Dianggap Telat Sadar Corona, Italia Siapkan Cara Ekstrim Hadapi Dampak Corona

KalbarOnline.com – Italia jadi negara dengan kasus virus corona (COVID-19) tertinggi kedua di dunia setelah Cina. Pada hari Senin (9/3/2020), Italia melaporkan peningkatan sekitar 25% kasus virus corona dari sebelumnya 5.883 menjadi 7.375 dan total korban meninggal 366 orang.

Pemerintah Italia semakin meningkatkan tindakan untuk mengimbangi dampak ekonomi dari wabah virus corona. Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menyatakan pemerintah akan menggunakan fleksibiltas aturan anggaran Eropa, Senin (9/3).

“Kami tidak akan berhenti di sini. Kami akan menggunakan terapi kejut besar-besaran. Untuk keluar dari keadaan darurat ini kami akan menggunakan semua sumber daya manusia dan ekonomi,” kata Conte kepada harian la Repubblica dalam sebuah wawancara.

Conte mengatakan, pemerintah dan koalisi sedang mempelajari berbagai inisiatif, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Dia merencanakan akan bertemu dengan perwakilan oposisi untuk mempertimbangkan langkah-langkah ekonomi yang bisa dilakukan pada hari ini, Selasa (10/3/2020).

Sebelumnya, melihat situasi jumlah kasus yang terus meningkat, otoritas setempat mengambil langkah drastis yaitu mengisolasi 16 juta orang di 14 provinsi. Langkah ini mendapat sorotan terutama dari negara-negara sekitar Italia.

Baca Juga :  Puan Maharani Berharap Sumatera Barat Jadi Provinsi Pendukung Negara Pancasila

“Italia mengambil langkah drastis karena virusnya sudah menyebar luas,” kata ahli penyakit infeksi Bharat Pankhania dari University of Exeter Medical School, Inggris, seperti dikutip dari The New York Times, Senin (9/3/2020).

Menteri Ekonomi Italia Roberto Gualtieri menjanjikan 7,5 miliar euro dalam langkah-langkah untuk membantu ekonomi menahan dampak epidemi pada pekan lalu. Keputusan itu meningkatkan sasaran defisit anggaran tahun ini menjadi 2,5 persen dari pemasukan nasional 2,2 persen saat ini.

Komisi Eropa mengatakan kepada Italia rencana pengeluaran ekstra dalam menanggapi virus corona tidak akan dihitung dalam mempertimbangkan kepatuhannya terhadap aturan anggaran Uni Eropa (UE). Aturan UE memungkinkan penyimpangan sementara dari tujuan defisit jika terjadi peristiwa luar biasa, termasuk resesi ekonomi yang parah dan bencana alam besar.

Mengapa kasus virus corona di Italia bisa bertambah dengan pesat?

Studi yang dilakukan Rumah Sakit (RS) Sacco di Milan meneliti tiga sekuen genetik berbeda yang ditemukan di wilayah Lombardy. Hasilnya ditemukan jejak-jejak genetik yang mengonfirmasi virus corona sudah beredar di Italia bahkan sebelum kasus pasien pertama muncul pada 20 Februari 2020.

Baca Juga :  Konsolidasi Program Tahun 2021, Sylviana Murni Kunker ke Kepulauan Seribu

“Ada kemungkinan ketika COVID-19 tiba di negeri ini, ia masih dalam masa inkubasi dan infeksi berkembang pada orang dengan gejala ringan atau malah tanpa gejala sekali,” kata Kepala Departemen Penyakit Infeksi RS Sacco, Massimo Galli.

Dikutip dari Al Jazeera, pada Desember tahun lalu beberapa rumah sakit di wilayah Utara Italia sebetulnya melaporkan sejumlah kasus pneumonia. Beberapa pasien bisa jadi membawa virus corona, namun dokter menanganinya seperti penyakit musim dingin biasa.

Pada akhirnya menurut Walter Ricciardi, anggota eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekaligus penasihat Kementerian Kesehatan Italia, fasilitas kesehatan turut berkontribusi terhadap penyebaran virus corona. Para tenaga kesehatan bolak-balik ke daerah yang terdampak tanpa menyadari ancaman virus.

“Rumah sakit menjadi pengganda kasus,” pungkas Walter. [rif]

Comment