Wabah Penyakit Dunia yang Berselang Setiap Abad, Cocokologi yang Kebetulan?

 KalbarOnline.com – Virus Corona (Covid-19) yang saat ini mewabah di seluruh dunia. Tercatat hingga Selasa (17/3/2020), angka orang yang terinfeksi Covid-19 mencapai 185.386 pasien di 162 negara, dan 7.332 orang dinyatakan meninggal.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah mengumumkan pandemi virus corona, menyusul penyebaran SARS-CoV-2 yang semakin meluas di sejumlah negara di dunia.

Menilik kebelakang, ternyata dalam sejarahnya, entah kebetulan atau tidak, kejadian wabah atau pandemi luar biasa besar yang melanda dunia terjadi setiap abad.

Seabad Lalu (1920)

Sebada lalu, wabah yang menewaskan ribuan orang pernah terjadi. Wabah pes atau yang dalam penamaan orang Jawa pedesaan disebut pageblug jrong pernah terjadi di kisaran tahun 1920-an atau seabad lalu. Saat itu penyakit pes yang disebarkan oleh tikus mewabah di Jawa, termasuk kawasan Solo dan sekitarnya.

Dalam catatan sejarah, dr Cipto Mangunkusumo dengan gagah berani terjun sendirian menangani wabah pes di Malang, Jatim. Berhasil menangani wabah tersebut di Malang, Cipto ingin melakukan hal serupa di Solo yang juga terkena jrong di waktu yang lebih belakangan. Namun keinginan tersebut Cipto dihadang oleh Belanda.

Baca Juga :  Ingat! Mulai Besok Ganjil Genap Diterapkan di 25 Ruas Jalanan Jakarta, Ini Daftarnya

Jauh sebelum pes menyerang Jawa, penyakit ini jadi ancaman di Eropa. Orang-orang menyebutnya dengan The Black Death. Nama yang merupakan terjemahan dari bahasa Latin atra mortem ini muncul dari gejala yang dialami penderita. Kulit mereka menghitam, biasanya di bagian jari tangan, jari kaki, atau ujung hidung. Kehitaman itu muncul akibat adanya jaringan yang mati.

Dilansir dari laman Historia.id, ketika mewabah pada abad ke-14, Black Death membunuh 50 juta orang. Dengan kata lain, mengurangi 60 persen populasi Eropa.

Pes disebabkan oleh bakteri yersinia pestis yang terdapat dalam kutu tikus, khususnya tikus hitam yang suka tinggal di dekat manusia. Sebagian kalangan berpendapat bahwa pes di Eropa terbawa masuk lewat perdagangan di jalur sutra. Pendapat ini dibantah sejarawan Norwegia Ole Jorgen Benedictow dalam bukunya The Black Death, 1346-1353. Menurutnya, pes tidak masuk lewat Tiongkok namun muncul dari dekat Laut Kaspia, selatan Rusia (kini masuk wilayah Ukraina), pada musim semi 1346.

Baca Juga :  Muslim Prancis Marah, Sedih dan Mengutuk Pelaku Penyerangan di Nice

Masih di sekitar tahun 1920-an, atau lebih tepatnya tahun 1918, Flu Spanyol mengguncang dunia. Tidak ada negara yang luput dari serangannya. Pandemi influenza itu membunuh jutaan orang. Flu Spanyol telah menewaskan lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia, termasuk 670 ribu orang di Amerika Serikat.

Dahsyatnya serangan wabah ini membuat virologis Amerika Serikat Jeffery Taubenberger menyebut Flu Spanyol sebagai “The Mother of All Pandemics.”

Beberapa kasus yang pertama kali terdeteksi adalah tentara di Camp Funston di Fort Riley, Kansas. Pada Oktober 1918, flu itu sudah membunuh sekitar 195 ribu orang Amerika. Bahkan pandemi ini menurunkan harapan hidup rata-rata di AS lebih dari 12 tahun.

Lihat abad sebelumnya…

Comment