Status COVID-19 Makin Gawat, Sebaiknya Tunda Dulu ke Dokter Kandungan

Pandemik virus corona belum usai, malah sedang memasuki masa puncaknya. Menurut perkembangan terakhir per hari ini, Kamis (26/3/2020), jumlah warga yang positif terinfeksi berjumlah 790 orang, dengan jumlah kasus baru per hari mencapai 105.

Artinya, bukanlah keputusan yang bijak untuk nekat keluar rumah jika keperluannya tidak mendesak. Bahkan, menurut saran Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Mums lebih baik menunda dulu kontrol ke dokter kandungan dengan kondisi sebagai berikut.

Pentingnya Kontrol Rutin ke Dokter Kandungan

Antenatal care atau pemeriksaan pranatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dokter spesialis kandungan atau bidan untuk mengoptimalkan kesehatan fisik dan mental ibu hamil.

Menurut studi, calon ibu yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan 3 kali lebih berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), serta meningkatkan angka kematian ibu saat persalinan. Tak hanya itu, pemeriksaan kehamilan menjadi sangat penting karena beberapa alasan, yaitu:

1. Mengurangi risiko komplikasi kehamilan

Beberapa faktor dapat membuat kehamilan berisiko tinggi, termasuk kondisi kesehatan Mums, usia Mums, gaya hidup, dan masalah kesehatan yang terjadi sebelum atau selama kehamilan.

Hal ini mencakup tekanan darah tinggi, diabetes, PCOS, penyakit tiroid, hingga obesitas. Jika dikontrol, kondisi ini paling tidak mencegah terjadinya komplikasi serius dan efeknya pada janin.

2. Untuk mendapatkan informasi nutrisi yang akurat

Kebutuhan nutrisi Mums sudah pasti akan banyak berubah ketika hamil. Pasalnya, tubuh sedang berkonsentrasi penuh untuk menunjang pertumbuhan janin di dalam rahim dan akan riskan jika sampai kekurangan zat gizi penting.

Di sinilah peran dokter atau bidan untuk memberi informasi spesifik tentang asupan makanan yang direkomendasikan selama kehamilan, termasuk apa yang sebaiknya Mums hindari berdasarkan kondisi kesehatan Mums.

Di sesi kontrol dokter atau bidan, Mums juga bisa mendapatkan informasi tepercaya seputar mitos kehamilan yang bisa memengaruhi kesehatan kehamilan, misalnya kepercayaan untuk mendobel porsi makan karena harus makan untuk dua orang. Padahal, seorang ibu hamil dengan bayi tunggal hanya membutuhkan sekitar 350 kalori ekstra per hari. Semua informasinya akan diberikan setiap sesi kontrol ke dokter atau bidan.

Baca Juga :  Bahaya Narkoba bagi Janin Tidak Main-Main!

Tak lupa, dokter kandungan akan meresepkan obat serta pemberian suplemen tambahan untuk menunjang kehamilan, demi mencegah masalah kesehatan yang berisiko serius, seperti anemia akibat kekurangan asam folat dan zat besi.

3. Memantau perkembangan bayi

Pertumbuhan bayi adalah indikator utama seberapa baik kondisinya di dalam rahim. Selama janji temu, dokter akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk melihat bagaimana pertumbuhan bayi, memverifikasi jenis kelamin, dan lain-lain.

Baca juga: Sedang Hamil, Haruskah Khawatir dengan Coronavirus?

4. Menjadwalkan tes kesehatan yang sesuai

Tergantung pada usia Mums, riwayat kesehatan, dan riwayat keluarga, dokter kandungan biasanya akan merekomendasikan tes kesehatan tertentu. Sebagai contoh, pemeriksaan TORCH untuk mendeteksi penyakit atau infeksi pada ibu hamil demi mencegah komplikasi pada bayi.

