Apakah Termometer Tembak Akurat dan Bisa Diandalkan Tangkal Covid-19?

Di tengah pandemi global Covid-19, banyak perlengkapan medis yang menjadi sangat popular! Selain masker bedah dan hand sanitizer, satu lagi alat yang banyak dicari adalah termometer.

Salah satu gejala infeksi Covid-19 adalah demam. Termometer adalah alat untuk mengukur suhu tubuh dengan cepat dan akurat. Salah satu jenis termometer yang saat ini sangat masif digunakan adalah termometer tembak. Apakah termometer tembak akurat mendeteksi suhu tubuh?

Baca juga: Awas, Coronavirus Bisa Menular Lewat Mata

Apakah Termometer Tembak Akurat?

Saat wabah Covid-19 pecah di Wuhan, negara lain ikut bersiap. Menghadang jangan sampai ada orang yang terinfeksi masuk ke wilayahnya. Maka, dilakukanlah pemeriksaan suhu tubuh di pintu-pintu masuk resmi suatu negara.

Misalnya, jika Kamu akan memasuki negara lain, atau kembali ke Tanah Air menggunakan pesawat terbang, maka Kamu harus lolos pemeriksaan suhu ini. Petugas di terminal akan melakukan pemeriksaan suhu tubuh dengan termometer tembak.

Alatnya mirip “pistol” yang cara penggunaannya cukup diarahkan ke dahi, dengan jarak sekitar 10-20 cm. Termometer ini kemudian akan memberikan informasi suhu tubuh orang yang diperiksa dengan cepat.

Jika suhu tubuh Kamu di atas normal (lebih dari 37 derajat celcius), Kamu harus diperiksa lebih lanjut di bandara sebelum memasuki suatu negara, atau terbang menuju negara lain.

Pemeriksaan suhu dengan termometer tembak ini adalah langkah awal mendeteksi orang yang dicurigai positif coronavirus. Tetapi apakah termometer tembak ini akurat? Karena pada akhirnya tidak hanya bandara yang menggunakannya. Di Cina, termometer tembak digunakan di pintu tol, kompleks apartemen, hotel, toko kelontong, stasiun kereta api dan perkantoran.

Baca Juga :  Sebuah Catatan Perjalanan

Baca juga: Wabah Virus Corona, Makan Apa ya untuk Menambah Daya Tahan Tubuh!

Cara Kerja dan Akurasi Termometer Tembak

Perangkat ini dilengkapi dengan sensor inframerah yang dapat dengan cepat mengukur suhu permukaan tanpa membuat kontak dengan kulit seseorang. Dalam beberapa tahun terakhir, alat ini telah menjadi alat penting bagi negara-negara yang berjuang menghentikan penularan wabah virus. Tidak hanya saat wabah Covid-19 saja, tetapi juga pernah digunakan secara luas saat penyebaran SARS dan Ebola.

Namun, menurut pejabat medis dan para ahli perangkat inframerah, termometer tembak tidak terlalu efektif jika digunakan sebagai mekanisme pertahanan tunggal terhadap wabah. Seperti halnya masker bedah, jika tanda disertai langkah pengendalian lain, maka wabah tetap dengan mudah menyebar ke orang banyak.

Inilah alasan mengapa termometer tembak kurang efektif dan tidak akurat:

1. Terlalu jauh atau terlalu dekat dengan dahi

Termometer tembak bekerja dengan mengukur panas yang berasal dari permukaan tubuh seseorang. Namun, sering kali petugas tidak memegangnya cukup dekat dengan dahi, sehingga menghasilkan bacaan suhu yang lebih rendah dari suhu yang sebenarnya. Atau sebaliknya terlalu dekat dengan dahi sehingga suhu yang terbaca lebih tinggi.

Baca Juga :  Nissan dan Datsun Raih Penghargaan Bergengsi di Ajang IIMS 2019

2. Lingkungan ikut memengaruhi hasil

Pengukuran suhu dengan termometer tembak tidak selalu dilakukan di suhu ruangan. Di luar bandara, pemeriksaan kadang di pinggir jalan, atau di ruangan ber-AC yang sangat dingin. Tentu saja akan memengaruhi hasilnya.

3. Orang yang diperiksa baru minum obat penurun demam

Karena hanya mengukur suhu secara cepat, dan tidak dilakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan, maka hasilnya juga tidak akan akurat. Misalnya, orang yang diperiksa baru saja minum obat pereda demam, sehingga suhunya normal saat dilakukan pemeriksaan.

4. Suhu tubuh tinggi tidak selalu sakit

Hanya karena alat inframerah ini menemukan seseorang memiliki suhu tinggi tidak berarti orang tersebut sakit, apalagi membawa virus. Mereka bisa saja habis berolahraga atau tengah mengonsumsi obat-obatan tertentu.

5. Covid-19 membutuhkan masa inkubasi 14 hari

Meskipun termometer tembak ini akurat membaca suhu seseorang, tetap tidak bisa dijadikan patokan apakah orang tersebut membawa coronavirus. Menurut The New England Journal of Medicine, orang yang terinfeksi membutuhkan beberapa hari sampai menunjukkan gejala demam. Jadi saat pemeriksaan bisa jadi mereka belum menunjukkan gejala sehingga lolos dari pantauan.

Baca juga: Berapa Biaya Tes Coronavirus dan di Mana Bisa Dilakukan?

Referensi

Nytimes.com. Coronavirus temperature sensor guns.

Quora.com. How accurate are infrared thermometers? How are they used?

Comment