa mengganti popok si Kecil dan menyiapkan perlengkapan menyusui. Dads pun bisa menemani Mums menyusui sambil memijat pundak dan punggung Mums dengan lembut. Dads juga bisa membantu menyiapkan air putih dan camilan di dekat Mums.

Ketika Dads pulang kerja atau di akhir pekan, biarkan ia bonding dengan si Kecil sementara Mums beristirahat atau me time. Selalu diskusikan segala hal dengan Dads, termasuk keluh kesah dan kecemasan Mums, untuk meringankan beban dan stres yang dirasa.

  1. Mengonsumsi Makanan Bergizi

Mendapatkan asupan gizi yang cukup tentunya akan membuat Mums selalu sehat dan bahagia, serta memiliki ASI yang berkualitas. Yup, selama masa menyusui, si Kecil akan mendapatkan asupan makanan dari ASI Mums. Jadi apa yang Mums konsumsi akan sangat memengaruhi kualitas ASI. Mums juga bisa mengonsumsi laktogogue, yakni zat yang dipercaya dapat membantu merangsang, mempertahankan, sekaligus meningkatkan produksi ASI.

Herba ASIMOR merupakan suplemen lengkap dengan kombinasi galatanol dan striatin untuk ibu menyusui. Galatanol sendiri adalah kombinasi dari 2 herbal Indonesia, yaitu daun katuk (Sauropus androgynus) dan daun torbangun (Coleus amboinicusLour). Sedangkan striatin adalah fraksi dari ikan gabus (Channa striata).

Herba Asimor | GueSehat

Pastinya Mums sudah sangat mengenal daun katuk karena biasa digunakan untuk memperbanyak produksi ASI oleh masyarakat Indonesia. Namun, mungkin Mums sedikit asing dengan daun torbangun. Daun torbangun sebenarnya sejak dulu telah dikonsumsi para ibu melahirkan di daerah Toba, Sumatra Utara. Tumbuhan yang satu ini berkhasiat meningkatkan hormon-hormon menyusui, seperti prolactin dan oksitosin.

Ikan gabus ternyata juga dapat menambah nutrisi pada ASI sekaligus membuatnya kental, sehingga si Kecil akan lebih kenyang setelah menyusu. Tidak hanya itu, ikan air tawar yang banyak ditemukan di perairan Indonesia ini merupakan sumber protein dan mampu mempercepat penyembuhan luka pasca-melahirkan, baik normal maupun caesar.

Herba ASIMOR berbentuk kaplet selaput, yang bisa dikonsumsi 2 kali sehari. Setiap bahan bakunya telah melalui proses determinasi lembaga penelitian dan terakreditasi, sehingga terjamin keontetikannya. Bahan baku yang digunakan pun terjamin bebas logam berat dan zat kimia, sehingga aman tanpa efek samping. Berdasarkan riset, 8 dari 10 Mums merasakan peningkatan produksi ASI, bahkan sejak hari kedua pengonsumsian.

Nah Mums, itulah cara agar Mums tidak stres dan selalu bahagia, sehingga produksi ASI tetap lancar selama masa menyusui! Yang terakhir dan tidak kalah penting, ingatlah bahwa Mums tidak boleh merasa tertekan. Jangan membandingkan Mums dengan Mums lainnya karena setiap ibu memiliki ceritanya dan tantangannya sendiri. Selamat mengASIhi! (AS)

Referensi

WHO: Infant and young child feeding

Verywell Family: Coping With the Stress of Breastfeeding

Professional Momma: 7 Self Care Tips for the Breastfeeding Mother

Women’s Health: Your Guide to Breastfeeding

Verywell Family: Common Causes of a Decreasing Breast Milk Supply

Kompas.com: Ibu Bahagia, Kunci Kelancaran ASI

Comment