Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Pilpres AS Tetap Digelar 3 November 2020

KalbarOnline.com – Amerika Serikat masih terus berjuang mencegah bertambahnya kasus Covid-19. Namun, pertambahan kasus masih terbilang tinggi. Per Senin (3/8). AS mencatat total kasus 4.813.647 berdasar Worldometers. Dari jumlah itu, 158.365 jiwa meninggal dunia dan yang sembuh 2.380.217 orang.

Di tengah risiko penularan, AS memastikan tetap menggelar Pilpres 2020 sesuai jadwal. Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows memastikan Pilpres Amerika Serikat tetap berlangsung pada 3 November 2020.

Pengumuman itu sekaligus menolak usulan kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump, yang menginginkan pilpres tahun ini ditunda. Presiden Donald Trump khawatir sistem pungutan suara lewat surat tidak berjalan transparan saat dia mengusulkan penundaan pilpres pada tahun ini.

“Kita akan menggelar pemilihan presiden pada 3 November, dan presiden akan menang,” ungkap Meadows saat diwawancarai CBS dalam program Face the Nation seperti dilansir Reuters.

Sementara itu, penasihat tim kampanye Trump, Jason Miller, mengumumkan juga informasi yang sama pada acara Fox News Sunday. Dia mengatakan pemilihan presiden akan berlangsung pada 3 November dan dia juga menyebut Trump menginginkan pesta demokrasi itu tetap berlangsung pada 3 November 2020.

Baca Juga :  Anak Buah Donald Trump Sebut Tiongkok Berambisi Jadi Penguasa Dunia

Seperti diketahui, pada Kamis kemarin Trump mengusulkan pilpres pada tahun ini ditunda. Usulan itu langsung ditolak oleh pendukungnya, Partai Republik, di Kongres, dan kelompok oposisi Partai Demokrat. Di AS, hanya Kongres yang dapat mengubah tanggal pilpres.

Sejumlah pihak dari oposisi dan pendukung Trump menyebut usulan penundaan merupakan upaya mengalihkan perhatian publik dari berita krisis ekonomi. Beberapa ahli hukum memperingatkan upaya Trump menunda pilpres dapat mengikis kepercayaan pendukungnya terhadap proses pemilihan.

Trump yang didukung Partai Republik, berulang kali berusaha mempengaruhi kepercayaan publik terhadap sistem pungutan suara via surat. Meskipun Trump tidak dapat menunjukkan bukti, dia berulang kali mengklaim sistem itu dapat berujung pada kecurangan masal.

Meadows kembali menyampaikan kekhawatiran Trump. Dia memperingatkan pungutan suara via surat harus ditangani dengan tepat. Namun, dia tidak menyebut contoh kecurangan pada masa lalu. Saat ditanya apakah usulan Trump itu sikap yang kurang bertanggung jawab, Meadows membalik pertanyaan tersebut.

“Itu merupakan kewajiban presiden untuk berkata demikian apalagi jika kita akan mencoba pungutan suara via surat universal 100 persen, akankah mendapatkan hasilnya pada 3 November? Saya memperkirakan kita kemungkinan tidak akan mendapatkan hasilnya pada 1 Januari,” kata Meadows.

Baca Juga :  Indonesia Harapkan Kepemimpinan AS dalam Upaya Mitigasi Pandemi Covid

Politisi Partai Republik yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Arkansas, Asa Hutchinson, saat diwawancarai CNN, mengatakan pilpres harus diselenggarakan tepat waktu. Menurut dia, pemerintah negara bagian berkepentingan memastikan surat suara tersalurkan dengan baik.

“Langkah presiden menyuarakan kekhawatirannya di depan publik tidak membantu apa-apa,” kata Hutchinson.

Tingkat partisipasi pemilih pada pilpres tahun ini diperkirakan naik karena adanya krisis Covid-19. Hal tersebut karena surat suara dikirim ke rumah warga. Petugas pemungutan suara di masing-masing negara bagian saat ini bekerja untuk memastikan puluhan juta surat suara dapat terkirim ke rumah pemilih tepat waktu dan dikembalikan saat proses penghitungan suara dimulai.

Miller mengkritisi upaya kebijakan pemerintah negara bagian di Nevada yang ingin memperpanjang masa pemungutan suara via surat selama pandemi. Pemerintah negara bagian lainnya berencana menghitung suara tertanggal 3 November yang tiba setelah Hari Pemilihan Umum.

Comment