5 Bahaya Kelelahan saat Hamil, Bisa Pingsan Hingga Kematian Janin

Beruntunglah jika Mums dikaruniai kehamilan minim masalah dan berkebalikan dari kondisi hamil pada umumnya. Tak ada keluhan muntah, masih bisa beraktivitas dengan baik, selera makan tetap baik, dan lain sebagainya. Namun ingat, Mums dalam kondisi hamil dan sedang membawa janin yang terus bertumbuh setiap harinya hingga ia siap dilahirkan. Jadi, waspadalah pada bahaya kelelahan saat hamil yang bisa berdampak serius untuk Mums dan janin.

Bumil Memang Perlu Bergerak, Tapi…

Sebelum membahas panjang tentang bahaya kelelahan saat hamil, ada satu hal yang perlu diluruskan di sini. Penting diingat, bahwa aktivitas fisik yang wajar tidak akan menyebabkan keguguran. Keguguran terjadi karena berbagai faktor dan tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi.

Penyebab keguguran pada umumnya dibagi berdasarkan fase kehamilannya. Di 3 bulan pertama kehamilan, keguguran disebabkan oleh kelainan kromosom janin. Sementara jika keguguran terjadi di trimester kedua, umumnya disebabkan oleh kondisi kesehatan Mums yang menyertai kehamilan, seperti diabetes yang tidak terkontrol, tekanan darah tinggi, ataupun autoimun. Dan setelah lebih dari 20 minggu kehamilan, kematian janin bisa terjadi akibat adanya cacat lahir bawaan, kelainan genetik, abrupsi plasenta dan gangguan plasenta lainnya, disfungsi plasenta yang menyebabkan pembatasan pertumbuhan janin, komplikasi tali pusat, serta robekan rahim (ruptur uterus).

Kembali ke pembahasan tentang aktivitas saat hamil, aktivitas sehari-hari dalam normal dan berolahraga sesuai anjuran dokter, justru akan mendukung kesehatan kehamilan Mums. Berbeda ketika Mums memaksakan diri untuk beraktivitas berat, hal tersebut akan meningkatkan kemungkinan keguguran, kelahiran prematur, atau cedera selama kehamilan.

Seperti apa aktivitas berat yang dimaksud? Berikut beberapa di antaranya:

  • Membungkuk lebih dari 20 kali per hari

Terlalu sering melakukan ini, apalagi jika sudah memasuki trimester tiga dengan ukuran perut yang besar, Mums berisiko lebih besar untuk jatuh, merasa pusing, dada terasa panas (heartburn), serta sakit punggung.

  • Mengangkat barang-barang berat dari lantai atau melewati tulang kering, lebih dari satu kali setiap 5 menit

Ibu hamil berisiko lebih tinggi mengalami cedera saat mengangkat karena perbedaan postur, keseimbangan, dan ketidakmampuan untuk memegang benda terlalu dekat dengan tubuh karena ukuran perut yang membesar.

  • Berdiri lebih dari satu jam

Mums disarankan untuk duduk selama 15 hingga 20 menit setelah berdiri selama satu jam dan hindari duduk bersila atau menyilangkan kaki.

  • Berjalan kaki, baik untuk berolahraga maupun berjalan kasual

Sebaiknya batasi jalan kaki Mums sekitar 45-60 menit selama trimester satu dan dua, serta maksimal 30 menit selama trimester ketiga.

Yang perlu diketahui, ligamen yang menyokong sendi akan mengendur saat hamil, sehingga meningkatkan risiko cedera. Selain itu, pusat keseimbangan Mums berubah seiring dengan perubahan bentuk tubuh, sehingga membebankan tekanan berlebih pada panggul dan punggung bawah, yang menyebabkan Mums mudah limbung dan jatuh. Inilah mengapa, penting untuk tidak memaksakan diri.

Baca Juga :  Tim Gabungan Pemkot Turun Gerebek, Win One Mendadak "Antos"

Kewaspadaan pada diri sendiri juga perlu Mums tingkatkan, agar bisa segera mengenali tanda bahwa Mums mulai kelelahan. Beberapa tanda yang bisa dirasakan atau perhatikan seperti:

  • Jantung berdegup kencang

Jantung memang bekerja lebih keras saat hamil. Namun jika merasa jantung berdebar setelah Mums berolahraga atau beraktivitas fisik banyak, segera istirahat, minum air putih, dan atur napas.

  • Merasa kepanasan

Ibu hamil memang mudah gerah. Namun, jika Mums berada dalam tahap sangat kepanasan hingga merasa tak sanggup lagi untuk menahan, segera hentikan apa pun kegiatan yang sedang Mums lakukan, lepas pakaian jika mengenakan outerwear atau jaket, dan pindah ke ruangan dengan suhu udara yang sejuk.

  • Merasa lelah/lemah.
  • Merasa pusing/sakit kepala.
  • Nyeri dada.
  • Merasa mual.

Mual biasanya terjadi setelah Mums mengabaikan tanda-tanda peringatan lain seperti merasa sangat panas, serta mengalami sesak napas dan sakit kepala.

