Refluks Asam Lambung, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Asam lambung merupakan salah satu keluhan umum yang pernah dirasakan sebagian besar orang. Namun tidak sedikit juga yang tidak pernah merasakannya, sehingga cukup panik ketika asam lambung menyerang. Belum lagi, asam lambung memiliki berbagai gejala dari gejala yang spesifik sampai gejala yang tidak spesifik, sehingga kadang memiliki gejala yang mirip dengan keadaan penyakit lain.

Saya sendiri memiliki riwayat asam lambung yang beberapa kali meninggi saat ada faktor pencetus. Pencetus yang paling sering saya alami adalah kurang teraturnya jam makan dan faktor psikologis, misalnya dari pekerjaan. Beberapa kali hal yang saya alami adalah nyeri perut ulu hati karena asam lambung, namun salah satu gejala yang paling mengganggu adalah ketika merasakan adanya rasa terbakar pada dada yang tidak spesifik.

Gejala yang disebut dengan burning chest memang sungguh membuat tidak nyaman dan cukup membuat saya panik ketika pertama kali mengalaminya. Belum lama ini teman saya mengalaminya dan mengatakan seperti sakit jantung.

Sensasi burning chest discomfort merupakan salah satu gejala refluks asam lambung yang cukup umum. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan asam lambung yang sampai ke kerongkongan atau esofagus. Selain rasa terbakar di dada, seringkali refluks ini menyebabkan nyeri dada yang tidak spesifik, rasa asam di mulut, dan kesulitan untuk menelan makanan.

Seringkali gejala dirasakan lebih parah pada malam hari, terutama saat setalah makan dan sebelum tidur. Beberapa orang mungkin mengenal refluks asam lambung ini dengan sebutan GERD, yaitu Gastro Esophageal Reflux Disease.

Baca juga: Gejala Mirip, GERD Bukan Penyebab Serangan Jantung

Apa Penyebab GERD?

Refluks asam lambung ini bisa disebabkan oleh adanya asam lambung, yang normalnya berada di lambung, naik sampai ke kerongkongan atau esofagus. Pada keadaan normal, pada saat kita menelan makanan, di ujung bawah kerongkongan kita memiliki katup yang bisa terbuka dan menutup saat makanan lewat. Ketika makanan lewat dan memasuki lambung, katup akan kembali menutup.

Baca Juga :  Manfaat Jalan Kaki untuk Diabetes, Efektif Turunkan Gula Darah!

Namun pada berbagai keadaan, seperti pada saat kehamilan, kebiasaa merokok, konsumsi makanan dalam jumlah besar, makan makanan yang terlalu malam sehingga rentang waktu dengan jam tidur terlalu dekat, jenis makanan yang mencetuskan asam lambung seperti kopi, penggunaan obat tertentu misalnya anti nyeri, sampai adanya berat badan yang berlebih.

Berbagai faktor ini dapat ‘melemahkan’ katup di lambung tersebut sehingga asam dapat naik dan menimbulkan berbagai gejala GERD tersebut.

GERD dapat didiagnosis dengan gejala klinis yang ada. Pemeriksaan khusus biasanya mencakup pemeriksaan untuk pencernaan, terutama untuk esofagus dan lambung. Pemeriksaan endoskopi, yaitu dengan memasukkan selang kamera ke dalam esofagus sampai ke lambung, sering digunakan untuk melihat apakah terdapat keadaan di lambung yang dapat mencetuskan asam lambung tersebut.

Baca Juga :  Gangguan Asam Lambung Heartburn Saat Hamil, Salah Makan atau Hormonal?

Pemeriksaan lain seperti pemeriksaan pH asam basa esofagus dan pergerakan esofagus bisa membantu menegakkan diagnosis GERD. Tidak ada pemeriksaan darah yang dianjurkan untuk diagnosis GERD ini.

Baca juga: Hati-hati, Keluhan di Lambung Tidak Selalu Sakit Maag

Hubungan GERD dan Sakit Jantung

GERD dengan gejala yang tidak spesifik seringkali disalahartikan sebagai gejala dari jantung. Rasa tidak enak di dada mirip dengan gejala serangan jantung yang tidak spesifik.

Jika nyeri dada menetap setelah pemberian obat lambung, atau pasien yang dengan berbagai faktor risiko sakit jantung lainnya (misalnya obesitas, diabetes, hipertensi), sebaiknya dilakukan pemeriksaan EKG(rekam jantung) untuk menyingkirkan adanya penyebab nyeri dada dari jantung.

GERD bisa ditangani dengan memodifikasi gaya hidup. Selama saya mengalami GERD, saya menghindari konsumsi kopi selama 2 minggu, dan itu cukup membantu meringan gejala saya. Mengatur waktu makan agar tidak makan terlalu cepat, dan memberikan jarak antara makan dengan jam tidur juga bisa membanu menurunkan gejala GERD.

Pada orang dengan berat badan yang lebih dan merokok, dapat disarankan untuk menurunkan berat badan dan menghentikan kebiasaan merokok. Selain itu, penderita GERD bisa mengkonsumsi obat-obatan yang menurunkan asam lambung, dengan jenis obat sesuai anjuran dokter, sesuai gejala yang dialaminya.

Baca juga: Asam Lambung Naik, Menyebabkan Kelelahan!

Comment