5 Cara Mengurangi Rasa Cemas Terkait Wabah Corona

Pandemi coronavirus disease 19 atau yang lazim disingkat COVID-19 masih membayangi seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Hingga tulisan ini ditulis, laman resmi informasi COVID-19 milik pemerintah Indonesia mendata ada 500 lebih kasus positif COVID-19 di Indonesia.

Situasi ini bukanlah situasi yang mudah untuk dihadapi, terutama secara mental. Terlebih cara pencegahan utama untuk penyebaran virus ini adalah melalui social distancing. Work from home atau bekerja dari rumah, sekolah dan kuliah jarak jauh, larangan berkumpul dan melakukan kegiatan masal, semuanya menjadi sebuah perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan.

Dalam situasi seperti ini, sangatlah wajar apabila timbul kepanikan atau kecemasan dalam masyarakat. Ditambah lagi dengan pemberitaan yang sangat intens mengenai COVID-19 ini, membuat ansietas atau kecemasan menjadi sesuatu yang lumrah terjadi.

Baca juga: Perbedaan Karantina, Karantina Diri Sendiri, dan Isolasi, Selama Pandemi

Cara Mengurangi Rasa Cemas Terkait Wabah Corona

Apakah Kamu termasuk yang mengalami ansietas sehubungan dengan COVID-19 ini? Ansietas atau gangguan kecemasan sendiri didefinisikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai kondisi emosional yang tidak menyenangkan, ditandai dengan perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan, dan kekhawatiran.

Ansietas dapat menyebabkan gangguan fisik seperti meningkatnya denyut jantung, rasa tidak enak di bagian perut, rasa lelah, dan perasaan tidak menyenangkan. Ansietas juga dapat membuat kesulitan tidur, kesulitan berkonsentrasi, rasa frustasi, hingga kehilangan kebahagiaan pada hal-hal yang biasanya disukai.

Jika Kamu mengalami hal-hal tersebut berkaitan dengan masalah COVID-19 ini, maka Kamu tidak sendiri. Ada banyak orang di berbagai belahan dunia ini yang mengalami hal yang sama, hingga badan kesehatan dunia atau WHO mengeluarkan panduan kesehatan mental dan psikososial dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Saya sendiri adalah salah satu yang mengalami ansietas di tengah pandemi ini. Ansietas ini terutama muncul karena saya adalah pekerja rumah sakit, yang tentu memiliki resiko cukup besar untuk terkena paparan. Ansietas itu makin menjadi kala saya memikirkan anak, suami, dan orang tua saya. Rasa panik melanda kala memikirkan orang-orang yang saya sayangi di tengah pandemi ini.

Namun saya berusaha untuk mengurangi ansietas tersebut. Hal ini saya lakukan agar saya bisa tetap produktif dan menjalani kehidupan senormal mungkin. Ini dia beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi ansietas yang timbul karena COVID-19.

Baca Juga :  Mengintip Ancaman di Balik Kehadiran Bank Digital yang Kerap Menawarkan Kemudahan

1. Memahami dan menerima perasaan cemas dan takut

Yang pertama dan terutama dalam menghadapi ansietas terkait COVID-19 adalah belajar menerima perasaan itu sendiri. Ketika kita mengenali perasaan takut itu, kita dapat melakukan breakdown. Apa yang membuat kita takut? Hal-hal apa saja yang bisa kita lakukan untuk mengatasi ketakutan tersebut? Dari sekian banyak ketidakpastian, hal-hal apa saja yang masih dapat kita kontrol untuk melindungi diri kita dari infeksi ini?

Saya melakukan hal ini, dan ternyata cukup bermanfaat untuk mengurangi ansietas saya. Saya menjadi lebih dapat mengatur ‘strategi’ saya. Misalnya, saat saya menyadari bahwa ansietas saya berkaitan dengan ketakutan saya membawa virus ini kepada keluarga di rumah. Maka langkah yang dapat saya tempuh adalah mandi dahulu sebelum pulang dari tempat kerja saya di rumah sakit, mencuci baju yang saya pakai bekerja terpisah dengan baju anggota keluarga lainnya, dan lain-lain.

Agar membantu kita memahami dan menerima perasaan ansietas ini, berbicara dengan orang terdekat mengenai ansietas ini dapat menjadi salah satu cara. Menuliskan perasaan di jurnal pribadi juga dapat menjadi cara yang baik untuk memetakan perasaan dan pikiran yang berkecamuk.

