Mohammad Ahsan Ungkap Turnamen Paling Mengesankan Sepanjang Kariernya

KalbarOnline.com-Mohammad Ahsan adalah salah seorang pemain ganda putra terbaik dalam sejarah bulu tangkis Indonesia. Bersama Hendra Setiawan, dia nyaris meraih segalanya.

Puncak prestasi Ahsan/Hendra terjadi ketika mereka menjadi juara dunia tiga kali pada 2013, 2015, dan 2019. Ahsan/Hendra pernah menjadi ganda putra nomor satu dunia. Dan pada usia yang sudah sangat senior untuk ukuran pemain bulu tangkis, Ahsan (32 tahun) dan Hendra (35 tahun) masih menjadi ganda putra elite dengan berada di ranking dua dunia.

Sepanjang kariernya, Ahsan/Hendra meraih 13 gelar pada ajang BWF World Tour (serta BWF Superseries). Namun dari semua gelarnya itu, Ahsan paling bangga dan terkesan dengan keberhasilannya menjadi juara All England 2019.

Itu adalah gelar All England kedua dalam karier mereka setelah yang pertama pada 2014. Hal yang luar biasa, Ahsan/Hendra menjadi kampiun turnamen tertua di dunia itu pada usia yang tak lagi muda.

“Kita kan seperti sudah selesai, dianggap sudah nggak bisa bersaing. Kita merasa sudah cukup senior. Kita turun dari bawah, bangkit lagi, dan juara lagi di turnamen besar,” ucap Ahsan memberikan alasan.

Baca Juga :  Melalui Laga Dramatis, Sang Juara Bertahan Pulang Kampung Lebih Dini

“Itu (sebuah) titik balik dan membekas,” imbuhnya dalam siaran live Instagram di akun resmi PP PBSI.

Saat tumbang pada fase grup Olimpiade Rio 2016, Ahsan/Hendra memang dianggap sudah habis. Mereka berpisah. Namun, Ahsan dan Hendra kembali menjadi pasangan pada 2018.

Tidak dinyana, Ahsan/Hendra mengalami kebangkitan kedua. Setelah menjadi juara All England, mereka sukses menjadi juara dunia dan merebut trofi turnamen puncak akhir tahun alias BWF World Tour Finals 2020.

Pada All England 2019, Ahsan/Hendra hanya menjadi unggulan keenam. Di semifinal, mereka mengalahkan unggulan ketiga asal Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dalam dua game langsung dengan skor 21-19, 21-16. Hal yang hebat, pada laga itu Hendra sempat mengalami cedera.

Di final, dalam kondisi tidak 100 persen, Ahsan/Hendra membungkam pasangan Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik dalam rubber game 11-21, 21-14, 21-12.

Baca Juga :  Sang Juara Dunia Berkomitmen untuk Ikut pada Ajang Piala Uber 2020

“Persaingan sekarang berat. Di All England menjadi berkesan karena ketika kita (Ahsan dan Hendra) berpasangan lagi, kita belum dapat titel yang besar. Yang terpenting berusaha dan berdoa. Sisanya pasrah,” kata Ahsan lantas tersenyum.

Tidak ada turnamen sejak Maret membuat Ahsan merasa sangat rindu dengan bulu tangkis. Apalagi, sebelumnya, nyaris setiap pekan dia selalu menjalani pertandingan di luar negeri.

“Seperti ada yang hilang, ya memang kangen bertanding lagi,” katanya.

Ahsan sendiri belum pernah meraih medali di Olimpiade. Berbeda dengan Hendra yang sudah meraih emas Olimpiade Beijing 2008 bersama Markis Kido. Pandemi Covid-19 membuat Olimpiade Tokyo 2020 ditunda setahun menjadi 2021. Dalam beberapa kesempatan, baik Ahsan dan Hendra bertekad untuk meraih medali di Olimpiade Tokyo.

“Dalam umur segini yang penting tidak cedera. Karena nambah-nambah lagi (latihan) sudah nggak ada yang bisa ditingkatkan. Yang lain adalah jaga fokus dan jaga motivasi,” ucap Ahsan.

Comment