Categories: Nasional

Idham Azis Bakal Lengser, Demokrat Ingin Kapolri Seperti Ini

KalbarOnline.com – Masa jabatan Kapolri Idham Azis bakal segera berakhir. Jenderal yang lahir di Kendari, Sulawesi Tenggara pada 1963, bakal pensiun pada Februari 2021. Sejumlah nama-nama besar pun yang bakal mengganti posisinya pun sudah beredar.

Bahkan Indonesia Police Watch (IPW) menyebut Kapolri mendatang ak‎an dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari bintang dua. Sebab, penunjukan komandan tertinggi di polri itu.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi III DPR, Didik Mukrianto berharap, sosok Kapolri ke depan menjadi sangat strategis untuk memastikan Institusi Polri mewujudkan segenap harapan rakyat Indonesia.

“Karena tugas dan tanggung jawab kepolisian yang sangat berat dalam memelihara keamanan dan ketertiban, menyayomi dan melayani masyarakat, termasuk menegakkan hukum,” ujar Didik kepada KalbarOnline.com, Selasa (4/8).

Tantangan lain yang juga dihadapi kepolisian saat ini adalah masih kurang maksimalnya kepercayaan publik terhadap Institusi Polri. Selain Polri harus terus melakukan pengawasan kedalam yang cukup intens.

“Meningkatkan kinerja dan penguatan kelembagaan, serta profesionalisme para anggotanya dalam menjawab tantangan perubahan yang sedemikian cepat, Polri harus terus mereformasi diri menjadi lebih baik,” katanya.

Oleh sebab itu, Kapolri ke depan minimal mempunyai kriteria sebagai berikut. Pertama, Kapolri haruslah sosok yang memiliki integritas dan rekam jejak yang baik.

“Termasuk kapasitas, kapabilitas dan kompetensi yang baik, serta menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi sipil di negara hukum yang demokratis seperti Indonesia,” ungkapnya.

Kedua, lanjutnya, kapolri ke depan harus mempunyai komitmen yang utuh dalam melakukan reformasi secara berkelanjutan di Institusi Polri, termasuk melakuka penguatan kelembagaan dan kinerja, serta pelayanan kepada Masyarakat.

“Memastikan posisi Polri sebagai sahabat Masyarakat menjadi mutlak agar kepercayaan publik terhadap Polri bisa terbangun dengan baik,” tuturnya.

Ketiga, calon Kapolri ke depan harus mampu memperkuat kerja sama dan sinergi lintas sektoral antar lembaga, utamanya dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan Intelijen Negara (BIN) dalam konteks memitigasi dan merespons ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan  baik dari dalam maupun luar negeri.

‎Keempat, Kapolri yang baru mesti merepresentasikan sosok yang visioner, cakap dan kuat dalam mengemban tugas dan tanggung jawab kepolisian, baik memelihara keamanan, ketertiban, menjadi pengayom, pelayan masyarakat, dan utamanya menegakkan hukum.

“Memegang teguh keadilan dan penegakan hukum yang manusiawi, persuasif dan humanis harus menjadi komitmen Kapolri ke depan,” katanya.

Kelima, Kapolri ke depan harus  memiliki akseptabilitas yan kuat dari internal kepolisian. Itu penting supaya manajemen institusi bisa berjalan dengan baik. Kemudian, keenam, dalam konteks politik dan demokrasi, Kapolri ke depan harus mampu memposisikan Polisi sebagai Kepolisian Negara Republik Indonesia.

“Kapolri harus memastikan netralitas kelembagaannya dalam kompetisi-kompetisi politik dan menjaga prinsip-prinsip negara hukum yang demokratis,” pungkasnya.

Selain informasi dari IPW mengenai jenderal dua yang bakal ditunjuk ‎Presiden Jokowi. Ada juga delapan nama yang menjadi calon kuat menggantikan Idham Azis. Mereka adalah:

1. Kabaharkam Komjen Agus Andrianto yang dijagokan alumni Akpol 98 dan dekat dengan keluarga besan Presiden Jokowi.

2. Kabaintelkam Komjen Rycko yang dijagokan sebagian Akpol 88 karena Adimakayasa dan pernah menjadi ajudan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

3. Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar yang dijagokan sebagian Akpol 88 karena sangat populer saat menjadi Kepala Divisi Humas Polri dan dianggap sebagai kuda hitam.

4. Kabareskrim Komjen Listyo Sigit yang merupakan lulusan Akpol 1991 dijagokan karena sangat dekat dengan Jokowi dan kerap disebut sebagai geng Solo.

5. Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana, lulusan Akpol  lulusan Akpol 1988 dijagokan karena sangat dekat dengan Jokowi dan kerap disebut sebagai geng Solo.

6. Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Lufthi yang dijagokan karena sangat dekat dengan Jokowi dan kerap disebut sebagai geng Solo. Ahmad Luthfi adalah  lulusan Sepamilsuk Polri 1989.

7. Kapolda Jawa Timur Irjen Fadil Imran dijagokan Akpol 91 karena sangat dekat dengan Kapolri Idham Azis.

8. Komjen Gatot Eddy Pramono yang merupakan lulusan Akpol 1988 juga dijagokan karena jabatannya sebagai Wakapolri.

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Polres Kapuas Hulu Gelar Pelatihan Profesionalisme Fungsi Intelkam Bagi Personel

KalbarOnline, Putussibau - Kapolres Kapuas Hulu, AKBP Hendrawan membuka pelatihan profesionalisme personel Intelkam Polres Kapuas…

3 hours ago

Suami di Kubu Raya Pergoki Istrinya Diduga Selingkuh dengan Seorang Tokoh Agama

KalbarOnline.com – Beredar di media sosial sebuah video seorang suami di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten…

6 hours ago

HUT ke-41 BPKP, Romi Wijaya: Semakin Akseleratif dan Independen

KalbarOnline.com – Penjabat (Pj) Bupati Kayong Utara, Romi Wijaya menghadiri upacara peringatan Hari ulang tahun…

7 hours ago

Seorang Pemuda di Kubu Raya Nekat Curi Troli Basarnas untuk Modal Judi Slot

KalbarOnline – Seorang pemuda di Kubu Raya berinisial ED (29) diamankan polisi terkait kasus pencurian.…

7 hours ago

Bappeda Pontianak Ajak Stakeholders Identifikasi Potensi Risiko Pembangunan SPALD-T

KalbarOnline.com – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pontianak menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk…

8 hours ago

Ani Sofian Instruksikan Dishub Pontianak Tertibkan Truk Kontainer Tanpa Twist Lock

KalbarOnline.com – Insiden jatuhnya boks kontainer di jalan raya sudah beberapa kali terjadi di Pontianak.…

8 hours ago