Bahasa Cinta Tidak Dikomunikasikan, Pernikahan Rawan Perselingkuhan

Perselingkuhan dalam pernikahan, kadang disebabkan masalah sepele, yakni komunikasi yang tidak “nyambung.” Komunikasi tidak selalu dalam bahasa verbal. Dalam mengungkapkan cinta dan kasih sayang, dikenal lima bahasa cinta.

Gary Chapman mengenalkan bahasa cinta pertama kali melalui buku The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Commitment to Your Mate yang terbit pada 1992. Lima bahasa cinta tersebut adalah afirmasi, hadiah, pelayanan, waktu yang berkualitas, dan sentuhan fisik.

Tidak saling memahami bahasa cinta pasangan inilah salah satu pemicu perselingkuhan. Tandanya? Ketika istri mulai mengeluh, “Rasanya sudah kasih segalanya untuk suami, tetapi semua yang kulakukan selalu kurang untuknya.”

Terkadang, suami heran dengan tuntutan istri, “Aku kurang memberikan apalagi, sih? Semua kebutuhan kok, rasanya pernah cukup untukmu!”

Konflik semacam itu apakah memang banyak ditemukan dalam hubungan suami istri? Teman Bumil, aplikasi untuk ibu milenial, melakukan studi kuantitatif pada lebih dari 1.400 responden wanita menikah berusia 20-40 tahun untuk menggali lebih dalam masalah bahasa cinta ini.

Hasil yang didapat cukup mengejutkan, yaitu perbedaan bahasa cinta yang tidak dikomunikasikan dengan baik pada pasangan, sangat mungkin menimbulkan masalah atau kesalahpahaman dalam rumah tangga. Bahkan, bisa pula membuka celah untuk perselingkuhan!

Baca juga: Posisi Terbaik untuk Cuddling atau Berpelukan dengan Pasangan

Kenali Bahasa Cinta Pasanganmu!

Bahasa cinta adalah karakter yang terbentuk sejak kecil. Ada orang yang senang dipuja dengan kata-kata, atau ada yang meyakini bahwa bentuk cinta adalah dengan pemberian hadiah. Tidak ada satu orang pun yang hanya memiliki satu bahasa cinta, tetapi umumnya hanya satu yang dominan.

Baca Juga :  Lebih Hemat 80 Persen Pakai Kendaraan Listrik, Masyarakat Pun Bisa Nikmati Beragam Kemudahan

Indra Noveldy, seorang relationship coach dan konselor pernikahan menjelaskan, suami atau istri harus mengenali bahasa cinta pasangannya masing-masing, dan penuhilah. “Karena yang penting itu bukan bagaimana Anda merasa sayang kepada orang, tetapi apakah suami/istri Anda merasa disayang.”

Konsep memberikan bahasa cinta sesuai keinginan pasangan juga diperkuat dari hasil survei. Sekitar 98,9% responden menyatakan keinginannya agar para suami lebih memahami bahasa cinta mereka.

Menikah sekian tahun dan selalu menunjukkan rasa cinta dengan mengatakan ‘I love you’ setiap hari, belum tentu membuat pasangan Anda suka. Bisa jadi ia menginginkan lebih banyak waktu dengan Anda.

Selain 5 bahasa cinta yang dipatenkan oleh Gary Chapman, Indra juga menemukan bahwa ada bahasa cinta lain yang dibutuhkan oleh seorang suami atau istri, yaitu kejelasan.

“Contoh, ketika suami sudah sampai di kantor, istri merasa disayang ketika suaminya memberikan kabar. Seringkali ini diartikan suami sebagai bentuk posesif atau tidak percaya dengan pasangan,” jelas Indra.

Asumsi adalah salah satu mesin ‘pembunuh’ paling besar dalam sebuah hubungan. Padahal, apa salahnya menyenangkan pasangan dengan melakukan bahasa cinta ini? Hanya perlu beberapa detik kok, untuk mengirimkan kabar.

Baca juga: Foreplay, 7 Bagian Tubuh Ini Tidak Boleh Diabaikan

Komunikasi, Pernikahan, dan Perselingkuhan

Isu komunikasi adalah masalah yang paling banyak dihadapi pasangan menikah. Hal itu diakui pula oleh 67,6% responden yang mengikuti survei Teman Bumil. Terhambatnya komunikasi ini, akibat saling tidak memahami bahasa cinta pasangannya.

Baca Juga :  Selain Coronavirus, Kenali Jenis-jenis Pneumonia Berdasarkan Penyebabnya!

Perihal ini, Indra mencoba menjelaskan bagaimana kaitannya antara bahasa cinta yang tidak tersampaikan, dengan kemungkinan terjadinya perselingkuhan.

“Bahasa cinta adalah sebuah kebutuhan, layaknya makan dan istirahat. Jika kebutuhan ini tidak didapatkan di rumah dari suami/istrinya, seseorang akan keluar rumah dengan perut lapar. Alhasil, ia akan mencari ‘makanan’ lain di luar rumah dari orang lain yang bukan pasangan resminya,” ujarnya.

Hal senada juga terlihat dari 72,8% pengakuan para responden survei. Mereka yakin bahwa dengan memahami bahasa cinta pasangan mereka, bisa mencegah terjadinya masalah rumah tangga, termasuk perselingkuhan.

Indra mencatat, pihak ketiga bukan penyebab hancurnya rumah tangga yang utama. Pihak ketiga bisa hadir karena sudah ada masalah di dalam rumah tangga yang tidak diselesaikan, sehingga menciptakan celah untuk bisa dimasuki pihak ketiga.

Jadi, apa yang harus dilakukan agar pernikahan terjauh dari perselingkuhan? Indra membocorkan rahasianya.

“Rumus bahagia dalam pernikahan ada 3. Yang pertama memberi, kedua memberi, yang ketiga memberi. Mengapa memberi? Karena ketika pernikahan dilandasi dengan niat memberi, maka kedua pihak akan saling berusaha membahagiakan tanpa harus menuntut,” katanya.

Baca juga: Agar Cinta Bertahan Selamanya, Pastikan 6 Hal Ini Selalu Ada!

Referensi:

Wawancara eksklusif dengan Indra Noveldy.

Survei kuantitatif pada 1.474 responden.

Comment