Penanganan Covid-19 di Filipina Diragukan, Duterte: Bunuh Semua Pasien

KalbarOnline.com – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, tak bisa menutupi kemarahannya. Pada Senin (3/8), Duterte menyerang balik pada dokter di Filipina yang meragukan sistem kesehatan dalam kaitannya menangani wabah Covid-19. Duterte mencerca para dokter yang mengemukakan kekhawatiran tentang situasi sistem kesehatan Filipina dan menantang mereka yang berani untuk mendeklarasikan sebuah revolusi.

Saking marahnya, Duterte mempersilakan para dokter melakukan revolusi. Bahkan, Duterte mengusulkan semua pasien Covid-19 di Filipina dibunuh agar tak lagi menularkan virus Korona.

“Kalian (para dokter) benar-benar tidak mengenal saya. Kalian ingin revolusi? Kalau itu mau kalian. Silakan, coba saja. Kami akan menghancurkan segalanya. Kami akan membunuh semua orang yang terinfeksi Covid-19,” ungkap Duterte seperti dilansir Aljazeera.

“Itukah yang kalian inginkan? Kalau iya, kita bisa mengakhiri wabah dengan cara itu,” imbuhnya.

Baca Juga :  Gelar Pesta Halloween Saat Pandemi, Resto di Singapura Dikenai Sanksi

Tidak jelas kenapa Duterte langsung menyebut revolusi. Pasalnya, pernyataan dari para dokter tidak menyebutkan tentang upaya melawan pemerintah.

Terlepas dari itu, Duterte menyampaikan bahwa akan memberlakukan kembali kebijakan lockdown yang lebih ketat di Filipina selama dua minggu mulai Selasa (4/8). Itu setelah kasus penularan Covid-19 mengalami lonjakan. Hingga Senin (3/8), Filipina melaporkan 106.330 kasus positif Covid-19. Angka kematian mencapai 2.104 jiwa.

Duterte telah menyetujui Metro Manila dan provinsi terdekat seperti Laguna, Cavite, Rizal, dan Bulacan di bawah kebijakan “Karantina Masyarakat Modifikasi yang Ditingkatkan” (MECQ) sampai 18 Agustus. Beberapa bisnis dan angkutan umum di Filipina akan ditutup. Izin kerja dan karantina juga akan dilakukan karena pihak berwenang berupaya membatasi perpindahan.

Baca Juga :  Beri Instruksi Kepala Bea Cukai, Duterte: Tembak Penyelundup Narkoba!

Langkah Duterte dilakukan setelah 80 kelompok yang mewakili 80.000 dokter dan satu juta perawat menyerukan kontrol yang lebih ketat. “Saya telah mendengar Anda. Jangan kehilangan harapan. Kami sadar Anda lelah,” kata Duterte dalam pidatonya. Duterte juga menyetujui mempekerjakan 10.000 profesional tenaga medis untuk menangani pasien Covid-19.

Sebelumnya, pada pertengahan Maret 2020, Duterte telah memberlakukan salah satu penguncian terpanjang dan paling ketat di dunia di Manila dan provinsi lain untuk menghentikan penyebaran virus corona. Dia mulai mengurangi pembatasan pada Juni dalam upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi domestik. Namun, justru penularan makin meningkat.

Comment