Categories: Kabar

Beribadah Perlu Ilmu, Pelajaran dari Mursyid Thoriqoh Qodiriyah Wa Naqhsabandiyah Cibinong Bogor

Oleh: Abdul Hakim

Disaat senggang saya relatif sering menyaksikan channel TV kabel seperti Euronews, France24, CNN,  BBC World dan tentu juga Al-Jazeerah. Melalui channel tersebut saya memantau perkembangan kasus wabah Covid 19 di berbagai wilayah belahan dunia, termasuk mencermati bagaimana otoritas yang berwenang mengambil sikap,  meresponse dan menyusun strategi mengatasi pandemik yang dianggap bencana di negara masing-masing.

Sementara aktivitas harian seperti biasa, di luar aktivitas mencari nafkah, menghadiri pengajian yang dilaksanakan di jaringan Thoriqoh Qodiriyah Wa Naqshabandiyah yang tersebar di hampir 30 titik, dalam bentuk kegiatan Manaqiban yaitu membaca dan mendengarkan biografi Syaikh  Abdul Qodir al-Jailani dalam langgam estetik tertentu sambil berdzikir,  pengajian rutinan mingguan malam Selasa di Pesantren Salafiyyah Roudhoh al-Hikam Cibinong, dan sejumlah acara haul yang digelar besar-besaran di jaringan  majelis dzikir dan pesantren.

Kegiatan ini melibatkan jamaah dalam jumlah besar,  dari berbagai daerah terutama Jawa Barat dan Banten,  kemeriahan ini bahkan juga terkadang diakhiri dengan pesta kembang api yg lumayan bisa menjadi hiburan pelepas penat setelah duduk hampir tiga jam konstan di majelis zikir.

Diam-diam hati saya tersambung terus dengan informasi penyebaran wabah covid 19,  sejenis kekhawatiran biasa karena menyaksikan langsung begitu besar skala jamaah pengajian dan kemungkinan antisipasi preventif menghadapi  bahaya yang mungkin saja bisa menjangkiti santri, para kyai,  dan wali santri,  serta jamaah pengajian yang jumlahnya ribuan tersebar di mana saja.

Saya mencoba untuk melakukan penjajakan opini setelah seorang sahabat mengajak urun rembug untuk membatalkan kegiatan pengajian yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2020  di kediaman orangtuanya di wilayah Ciputat Tangerang Selatan.

Tampaknya, sahabat saya ini khawatir akan penyebaran virus Corona dengan pertimbangan orangtua nya dalam proses berobat jalan,  seseorang yang harus dilindungi dari semua kemungkinan terserang virus,  dan itu akan berakibat fatal. Kegiatan pengajian ini akhirnya dibatalkan meskipun undangan sudah disebarkan ke hampir tiga puluh kyai, dua ratusan jamaah serta santri.

Dalam obrolan informal dengan sejumlah kyai muda yang mengelola majelis zikir dan pesantren, saya menangkap kesan adanya kekhawatiran yang kurang lebih sama tapi persoalannya dalam dunia tarekat itu otoritas tertinggi tentu ada di tangan Mursyid, seorang yang diyakini dapat menjadi pembimbing rohani.

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Wujudkan Kedaulatan Pangan, Pemkab Kubu Raya Percepat Gerakan Tanam Padi

KalbarOnline, Kubu Raya – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya menggelar kegiatan Gerakan Tanam Padi (Gertam) 2024…

9 hours ago

Wabup Ketapang Hadiri Anniversary dan Halal Bihalal Generasi Rock Ketapang

KalbarOnline, Ketapang - Wakil Bupati Ketapang, Farhan menghadiri Anniversary 3 tahun sekaligus halal bihalal Generasi…

11 hours ago

Wakili Bupati, Asisten Setda Ketapang Tutup Gebyar Talenta Pendidikan 2024

KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Asisten Sekda bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Ketapang,…

11 hours ago

Asisten I Setda Ketapang Jadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Pendidikan

KalbarOnline, Ketapang - Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemkab Ketapang, Heryandi menjadi inspektur upacara…

11 hours ago

Mantan Sekda Kalbar M Zeet Assovie Tutup Usia, Pj Gubernur Harisson Sampaikan Duka Mendalam

KalbarOnline, Pontianak - Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) periode 2010 - 2018,…

12 hours ago

Konsul Malaysia Kagumi Tradisi Halal Bihalal di Indonesia

KalbarOnline, Pontianak - Tradisi halal bihalal yang menjadi agenda rutin tahunan setiap bulan Syawal dalam…

12 hours ago