Atau, amniosentesis yang dianjurkan dilakukan selama trimester kedua untuk memeriksa kelainan genetik, seperti Down Syndrome, untuk memeriksa kesehatan bayi jika memiliki kepekaan Rh (jika misalkan si Kecil nantinya memiliki golongan darah yang berbeda dari Mums), atau untuk memverifikasi kematangan paru-paru bayi.

5. Merencanakan proses persalinan

Pada kondisi tertentu, rencana persalinan yang Mums dan suami sudah susun bisa saja tak sejalan dengan pemeriksaan dokter. Di sesi temu dokter inilah Mums bisa mengetahui dan mempelajari tentang risiko dan manfaat dari setiap pilihan persalinan yang ada.

Baca juga: Ingin Bersihkan Rumah, Ini Daftar Produk untuk Disinfeksi Coronavirus!

Penting, Tetapi Bisa Ditunda untuk Sementara Waktu

Mengetahui betapa pentingnya pemeriksaan pranatal, memang sudah semestinya dilakukan secara rutin. Idealnya, Mums memeriksakan diri ke dokter kandungan paling tidak sebulan sekali di usia kehamilan 4-28 minggu, setiap dua minggu sekali saat kehamilan berusia 28-36, dan setiap minggu di akhir trimester ketiga. Walau begitu, bukan berarti Mums menghiraukan kondisi saat ini, ya.

Baca Juga :  Bumil, Sebaiknya Jangan Lakukan Perawatan Kecantikan Ini Dulu, Ya!

Seperti yang kita ketahui bersama, COVID-19 resmi menjadi pandemi global karena penyebaran penyakitnya sangat cepat hingga menyentuh 472,811 kasus per hari ini dan jumlah kematian 21.308.

Sementara, data terbaru penanganan COVID-19 di Indonesia mencatat 893 orang terinfeksi. Sebanyak 78 di antaranya meninggal, sementara yang sembuh baru 31 orang. Secara persentase, sekitar 7% pasien coronavirus di Indonesia meninggal, sehingga menempatkan kasus kematian akibat COVID-19 di Indonesia menjadi paling tinggi di Asia Tenggara. Indonesia hanya kalah dari Italia.

Itulah kenapa, imbauan untuk diam di rumah, mengurangi kegiatan di luar rumah, dan menghindari tempat ramai, acara perkumpulan, atau pertemuan tatap muka ditetapkan sebagai salah satu langkah terbaik. Pasalnya, penyebaran virus bisa dihentikan dan meminimalkan risiko penularan. Bahkan, imbauan untuk tetap di rumah juga berlaku untuk kunjungan ke dokter yang sebenarnya dinilai penting.

Untuk ibu hamil, POGI pun “merestui” pilihan Mums untuk menunda sementara jadwal kontrol ke dokter bila tidak terjadi kondisi gawat darurat kebidanan, yang terdiri dari:

  • Muntah hebat.
  • Perdarahan.
  • Kontraksi atau nyeri perut hebat.
  • Pecah ketuban.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Nyeri kepala hebat.
  • Tidak merasakan gerakan janin.
  • Kejang.

Sementara itu, langkah pencegahan lain yang bisa Mums lakukan agar tidak terinfeksi tidak jauh berbeda dengan kondisi umum lainnya, yaitu:

  • Sering mencuci tangan, jari, dan pergelangan tangan menggunakan sabun selama 20 detik. Atau, membersihkan tangan dengan hand sanitizer berbasis ethanol (alkohol) minimal 70% jika tidak memungkinkan untuk cuci tangan.
  • Tidak menyentuh area wajah jika belum mencuci tangan.
  • Rutin membersihkan permukaan benda-benda yang sering disentuh (gagang pintu, ponsel, meja, dan lain-lain) secara rutin dengan cairan desinfektan. (AS)
Baca juga: Tips Mencuci Pakaian untuk Mencegah Coronavirus

Sumber

Medical News Today. How to Stay Safe from COVID-19.

Web MD. Prenatal Visits.

Comment