Rahmat Gobel Imbau Pemerintah Segera Ajukan Perubahan APBN 2020

KalbarOnline.com – Wakil Ketua DPR sekaligus Anggota Komisi XI Rachmat Gobel mengatakan, untuk memperkuat efektivitas dan fleksibilitas penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2020 oleh Pemerintah dalam menghadapi penanganan pandemi virus Corona (Covid-19) dan dampak ekonominya, ia meminta agar Pemerintah segera mengajukan revisi atau perubahan APBN 2020.

“Sejumlah target atau asumsi penyusunan APBN 2020 besar kemungkinan tidak tercapai, apalagi pemerintah memerlukan biaya yang besar untuk penanganan wabah Covid-19. Oleh karena itu, perubahan atau revisi terhadap APBN 2020 harus dilakukan, dan ini harus dilakukan sesegera mungkin. DPR tentu akan memberikan dukungan penuh kepada pemerintah,” kata Gobel, Kamis (26/3/2020).

Baca Juga :  Andi Arief Sebut Moeldoko Ingin Ambil Alih Kepemimpinan AHY di Demokrat

APBN 2020 yang disahkan pada September 2019 antara lain menargetkan pendapatan negara mencapai Rp 2.233,2 triliun dan belanja negara mencapai Rp 2.528,8 triliun. Dengan demikian defisit direncanakan sebesar Rp 307,2 triliun. Anggaran ini disusun berdasarkan asumsi antara lain pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,3 persen, inflasi 3,1 persen, dan nilai tukar rupiah Rp 14.000 per dollar AS.

“Melihat perkembangan situasi saat ini dan perkiraan ke depan, rasanya sulit asumsi atau target APBN 2020 bisa tercapai. Untuk itu harus segera dilakukan revisi,” ujar politisi Partai NasDem ini. Menurut Gobel, revisi APBN 2020 tentu tidak hanya soal penerimaan dan belanja negara, yang lebih penting itu adalah revisi terhadap alokasi anggaran ke setiap sektor ataupun kementerian dan lembaga.

Baca Juga :  Pilkada Kabupaten Bandung, Dadang-Sahrul Unggul Sementara Hitung Cepat

“Prioritas anggaran saat ini dan ke depan akan sangat berbeda dengan sebelumnya. Prioritas APBN 2020 ke depan untuk membiayai penanganan penyebaran Covid-19 pada masyarakat dan dampaknya ekonominya, terutama terhadap masyrakat lapisan bawah agar kehidupan mereka tidak kian terjepit,” saran Gobel.

Comment