Yuk, Berhemat dengan Mulai Terapkan Gaya Hidup Minimalis!

Saya suka untuk melihat hal-hal yang baru. Memperlajari hal-hal baru dari luar sana memberikan pandangan yang berbeda untuk dinikmati, mulai dari tren terbaru, berbagai jenis makanan, sampai dengan gaya hidup. Kemudahan akses internet semakin membuka informasi kepada dunia luar. Tentu saja, akses ini harus digunakan dengan baik supaya bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hidup.

Salah satu jenis gaya hidup yang akhir-akhir ini menarik bagi saya adalah gaya hidup minimalis. Mungkin teman-teman lebih sering mendengar minimalis sebagai suatu perumpamaan dalam desain dan arsitektural. Namun minimalis yang ada di sini memiliki arti lebih dari itu.

Minimalis bukan hanya berarti ruangan berwarna putih dengan desain minimalis yang modern. Minimalis di sini membicarakan tentang kebiasaan-kebiasaan untuk berkativitas dengan ‘minimalis’, tanpa mengurangi kualitas yang ada. Gaya hidup minimalis ini ternyata cukup digemari lho di kalangan teman-teman yang tinggal di luar negeri.

Banyak yang mengatakan gaya hidup minimalis memberikan kesenangan dan kenyamanan tersendiri dalam menjalankan hidupnya. Teman-teman diajarkan untuk berfokus dengan apa yang kita punya dan membuang yang tidak perlu. Tidak perlu banyak, namun berkecukupan. A rich life with less stuffs-Ted talk. Gaya hidup ini dikatakan bisa meningkatkan kualitas hidup dan berperan penting dalam menyehatkan kesehatan mental kita.

Baca Juga :  Diet Tersehat untuk Generasi Milenial Menurut Pakarnya!

Baca juga: Cara Memulai Gaya Hidup Zero Waste

Cara Menerapkan Gaya Hidup Minimalis

Apa saja yang menjadi poin gaya hidup minimalis? Berikut ini cara mudah jika Kamu ingin memulai gaya hidup minimalis:

1. Bersyukur dengan apa yang dimiliki

Langkah pertama adalah bersyukur. Hal ini mungkin terdengar simple, namun ternyata tidak semua orang menganggap ini mudah ketika menjalankannya. Berapa banyak dari kita yang masih mengeluh ketika melihat apa yang dimiliki orang lain di dalam media sosial mereka?

Bersyukur dengan hal-hal kecil memberikan rasa penuh dengan apa yang kita miliki. Fokuslah dengan hal-hal kecil yang membuat kamu senang dan bersemangat. Sebagai contoh, kopi di pagi hari yang memberikan lonjakan kafein di tubuhmu.

Kesenangan terhadap hal-hal kecil ini juga dapat membantu kamu dalam kesehatan mental lho. Lebih sedikit beban yang dipikirkan dapat menurunkan risiko asam lambung dan nyeri kepala.

Baca juga: Ide Berbagi Selama di Rumah Saja, Tak Harus dalam Bentuk Materi

2. Memilah isi rumah

Memilah isi rumah merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam gaya hidup minimalis. Apa yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan menjadi fokus dalam memilah isi rumah ini. Memulai untuk memilah isi rumah dapat menjadi hal yang sangat menyulitkan, namun ketika Kamu sudah bisa merasa puas untuk ‘membuang’ apa yang tidak kamu perlukan, Kamu akan merasa senang.

Baca Juga :  Waspadai Kecemasan Sosial di Masa Pandemi COVID-19

Proses memilah ini juga bersifat adiktif lho! Jangan lupa untuk mengumpulkan berbagai barang yang masih layak pakai, sehingga bisa disumbangkan untuk teman-teman yang membutuhkan. Ketika rumah lebih plong, debu lebih sedikit, sistem pernapasan kamu juga menjadi lebih sehat lho!

3. Apa kamu benar-benar membutuhkannya?

Berbagai jenis produk di pusat perbelanjaan, apalagi ditambah dengan diskon yang menarik dapat menjadi alasan membeli barang. Sebelum kamu membeli barang, sebaiknya kamu berpikir apakah kamu benar-benar membutuhkannya.

Kebiasaan membeli barang yang spontan dapat menyulitkan teman-teman untuk memulai gaya hidup minimalis. Jika kamu sudah sering dalam melakukan pemilahan barang-barang di rumah kamu, membeli barang yang baru akan membuat kamu berpikir dua kali ketika kamu tidak benar-benar membutuhkannya.

4. Kualitas, bukan kuantitas

Kuantitas berbicara mengenai jumlah yang ada, sedangkan kualitas berbicara mengenai mutu suatu barang. Membeli barang yang berkualitas baik dapat menjadi investasi uang (dan waktu) dibandingkan dengan membeli barang yang kurang baik. Lagi-lagi, kamu tidak akan perlu untuk memiliki banyak barang di rumahmu.

Baca juga: Survei Global: Konsumen Belum Maksimal Daur Ulang Kemasan

Comment