  • Merasa sesak napas

Kehabisan napas adalah indikator yang jelas bahwa Mums terlalu memaksakan diri. Indikator ini pula yang perlu Mums terapkan ketika berolahraga. Jika Mums tersengal-sengal untuk bicara saat berolahraga, segera berhenti lalu ambil napas panjang dan dalam.

Baca juga: Tak Hanya Perut, Stretch Marks Muncul di 6 Bagian Tubuh saat Hamil

Risiko Serius jika Bumil Kelelahan

Wajar saja jika setiap saat merasa khawatir dengan kehamilan Mums, terutama jika ini adalah pengalaman pertama atau kehamilan yang sudah lama dinantikan. Namun, memang perlu kewaspadaan yang lebih agar aktivitas yang Mums lakukan tetap aman untuk Mums dan janin.

Pasalnya, kelelahan pada ibu hamil bukanlah sesuatu yang sepele. Dari berbagai sumber, beberapa risiko serius jika ibu hamil kelelahan adalah:

  • Pingsan

Pingsan terjadi ketika otak tidak mendapat pasokan oksigen, yang mana artinya janin di dalam rahim juga kekurangan elemen penting ini. Hal ini menandakan pula bahwa Mums mungkin saja mengalami dehidrasi, defisiensi zat besi (anemia), atau sesuatu yang lebih serius seperti gangguan jantung. Hindari beraktivitas di luar ruangan saat cuaca sedang panas atau mengharuskan Mums berada di ruang panas dan pengap seperti sauna. Juga, hindari berolahraga yang menguras keringat berlebihan, seperti Bikram yoga dan hot pilates.

  • Kontraksi

Kelelahan menjadi salah satu faktor mengapa perut Mums terasa kencang dan kram seperti ketika akan menstruasi. Jangan sepelekan gejala ini dan segeralah istirahatkan tubuh Mums. Segera periksakan diri ke dokter jika kontraksi sering Mums rasakan sebelum usia kehamilan menginjak 37 minggu dan terasa menyakitkan.

Baca Juga :  Mums, Waspadai Kekurangan Gizi Selama Kehamilan!

Baca juga: Benarkah Makanan Ini Bisa Menyebabkan Kontraksi?

  • Meningkatkan risiko persalinan prematur

Berdiri terlalu lama meningkatkan risiko peningkatan tekanan darah yang turut meningkatkan risiko persalinan prematur.

  • Perdarahan

Perdarahan vagina selama kehamilan adalah sinyal yang tak bisa dianggap sepele. Di awal kehamilan, hal ini bisa menandakan keguguran. Pada trimester kedua dan ketiga, perdarahan vagina umumnya berhubungan dengan persalinan prematur dan komplikasi dengan plasenta, seperti plasenta previa atau solusio plasenta. Semuanya membutuhkan perhatian medis segera.

  • Pertumbuhan janin terhambat

Berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan secara online dalam Occupational and Environmental Medicine, menyatakan bahwa ibu yang berdiri untuk waktu yang lama, entah untuk berjalan, mengangkat, ataupun membungkuk, dapat menghambat pertumbuhan janin yang sedang berkembang. Penelitian lain juga mengindikasikan bahwa ibu hamil dengan jam kerja yang panjang dapat meningkatkan risiko cacat lahir, kelahiran prematur, kelahiran mati, dan berat lahir rendah.

Hasil penelitian tersebut didapat dengan menilai tingkat pertumbuhan janin dari 4.680 ibu sejak awal kehamilan dan seterusnya antara tahun 2002 dan 2006. Dari situ terlihat bahwa pekerjaan yang menuntut fisik dan jam kerja yang panjang, tidak secara konsisten berkaitan dengan berat lahir bayi atau kelahiran prematur. Beda ceritanya bagi wanita yang menghabiskan banyak waktu untuk berjalan/berdiri/mengangkat, cenderung melahirkan memiliki bayi dengan ukuran kepala lebih kecil 3% dari rata-rata saat lahir, yang menyiratkan tingkat pertumbuhan yang lebih lambat.

  • Gerakan janin berkurang

Janin cenderung diam ketika Mums aktif bergerak, dan akan aktif bergerak ketika Mums diam atau bersantai. Walau begitu, ikuti insting Mums ketika merasa gerakan janin berkurang setelah Mums melakukan banyak aktivitas fisik.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung gerakan janin. Duduk atau berbaring santai, lalu rasakan dan hitung gerakan janin selama dua jam. Jika dalam waktu satu jam kurang dari 5 gerakan, tak usah menunda dan segeralah ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi janin.

Dalam beberapa kasus, penurunan gerakan janin merupakan tanda peringatan dini dari suatu kondisi yang dapat menyebabkan kelahiran mati. Itulah mengapa, langkah terbaik ketika hal ini terjadi adalah dengan bergerak cepat ke dokter.

Baca juga: Persalinan Normal pada Ibu Hamil Bermata Minus, Menyebabkan Kebutaan?

Sumber:

CDC. Physical Demands During Pregnant.

Science Daily. Effects of Long Working Hours.

Made for Mums. Signs You’re Overdoing It.

Medicine Net. Braxton Hicks Contractions.

Comment