Baca juga: Sedang Hamil, Haruskah Khawatir dengan Coronavirus?

2. Batasi penggunaan sosial media yang mengarah COVID-19

Mari kita mengakui bahwa hampir semua sosial media saat ini membahas COVID-19. Instagram, Twitter, Facebook, WhatsApp, hari-hari kita dihiasi informasi tak henti mengenai COVID-19 ini.

Saya sangat menyadari, ansietas saya sangat intens jika non-stop membaca postingan sosial media terkait COVID-19 ini. Sehingga saya sangat membatasi penggunaannya. Dalam sehari, Kamu bisa menentukan jam-jam tertentu saja untuk memantau berita terkini mengenai COVID-19 ini.

Saya terutama memutuskan untuk tidak membuka lagi sosial media sekitar 40 menit hingga 1 jam sebelum tidur, untuk ‘membebaskan’ otak saya dari berita-berita terkait COVID-19. Hal ini saya rasa cukup manjur untuk membuat tidur malam saya menjadi lebih berkualitas, dari yang tadinya gelisah sepanjang malam dan bahkan sering bermimpi buruk.

3. Hanya baca informasi dari sumber resmi dan terpercaya

Terlalu banyak informasi berseliweran pasti membuat kita semakin bingung dan dapat meningkatkan kadar ansietas. Oleh karena itu, pilihlah sumber-sumber tertentu saja yang dapat dipercaya. Misalnya, laman web resmi pemerintah pusat maupun daerah tempat tinggalmu.

Baca Juga :  Segar dan Manis! Ini 8 Manfaat Buah Jeruk Untuk Ibu Hamil

Pun dengan media sosial, pilihlah berita yang dihadirkan oleh akun-akun kredibel saja. Laman resmi COVID-19 dari pemerintah Indonesia juga memiliki layanan hoaks buster lho yang bisa Kamu manfaatkan untuk melakukan filter tentang berita-berita yang berseliweran.

4. Social distancing bukan berarti social disconnection

Meskipun kita semua sedang mengalami masa social distancing, bukan berarti hal ini membatasi komunikasi kita dengan teman, kolega, dan keluarga. Meskipun mungkin tidak dapat bertemu secara langsung, kita dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mengatasi hal ini. Misalnya dengan melakukan video call atau menulis pesan setiap hari kepada orang tua atau teman.

Tetap aktif berkomunikasi dapat menurunkan ansietas kita terutama jika hal tersebut berkaitan dengan menjalani kegiatan diam di rumah seorang diri, ataupun ansietas akan efek COVID-19 untuk orang-orang yang kita sayangi.

Baca juga: Apa itu Social Distancing untuk Meredam Penularan Coronavirus?

5. Terus menerus dan tidak lelah melakukan tindakan pencegahan

Ansietas tidak boleh membuat kita lengah akan tindakan-tindakan yang disarankan untuk mengurangi transmisi virus ini. Mencuci tangan dengan benar menggunakan air dan sabun ataupun dengan hand sanitizer, melakukan etika bersin dan batuk, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

Ketika kita menyadari bahwa kita sudah melakukan semua tindakan pencegahan yang dapat dilakukan, hal tersebut dapat mengurangi ansietas. Minimal kita dapat menenangkan diri kita bahwa semua tindakan pencegahan sudah kita jalani dengan baik.

Gengs, itu dia beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa cemas terkait wabah corona virus atau pandemi COVID-19 yang saat ini sedang menyerang dunia dan tak terkecuali Indonesia. Perasaan ini amatlah wajar dalam situasi seperti saat ini.

Tugas kita adalah mengolah ansietas yang datang agar tidak semakin berlarut, dan membuat kita tetap menjalani kehidupan dengan kewaspadaan. Saya sudah mencoba hal-hal di atas, dan meskipun ansietas itu masih ada, namun hal-hal di atas sangat membantu dalam menurunkan level ansietas yang dialami. Tetap waspada dan semoga Geng Sehat selalu diberi kesehatan dan perlindungan!

Baca juga: Agar Tetap Sehat, Jangan Lupa Olahraga Selama Social Distancing

Referensi:

Mental Health and Psychosocial Considerations During COVID-19 Outbreak. WHO (2020)

Coronavirus (COVID-19): managing stress and anxiety. The University of Melbourne (2020)

Comment